Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Namira pun langsung mengajak Sean pulang ketika prosesi pemakaman Loly sudah selesai bahkan semua orang saru persatu sudah mulai meninggalkan makam Loly, tapi tidak dengan anak ini, hatinya begitu terpukul ketika melihat tubuh ibunya sekarang sudah terpendam di dalam tanah.
"Tante, apa sekarang ibu bisa melihat Sean?" tanya bocah kecil itu.
"Bisa Sayang, hanya saja ibumu dan kita sudah berbeda alam," sahut Namira.
"Tante kalau boleh, lebih baik Sean ikut saja sama ibu, Sean tidak tega melihat ibu tidur sendiri di dalam tanah, Sean kasihan sama ibu, sejak dulu ibu selalu bekerja untuk Sean bahkan sampai rela nitipin Sean kepada tetangga kost, itu semua ibu lakukan untuk membeli makan dan mainan Sean, jadi biarkan saja Sean ikut ibu tidur di dalam tanah juga," pinta anak itu sambil menahan tangisnya.
"Sayang, kau tidak boleh berbicara seperti itu, kalau Sean ingin ikut bersama ibu, terus Tante Namira dan calon adek Sean hidup sama siapa? Sekarang ini yang Tante punya hanya Sean setelah ibumu pergi, jadi Tante mohon ya Nak, jangan berbicara seperti itu lagi, Tante minta tolong temani proses Tante, Tante berjanji akan selalu ada untuk Sean," ucap Namira sambil meyakinkan anak itu.
"Tapi kan Tante bukan Ibu kandung Sean," sahut anak itu.
"Shuuut ... Kau jangan berbicara seperti itu Sayang, dari dulu semenjak ada ibumu Tante sudah anggap Sean seperti anak Tante sendiri, Tante sangat menyayangi Sean sama seperti ibu Sean yang selalu menyayangi Tante," terang Namira di dalam isaknya.
"Tante, jangan nangis seperti itu, Sean tidak tega jika melihat Tante Mira sedih," ucap bocah kecil itu.
"Tante gak nangis kok Sayang," kilah Namira.
"Tapi, mata Tante mengeluarkan air mata, sudah jangan nangis, Sean janji kok tidak akan ninggalin Tante, Sean akan menjaga Tante dan juga adik kecil yang ada di dalam perut Tante," tutur anak itu membuat hati Namira semakin tersentuh.
'Masya Allah Nak, kebaikan ibumu nurun pada mu, Loly jika kau melihat pasti kau begitu bangga memiliki anak sebaik Sean,' ungkap Namira di dalam hatinya.
Namira pun berhasil membawa Sean pulang ke kost mereka, setelah dari makam Loly, hujan pun turun begitu besar mengguyur kota ini, rasa sepi kehilangan orang terkasih kian menyeruak di dalam hati.
Netra Namira memandang ke segala arah, biasanya Loly selalu bercanda dengan anaknya menjadi tempat ternyaman untuk sang buah hati ketika dirinya mulai lelah setelah bekerja seharian, tapi sekarang hal itu tidak akan pernah terulang lagi.
Sang wanita tangguh sudah pergi meninggalkan semua kenangan indah bersama Sang anak yang masih membutuhkan belaian hangat kasih ibunya, saat ini Namira baru tersadar, kalau tugas sang sahabat sekarang beralih ke dirinya.
"Loly kau tidak akan tergantikan bagaimana pun keadaannya kau tetap ibu kandung dari Sean, aku di sini hanya ingin menyambung kasih sayangmu yang sudah terputus untuk anakmu, ijinkanlah aku untuk mengisi kekosongan hari-hari Sean membuat anak itu tidak kehilangan figur seorang ibu," ucap Namira kepada dirinya sendiri.
"Tante kenapa hujannya gak terang-terang?" tanya anak itu tiba-tiba.
"Iya Sayang, hujannya masih lebat, tapi tenang saja ya sebentar lagi pasti reda," sahut Namira menenangkan bocah kecil itu.
"Tapi, aku takut Tante, bagaimana dengan ibu pasti dia sekarang sangat kedinginan, karena dari tadi hujan tidak reda," ucap bocah itu yang mengkhawatirkan ibunya.
Namira pun bingung harus memberikan penjelasan seperti apa terhadap Sean yang selalu berpikir kritis mengenai ibunya, anak sekecil ini mana mungkin paham dengan kematian, sehingga Namira harus pintar-pintar mengimbangi anak ini agar selalu tenang dan tidak terlalu kepikiran tentang ibunya.
"Sayang, kau jangan berpikir seperti itu, ibumu itu sudah tenang bersama Allah, doakan saja, agar ibumu bahagia di kehidupan barunya," terang Namira yang membuat hati Sean menjadi tenang.
"Berarti ibu sekarang sudah berada di surga ya, kata guru ku di sekolah orang yang sudah meninggal tempatnya ada di surga," ucap bocah itu dengan polosnya.
