NovelToon NovelToon
Kekasihku Jodoh Orang

Kekasihku Jodoh Orang

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Suami ideal
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran Yang Ditolak

Seminggu kemudian Gibran kembali datang untuk meminang Shofiyah seperti yang dijanjikan minggu lalu, setelah Shofiyah memberitahu tentang Gibran yang akan datang melamar untuknya. Hari ini ayah dan calon menantu itu bertemu dirumah kosnya.

"Assalamualaikum". Ucap Gibran setelah mengetuk pintu.

"Waalaikum salam kak, ayo masuk, ayah menunggu kakak didalam". Ucap Shofiyah membuka pintu rumah

Gibran yang gugup mengedarkan pandangannya keseluruh ruang tamu, dia bisa melihat sang calon mertua duduk sambil membaca al Qur'an.

Gibran masuk kedalam dengan perasaan tidak menentu, dia melihat ayah kekasihnya fokus tanpa memperdulikan kehadirannya.

"Ayo masuk nak, saya tidak akan memakanmu". Ucap Pak Abdullah menutup Al-qur'annya dan meletakkannya di meja dan melepaskan kaca matanya.

Gibran duduk berhadapan dengan pak Abdullah yang memandangnya dengan hangat.

"Shofiyah kamu bisa keluar membeli barang keperluan rumah, bukankah katanya kamu akan ke pasar?? Tanya pak Abdullah dengan senyuman.

"Tapi ada tamu disini ayah, memangnya tidak apa-apa?? Tanya Shofiyah keberatan, dia ingin menemani Gibran untuk meminta restu ayahnya.

"Tidak apa-apa dek, seperti nya ayahmu ingin bicara berdua denganku secara pribadi, jadi tidak apa-apa". Ucap Gibran dengan lembut.

Shofiyah menghela nafas berat, dia tak punya pilihan lain jika sudah seperti ini.

"Baiklah, nanti kabari aku bagaimana keputusannya, Assalamualaikum". Ucap Shofiyah keluar dari rumah dan meninggalkan keduanya sedang berhadapan.

Setelah Shofiyah pergi pak Abdullah menatap dalam Gibran yang sejak tadi gugup dan menunduk.

"Dengar nak, aku membesarkan anakku dengan cinta dan kasih sayang, walau kami jarang bertemu tapi aku mengontrol anak perempuanku dengan baik".

"Aku tahu jika kalian sudah berpacaran selama hampir 8 tahun, aku sengaja tidak pernah bertemu denganmu memberimu ruang untuk bersama nya, aku bisa melihat kamu lelaki yang baik dalam memperlakukannya, dan om berterima kasih karena kamu menjaganya dengan baik selama ini".

"Terima kasih om, saya menyayangi Shofiyah dengan segenap hati saya". Ucap Gibran dengan senyuman.

"Menurutmu bagaimana penampilan anakku sekarang?? Tanya pak Abdullah lagi.

"Dia tampak memakai pakaian tertutup om".

"Menurutmu bagaimana jika dia memakai cadar??

Gibran menunduk tak tahu harus menjawab apa, dia bingung arah pembicaraan ini.

"Shofiyah bercerita kepadaku, dia akan mengenakan cadar ketika dia sudah mantap nantinya, kamu tahu bukan bagaimana nasib perempuan bercadar di keluargamu yang mendapatkan sikap diskriminatif karena pakaiannya?? Tanya Abdullah pada Gibran.

"Itu tidak mungkin terjadi om, dikeluarga intiku, mereka semua menyayangi Shofiyah bahkan sejak kami masih kecil, mereka menginginkan Shofiyah menjadi menantu keluarga kami". Ucap Gibran mengangkat wajahnya dan menatap Pak Abdullah dengan keyakinan penuh.

"Om tahu nak, om juga bisa melihatnya ketika keluargamu datang, tapi apakah kamu melihat tatapan sinis keluargamu yang lain pada Shofiyah saat pemakaman neneknya itu??, aku juga jelas melihat keraguan dimata ayah dan ibumu saat mereka juga melihat keadaan Shofiyah yang berhijab panjang ".

