Seorang gadis yang malang dia titipkan di panti asuhan oleh ayahnya sendiri selama bertahun tahun.
Banyak ujian yang pahit yang ia lalui sendirian tanpa sosok ayah di sisinya.
Dan suatu musibah terjadi, membuatnya harus terjebak bersama sosok pria yang terus menyiksanya.
Namun apakah ia sanggup untuk bertahan, di sisi Zein Alexander yang terkenal kejam dan terus menyiksanya?.
Dan bagaimana dia bisa lepas dari Zein Alexander?, apakah Celin akan terus terjebak bersama pria itu?.
Ikuti Kisah Mereka Yuk:
_Gadis Milik Tua Muda Kejam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Les07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Celin menutup mulut nya terkejut, jantungnya telah berdetak kencang terasa akan melompat dari tempatnya. Tubuhnya telah gemetar dan berkeringat dingin.
"Ahh apa yang kau lakukan Celin, tamat lah riwayatmu."
Pekik Celin di dalam hatinya, dia sungguh merasa ketakutan karena Zein telah berjalan menghampiri dirinya.
Terlihat di wajah tampan itu, rahangnya mengeras dengan tatapan elang yang siap menerkam dirinya. Celin meneguk air liurnya kasar, entah apa yang akan di lakukan oleh pria itu kepadanya, pikir Celin.
"Kurang ajar berani berani nya kau membuat ulah di sini, gadis kecil Awas kau."
Zein menyeringai dengan sorot mata tajam, menatap punggung Celin yang memunggungi dirinya.
"Akhhhh....
"Berani berani nya kau memecah kan guci milikku haaa, apa kau tau harganya berapa?."
"Jika kau bekerja menjadi pelayan ku seumur hidup pun tidak akan bisa mengganti guci yang harganya selangit!!."
Bentak Zein kepada Celin, dia mencengkram kuat lengan pembantu yang telah berhasil membuat dirinya naik darah.
"A-ampun tu-an sa-saya tidak sengaja, ku mohon lepaskan tu-an sa-kit!!."
Ucap celin terbata bata, dan entah sejak kapan air matanya telah lolos mengalir deras dari pelupuk mata Celin.
Dengan amarah yang membuncah di atas ubun ubun Zein menarik tubuh gadis itu dengan kasar, menuju ruangan yang menurutnya pas memberi hukuman.
Para pembantu dan penjaga hanya tercengang, dan menundukkan kepala tak berani melihat hal itu. Mereka yang melihat kejadian di depan mata, tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong gadis itu dari amarah majikan mereka.
Kejadian ini bukan lagi hal umum bagi mereka, karena telah sering melihat Zein melakukan kekerasan terhadap para pelayan yang lain, karena telah melakukan kesalahan yang membuat lelaki itu marah.
Zein mendorong Celin dengan kasar sehingga tubuhnya terjerembab ke lantai, air matanya terus berjatuhan tanpa bersuara sedikit pun Celin hanya bisa pasrah.
Karena tubuhnya terasa sangat lemah dia sama sekali tak bisa melakukan perlawanan sedikitpun. Mau melawan pun juga percuma, yang ada dirinya akan semakin disiksa.
"Hey apa kau bisa ha, sehari saja tidak membuat kesalahan di rumah ku!!!."
Bentak Zein mencengkram rahang gadis itu dengan kuat, lalu menghempaskan wajah gadis itu dengan kasar, sehingga tubuh gadis itu kembali terhuyung ke belakang membuat kepala Celin terbentur kedinding.
"Kalau saya lagi bicara tegakan kepala mu, apa kau tuli ha!!" geram Zein penuh penekanan di tambah dengan sorot mata setajam silet.
Dia masih menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah lelaki yang berada di hadapannya itu. Tubuhnya telah gemetar ketakutan dan berkeringat dingin, jantungnya sedari tadi terus berdetak kencang terasa ingin melompat dari tempatnya.
Celin terus menumpahkan tangisnya tanpa bersuara sedikitpun, bibirnya terus gemetar menahan sakit di sekujur tubuhnya, dia bahkan merasakan lelah batin. Tubuhnya juga terasa remuk di tambah kepalanya masih berdenyut sakit.
Pernah terlintas di dalam benaknya ingin rasanya dia mati saja. Namun dia tak sebodoh itu, mati bukanlah jalan untuk menyelesaikan segala masalah.
Ada banyak hal yang harus dia selesaikan, terutama mewujudkan segala keinginan nya. Namun dia menyesali kenapa harus terjebak di rumah lelaki siluman iblis, yang terus menyakiti fisiknya.
Merasa geram karena gadis di depannya tidak mengeluarkan suara dan rintihan sedikit pun, tidak menatap dirinya dengan dengan amarah yang telah mencapai ubun ubun Zein menarik rambut gadis itu
"Plakkk.."
Dia melayangkan tamparan kepada gadis itu. "Akhhh" Pekik Celin karena layangan tamparan keras dari Zein sehingga di pipinya terasa panas. Hal itu berhasil membuat Celin menangis terisak.
Zein menarik sudut bibirnya karena merasa puas, dia beranjak meninggalkan Celin karena deringan telpon yang sedari tadi berbunyi.
Dia langsung mengambil benda pipih dari saku blazer, Zein menghembuskan nafas kasar melihat nama yang tertera di sana dengan langkah tegas dia berjalan.
Tak lupa mematikan lampu dan menutup pintu dengan kasar, sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Dia mengurung Celin di ruangan pengap penuh berdebu, lebih tepatnya gudang.
"Aaaaaaaa.....
_To Be Continue_
woyy alice enk ajja nuduh sembarangan
lanjut thorr