QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. mempermalukan lana
saat jam istirahat Lana menghentikan Nara, dan Keira," kakak aku ingin bicara sesuatu dengan kakak, apa kita bisa bicara hanya berdua saja?" Lana dengan senyuman lembut di bibirnya.
Nara membalas senyuman Lana tak kalah lembut," kamu mau bicara apa sama kakak?"
"kakak ini masalah pribadi," Lana dengan wajah malu-malu.
Keira memutar malas bola matanya, tapi karena Keira sudah tahu kalau Nara telah berubah dia tidak perlu terlalu khawatirkan kalau Nara akan tertipu," mau bicara apa sih lo sama Nara kayaknya penting banget, urusan negara ya," Keira dengan sinis.
Lana langsung memasang ekspresi sedih,"kak keira kok judes banget sih sama aku, aku tahu kok selama ini kak Keira nggak pernah suka sama aku, tapi apa harus apapun yang aku ingin bicarakan sama kakak aku sendiri, kakak keira harus ikut campur."
Keira memutar malas bola matanya, dia terlalu malas berurusan sama orang yang suka pura-pura seperti Lana ataupun Aruna," kalian bicara aja berdua, gue males deket-deket sama ulat bulu takut gatal-gatal soalnya. Lo hati-hati ya," Keira seolah-olah memberikan peringatan kepada Nara.
Nara tersenyum tak berdaya mendengar mulut tajam temannya, tapi orang dengan mulut tajam inilah yang sangat setia padanya, yang selalu memperingatinya, dan akhirnya mati dengan tragis dan menanggung beban sampai dia mati.
melihat keira pergi Lana langsung memeluk lengan Nara," kakak aku mau bicara sesuatu sama kakak, kita bicara di tempat lain yuk."
"em ...," dehem Nara, dia juga ingin melihat rencana apa yang saat ini sedang disusun oleh Lana adiknya tersayang.
Lana membawa Nara ke taman samping sekolah yang bisa di bilang saat ini cukup sepi karena memang sedang dalam waktu istirahat, banyak para siswa-siswi pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka, daripada pergi ke taman hanya untuk menikmati pemandangan yang hampir setiap hari mereka lihat.
"Lana kamu mau ngomong apa sama kakak?"
Lana melihat wajah kakaknya Nara yang cantik dan sempurna, belum lagi ketika kakaknya tersenyum membuat sosoknya terlihat bersinar dan sempurna.
Lana menahan sekuat tenaga agar tidak mencakar wajah kakaknya Nara, dia benar-benar muak melihat wajah cantik di depannya, dan dia sangat ingin menghancurkan wajah tersebut, menghilangkan senyumnya yang sangat indah di bibirnya, dan membuatnya jatuh ke dalam lumpur yang hanya bisa diinjak-injak oleh banyak orang.
"kakak aku menyukai kak Nevan, apa kakak bisa membantuku?"
"apa?"
Lana dengan wajah malu-malu kembali berkata," kakak aku menyukai kak Nevan, apa kakak bisa membantuku?"
"kamu menyukai Nevan?"
Lana menganggukan kepalanya wajahnya terlihat memerah, dan jangan lupakan ekspresi malu-malu yang terlihat jelas di wajahnya.
Nara dengan senyumannya yang sangat lembut terlihat seperti seorang kakak yang sangat penyayang, tapi di dalam hatinya dia mencibir Lana, ingin mendapatkan sahabat baiknya jangan pernah berani bermimpi!
"ingin menjalin hubungan dengan Nevan, Lana jangan pernah bermimpi terlalu jauh.tapi gimana reaksi Lana kalau Nevan justru menolaknya di depan semua orang, dan bagaimana reaksi Lana kalau justru aku yang menjalin hubungan dengan Nevan." batin Nara, tapi memikirkan dia menjalin hubungan dengan Nevan Nara ragu.
"kakak kenapa kamu melamun?" Lana, karena berpikir saat ini Nara sangat mempercayainya dia harus memanfaatkan hal tersebut, Nevan dan Nara tidak boleh bersama hanya dia yang boleh bersama dengan pria sesempurna Nevan.
"kakak pasti akan membantumu ...," Nara dengan senyuman lembut.
Lana ya mendengar itu langsung memasang ekspresi bahagia," kakak Kamu baik sekali, aku sangat-sangat menyayangimu," Lana dan langsung memeluk tubuh Nara," aku sangat menyayangimu sampai-sampai aku menginginkan kematianmu kakak!" lanjut Lana.
