~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.
"Bangun gadis malas! Siapa suruh kau tidur? Apa kau tak baca semua aturan di perjanjian itu? Apa kau pikir satu tahun ini akan kau lewatkan dengan tidur tiduran dan bersenang senang!?"
Dinar tersentak bangun dengan kepala sedikit pusing, ketika ia membuka mata seorang pria bertubuh tinggi besar sedang berdiri berkacak pinggang didepannya. Dari wangi sabun yang menguar ia yakin jika pria yang sudah menjadi suaminya itu baru saja mandi.
"Sore ini akan ada jamuan para pemegang saham Wirabumi, Tuan Besar itu ingin mengumumkan jika masih punya penerus untuk memimpin perusahaannya. Mungkin seumur hidup hanya itu yang dia pikirkan...kerajaan bisnisnya."
Sampai sekarang nyatanya Bara belum bisa menyebut Malik sebagai kakeknya. Ada rasa benci yang belum bisa ia hilangkan dihatinya. Tak ada dendam...ia hanya belum bisa melupakan apa yang dilakukan Malik pada keluarganya.
"Tapi saya harus pulang dulu Tuan, saya harus mengambil baju ganti. Tidak mungkin saya menemui mereka dengan pakaian seperti ini," ujar Dinar yang sebenarnya sudah risih dengan baju yang dikenakannya. Tapi terpaksa tetap ia pakai karena ia tak punya baju ganti.
"Kau pikir akan keluar menemui mereka dengan baju baju gembel milikmu? Atau kau sengaja ingin mempermalukan aku?"
Dinar memejamkan mata dan menghela nafas agar tidak terpancing emosinya. Dia akui jika dia hanyalah gadis miskin, tapi tetap saja tak suka dihina.
"Jadi apa mau anda Tuan?"
"Pergi ke kamar yang tepat disamping kamar ini, akan ada orang yang akan membantumu disana."
Tanpa berkata kata Dinar segera keluar dari kamar, seperti tak mempedulikan pria yang sedari tadi masih berdiri dengan angkuhnya. Gadis itu sudah terlalu lelah untuk bertanya ataupun berdebat.
CEKLEKK...
"Akhirnya anda datang Nyonya, kami sudah menunggu anda."
"Ehh...iya maaf, tapi kalian siapa?" tanya Dinar karena melihat ada seorang pria berpenampilan aneh dan dua wanita di depannya.
Dan kamar yang ia datangi ini penuh dengan rak gantung berisi baju baju mahal. Dan di atas ranjang ia bisa melihat kotak kotak perhiasan yang dibuka, berisi beberapa set perhiasan yang pastinya berharga fantastis.
"Saya Jenny, dan yang disana adalah dua asisten saya. Kami diminta oleh Nyonya Wening untuk membantu menyiapkan anda sore ini Nyonya Muda. Sebelumnya satu staff saya akan membantu anda membersihkan diri, kami membawa banyak aroma terapi. Anda bisa memilih salah satunya," ujar si pria tampan berpakaian formal serba putih dengan lip gloss warna menyala itu.
"Tidak, terimakasih...saya bisa mandi sendiri. Untuk aroma terapi mungkin saya bisa memakainya lain kali. Ehhmm saya hanya takut kita telat dan membuat tamu menunggu," cicit Dinar gugup, mana bisa ia mandi dengan di bantu orang lain!
"Jangan memakai bahasa terlalu formal pada kami Nyonya. Wanita keluarga Wirabumi adalah wanita 'mahal' jadi sangat wajar jika mereka di luaran sana menunggu anda."
Dinar hampir saja tersedak ketika menyaksikan betapa kemayu-nya gerak gerik dan gaya bicara pria bernama Jenny itu. Dia sering melihat pria pria kemayu di medsosnya, tapi baru kali ini ia melihat pria tampan dan macho dengan gaya melambai dengan mata kepalanya sendiri.
Gadis itu segera menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya, ia tak mau berbuat kesalahan dan membuat suaminya marah. Terserah apa yang akan Jenny dan kawan kawan akan perbuat pada dirinya sore ini, yang penting dia tak membuat malu keluarga barunya ini.
Dengan melalui drama pemilihan baju dan beberapa drama lain akhirnya Jenny menyelesaikan tugasnya. Gaun hitam panjang semata kaki model Sabrina dengan anting berlian berwarna senada membuat penampilan Dinar sangat elegan. Rambut panjang Dinar pun ia biarkan tergerai alami dengan satu jepit rambut dari berlian sebagai penghiasnya.
"Nyonya Wening akan segera kesini, beliau sendiri yang akan mengantar anda ke depan menemui Tuan Bara. Mereka sudah selesai meeting dan ini saatnya anda tampil, saya yakin anda akan menjadi bintangnya."
"Bintang?"
"Saya sarankan pada anda, jangan sekalipun menundukkan wajah anda ketika menemui kejulidan yang hakiki di luar sana. Sekali sekali sombong saya rasa tidak masalah," ujar Jenny yang tahu jika kliennya kali ini masih sangat polos.
Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia para sosialita ia tahu benar seperti apa pergaulan mereka. Semakin cantik dan semakin kaya wanita itu maka akan semakin tidak disukai.
Tak lama kemudian Wening masuk ke kamar untuk menjemput menantunya. Berkali kali wanita itu melontarkan pujian. Hingga sampailah mereka ke aula yang letaknya ada disamping mansion.
Dan kedatangan mereka membuat semua perhatian para tamu teralih, semua mata tertuju pada sang menantu keluarga Wirabumi.
"Sangat cantik..."
"Wow, kita belum pernah melihatnya tapi dia cantik sekali!"
Wening tersenyum bangga ketika telinganya terus mendengar pujian tentang menantunya. Tapi dahinya berkerut ketika melihat Bara dengan langkah tergesa menghampirinya.
"Ini yang anda katakan mendadaninya? Dia tak lebih seperti badut saat ini!" sinis Bara meraih tangan istrinya dan menariknya kembali ke dalam.
"Tapi kakekmu meminta agar istrimu di kenalkan pada mereka."
"Dia tak ada urusannya dengan perusahaan, mereka hanya perlu mengenalku!"
tidak pernah membuat tokoh wanitanya walaupun susah tp lemah malahan tegas dan berwibawa... 👍👍👍👍
💪💪