Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Susu Hamil Untuk Dara
Sepulang sekolah, Galang berada di basecamp geng motornya dengan wajah kusut. Hari ini tampak sepi karena insiden semalam.
Namun, tak lama Satria dan Morgan menyusul setelah mereka tahu kalau Galang berada di basecamp.
Keadaan kedua pemuda itu tak kalah menyedihkan, mereka sebenarnya dikurung tapi kabur karena ingin bertemu Galang.
"Kita benar-benar sial!" Satria membuka kotak rokok dan mengambil satu batang benda bernikotin di dalamnya.
Lalu Satria memberikannya pada Morgan, pemuda itu melakukan hal yang sama.
Setelah mengambil satu batang rokok, Morgan memberikannya pada Galang.
Awalnya Galang ingin menolak karena teringat artikel yang dia baca bahwa wanita hamil tidak boleh terkena asap rokok.
Namun, karena ingin menghilangkan setres, Galang akhirnya mengambil satu.
Mereka bertiga merokok bersama tanpa sepatah kata pun, sampai beberapa menit kemudian Galang memecah keheningan.
"Jika bertemu Dara, kalian harus mematikan rokok di depannya," ucap Galang.
"Di saat seperti ini, kau masih memikirkan pacarmu," balas Satria tidak habis pikir.
"Memangnya kau benar-benar menyukai Dara? Apa karena kau yang telah mengambil madunya?" timpal Morgan.
Galang berdecak sebal karena kedua temannya itu selalu saja menganggap remeh hubungannya dengan Dara.
"Ada hal yang harus kalian tahu, Dara sedang hamil muda sekarang," ucap Galang yang tidak mau menyembunyikan rahasia besar sendirian.
"Apa!?" Morgan dan Satria sangat terkejut.
"Ini tidak lucu, Gal!" seru Satria seraya mencengkram kerah baju seragam temannya itu.
Galang berusaha menjauhkan tangan Satria dan menghempas tangan itu dengan cepat.
"Aku tidak sedang bercanda, aku membutuhkan uang untuk membeli susu hamil dan vitamin, Dara juga butuh diperiksa," ucap Galang meyakinkan.
"Apa kau serius ingin bayi itu lahir? Kau dan Dara akan dikeluarkan dari sekolah, mungkin kau masih bisa hidup dengan nama besar keluargamu tapi bagaimana dengan Dara?" Morgan berusaha menyadarkan Galang akan resiko besar ke depannya.
"Maka dari itu, kalian harus membantuku untuk menyembunyikan kehamilan dan bahkan membesarkan bayi itu ketika sudah lahir," balas Galang yang tetap pada rencana awalnya.
"What the..." Satria dan Morgan tidak bisa berkata-kata lagi.
Ide Galang sungguh gila tapi lebih gila kalau bayi itu digugurkan dengan kondisi Dara yang lemah.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengumpulkan uang, mereka bertiga akan menjual barang-barang mereka. Yang penting Dara mendapatkan penanganan pertama dulu.
"Dara sedang menenangkan diri dan tidak ingin melihatku jadi aku minta bantuan kalian untuk memberikan susu dan vitaminnya," ucap Galang.
"Biar aku saja," Morgan menyanggupi.
Keesokan harinya, mereka mengumpulkan barang yang bisa dijadikan uang dengan cepat lalu membeli susu hamil sampai satu kardus penuh. Dan juga beberapa vitamin yang mereka dapatkan dari menyuap oknum apoteker.
Setelah terkumpul barulah Morgan pergi ke asrama di mana Dara berada.
"Apa yang kau bawa?" tegur Fiona saat melihat Morgan yang tampak bingung di depan asrama.
"Aku disuruh Galang untuk memberikan kado pada Dara," sahut Morgan seraya memberikan kardus yang dibawanya pada Fiona. "Tapi, karena ada kau di sini, berikan ini pada Dara!"
"Hei," Fiona ingin protes tapi Morgan buru-buru pergi meninggalkan asrama.
Jadi, terpaksa Fiona membawa kardus berisi susu hamil itu masuk ke dalam.
Pada saat itu, Dara tengah berusaha konsentrasi belajar dan atensinya teralihkan pada pintu kamarnya yang diketuk.
Dara bergegas membuka pintu dan mendapati Fiona membawa kardus yang tampaknya berat.
"Apa ini?" tanya Dara.
"Katanya dari Galang," jawab Fiona seraya menyerahkan kardus yang dia bawa. "Ternyata Galang cukup peduli padamu!"
Dara menerima kardus itu dan penasaran apa isinya.
"Apa aku boleh tahu apa yang Galang kirim?" tanya Fiona yang juga penasaran.