" Lana bersiaplah untuk menanggung rasa malu!" batin Nara.
"kakak jadi kapan kamu akan membantuku? apa bisa sekarang," Lana dengan ekspresi ceria.
"tentu saja sekarang." balas Nara
akhirnya mereka pergi meninggalkan taman samping sekolah, mereka segera pergi menuju kantin, saat ini Keira sedang duduk santai bersama dengan inti domino, karena hubungan mereka telah membaik jadi inti dominan tidak lagi ragu-ragu untuk mendekati Keira dan Nara.
"aduh Nara ku sayang ngapain sih pakai bawa ulat bulu ke sini, nggak takut gatel apa." Keira dengan senyuman manis, tapi melemparkan tatapan sinis ke arah Lana yang ada di samping arah.
"kakak ....," Lana memanggil Nara dengan nada manja.
huekk ..
uhukk ..
Uhuuk ..
"sorry, sorry, sorry ..... Gue emang lagi gak enak badan, badan gue meriang." meteor beralasan, sebenarnya dia sedikit geli ketika mendengar nada manja Lana kepada Nara, bagaimana cara mengatakannya meteor berpikir kalau Lana itu lesbian karena menyukai kakaknya sendiri.
nada yang warna gunakan memang sedikit berlebihan, mungkin jika digunakan pada lawan jenis masih bisa diterima, tapi jika digunakan dengan kakak perempuannya itu sedikit aneh.
Lana cemberut, sementara Nara saat ini hanya berusaha untuk menahan tawa, meteor memang orang yang sangat bisa menghancurkan suasana apapun keadaannya.
"Nevan adik gue boleh duduk di sebelah lo nggak? Soalnya Lana tadi bilang sama gue kalau dia pengen banget duduk di samping lo," Nara bertanya kepada Nevan dengan sengaja, matanya terlihat tersenyum dan Nevan melihat itu.
"gak!" Nevan dengan singkat menolak.
"kakak ...," Lana langsung menggoyang-goyangkan lengan Nara.
"Nevan tapi adik gue -" terpotong.
"gak ....,"
Nara langsung memasang ekspresi tak berdaya dan menatap ke arah Lana," Lana maafin kakak ya, tapi kakak nggak bisa bantuin kamu untuk deketin Nevan."
nada yang Nara gunakan tidak kecil ataupun besar tapi semua orang yang ada di kantin bisa mendengarnya, kalaupun ada yang tidak mendengarnya mereka akan bertanya pada orang yang ada di sampingnya.
Lana benar-benar merasa malu ketika Nara justru mengungkapkan tujuannya, wajahnya terlihat memerah, Lana benar-benar sangat malu saat ini karena saat ini tatapan seluruh siswa siswi yang ada di kantin terarah pada dirinya.
"kakak jangan ngomong sembarangan," Lana menegur Nara panik.
"apa kakak salah bicara? Lana bukannya tadi kamu bilang sama kakak untuk bantuin kamu deketin Nevan? jadi apa tadi kakak salah denger," Nara dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Lana benar-benar sangat malu dan dia tidak tahan lagi," kakak kelewatan ...," ujarnya dengan kesal, setelah itu segera pergi meninggalkan kantin.
" hahahaha ....," seluruh siswa-siswi yang ada di kantin menertawakan ekspresi Malu Lana.
" gue bener-bener nggak nyangka wajah sepolos itu bisa manfaatin kakaknya sendiri ..," ujar siswa a
"gue juga nggak nyangka, gue kira polos ternyata bisa manfaatin orang lain juga,"
"jadi selama ini palsu dong ..,"
"anjir gue ketipu sama ekspresi wajahnya, gue kira selama ini Lana polos."
" Nara kasihan banget ya punya adik modelnya kayak gitu, asli serem banget, wajahnya tersenyum tapi hatinya licik banget"
"ppb dong ...,"
Nara dengan tenang duduk di kursinya, sedangkan Keira langsung meletakkan makanan di depan Nara. Nara dengan tenang mendengarkan bisik-bisik para siswa-siswi yang ada di kantin, perlahan-lahan citra Lana sebagai gadis polos dan lemah akan hancur.
"lana di kehidupan ini gue bersumpah, gue yang akan keluar sebagai pemenangnya," batin Nara.