"Iya, Sayang, ibumu sudah ada di surga, dan tugas Sean sekarang mendoakan ibu dan selalu berbuat baik kepada semua orang, agar ibumu di surga bahagia," papar Namira.
"Tante sudah malam, kalau begitu Sean mau tidur dulu, karena sudah ngantuk," pamit bocah itu.
"Baiklah Sayang, selamat tidur dan semoga mimpi indah," ucap Namira.
Sejenak Namira mulai menguap dan mulai ikut berbaring di samping anak kecil itu, hingga tanpa sadar dirinya ikut hanyut ke dalam alam mimpi hingga pagi menyapa
******
Pagi pun mulai menyapa, Namira pun sedari subuh tadi sudah terbangun menyiapkan sarapan untuk bekal Sean ke sekolah, meskipun saat ini Namira tidak bisa gerak cepat karena perutnya yang menyembul, tapi wanita itu berusaha untuk tetap memasak dan menyiapkan keperluan Sean, karena biar bagaimanapun dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk menjadi ibu sambung yang baik untuk Sean.
"Sayang, sudah pukul enam, ayo bangun," ucap Namira dengan pelan.
"Bentar Ibu Sean masih ngantuk," sahut bocah itu yang mengira kalau Namira adalah ibunya.
"Sayang ini Tante bukan ibumu, kau harus belajar kuat dan terbiasa hidup tanpa ibumu," gumam Namira sambil menitihkan air mata.
Lima menit kemudian Sean pun mulai terbangun anak itu mulai celingukan mencari-cari seseorang yang setiap pagi wajahnya selalu menghiasi hari-harinya.
"Ibu, sekarang kau ada di mana, aku rindu ibu," ucap anak itu sambil duduk dan memeluk guling nya.
"Eh Sayang kau sudah bangun, ya sudah ayo mandi Tante sudah nyiapin air hangat untukmu," ucap Namira.
"Tante, gak usah capek-capek, Sean tidak apa-apa kok, mandi dengan air dingin," sahut bocah itu yang merasa kasihan dengan Namira yang perutnya semakin membuncit.
"Gak apa-apa Sayang, Tante senang kok, melakukan ini semua," papar Namira.
15 menit kemudian anak itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya, saat ini Sean terlihat begitu tampan dan wangi, dengan setelan seragam yang membalut di tubuhnya, pukul 07.30, Namira pun mulai bersiap mengantar Sean ke sekolah.
Setelah mengantar Sean ke sekolah Namira mulai menata isi rumahnya yang sedikit berantakan karena kejadian kemarin, saat ini dirinya mulai memilah-milah barang-barang Lily untuk di simpan di tempat yang lebih aman, selesai membereskan semua tiba-tiba ada seorang yang sedang mengetuk pintu kost nya.
"Tok ... Tok ... Tok," suara pintu di ketuk Namira segera membukakan pintu untuk tamunya di pagi hari ini.
"Eh, Ibu kost, mari silahkan masuk," ajak Namira dengan ramah.
"Baik terima kasih, begini Namira kedatangan saya pribadi di sini, ingin menanyakan, sesuatu kepada dirimu," ucap Ibu kost tersebut.
"Sesuatu, gimana Bu," sahut Namira dengan bingung.
"Begini Mir, waktu kemarin para tetangga sudah membicarakan hal ini kepada saya, dan mereka mengurungkan niatnya karena permintaan Loly yang menghalangi mereka untuk tidak mengusir mu dari tempat ini, dan sekarang keadaannya sudah berbeda Loly sudah tidak ada, jadi sebaiknya sekarang kau berkemas lah untuk mencari tempat lain," ucap Ibu kost tersebut.
"Bu, tolong beri saya kesempatan, sahabat saya baru saja pergi dan duka yang kami rasakan belum sepenuhnya hilang, jadi aku mohon untuk memberikan kami waktu satu Minggu saja untuk bertahan di tempat ini, sambil mencari tempat lain yang akan kami tempati nantinya," pinta Namira.
"Tidak bisa Mir, keputusan ini sudah menjadi keputusan bersama dan tidak bisa di tawar ataupun di rubah, jadi sekarang sebaiknya kau siap-siap untuk meninggalkan tempat ini," tegas pemilik kost tersebut.
Namira pun sekarang hanya bisa menekan dadanya yang terasa sakit, apa mungkin wanita jalang seperti dirinya, di manapun tempatnya tidak akan diterima oleh siapapun.
"Catatan penulis :
Namira datang lagi hari ini updatenya agak siangan ya, dan semoga saja kalian selalu mengikuti perjuangan Namira🙏🙏🙏❤️❤️❤️
Lanjut thor
perjuangan seorg ibu dr 2 org anak yg super tangguh & kuat menghadapi kerasnya hidup.
jauhkan jauhkan