" Mereka hanya terkejut atas penampilan Shofiyah om, selama ini Shofiyah tak memakai jilbab panjang saat kerumah dan tidak memakai jilbab itu sebabnya mereka terkejut tapi mereka menerima Shofiyah dengan baik".

Pak Abdullah Tersenyum sendu melihat keyakinan penuh anak muda dihadapannya ini, dia tahu jika lelaki ini sangat menyayangi putrinya.

"Dengar nak, seorang perempuan yang menikah akan dibawah dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya suaminya nanti. Dia akan hidup bersama keluarga besar suaminya dan saya sebagai ayah sudah tidak bisa mengontrol apalagi melindunginya seperti dulu".

"Maksudnya om??

"Kamu tahu sendiri jika keluarga besarmu tidak menyukai pertemuan bercadar, kamu bisa lihat sepupumu yang istrinya meninggal karena sikap diskriminatif keluargamu, suaminya yang awalnya sangat menyayanginya akhirnya menyaksikan bagaimana istrinya meregang nyawa ditangan keluarganya sendiri dan kamu pasti tahu ceritanya karena mereka keluargamu".

Gibran menundukkan kepalanya mulai mengerti dengan inti permasalahan dan khawatiran sang calon mertua.

"Aku membesarkan Shofiyah menjadi perempuan tangguh, sekalipun kalian hidup susah, dia tidak akan jadi masalah karena dia memiliki jiwa bisnis yang bagus tapi jika itu berhubungan dengan keluarga besar yang mengeroyoknya dan dia sendirian, aku tak bisa melepaskannya begitu saja".

"Tapi kami akan tinggal jauh dari keluargaku om jika kami jadi menikah".

"Aku tahu kamu ditugaskan di daerah kelahirannya bukan??, disana keluarga besarmu tinggal bukan??

Gibran menahan nafasnya yang tiba-tiba terkejut, bagaimana orang tua kekasihnya ini tahu jika dia tinggal dekat dengan keluarga besarnya.

"Selama ini aku diam bukan tidak perduli nak, aku bukan orangtua yang tidak menyelidiki latar belakang seseorang yang dekat dengan putriku, aku tahu kamu pemuda yang baik dan sangat santun tapi itu tidak akan cukup ketika kalian menikah".

"Tapi aku sangat menyayangi Shofiyah om, sejak kami masih kecil hingga kami dewasa seperti ini". Mata Gibran kini tengah berkaca-kaca.

Pak Abdullah menghela nafas berat kemudian memandang sendu anak lelaki dihadapannya ini.

"Dengar nak, ketika orang menikah, cinta itu berada di urutan kesekian dari banyaknya point penting dalam menjalani kehidupan rumah tangga salah satunya lingkungan keluarga".

"Kamu bisa menjadikan saudara sepupu mu itu sebagai contoh besar dalam melihat bagaimana sikap keluarga besarmu pada perempuan bercadar?? dan kamu masih berpikir anakku tidak akan bernasib sama dengan dirinya saat berada ditengah keluarga besarmu??

Gibran menundukkan kepalanya mendengar perkataan itu, dia tahu kini bukan karena dirinya ditolak melainkan masalah keluarga besarnya.

"Kami memiliki anak keterbelakangan dan penyakit gila, keluargamu itu tidak akan menerima hal itu selain Shofiyah yang bercadar".

"Yang menikah denganku adalah Shofiyah om, bukan saudaranya, itu tidak akan ada kaitannya dengan keluarganya".

"Nak pernikahan itu tidak serta merta hanya kalian berdua, bagi perempuan yang tinggal di tengah keluarga besar suami itu akan sendirian, sekuat apapun kamu membela istrimu nanti, keluarga besarmu adalah pemicu pertengkaran terbesar, saya tidak buta ketika keluargamu datang kemari dan melihat Shofiyah memakai jilbab panjang seperti itu".

"Tatapan sinis dan meremehkan terlihat jelas dari tante dam juga om mu, bahkan kedua orangtuamu juga ragu padanya, kamu bisa tanya pada mereka nantinya jika kamu pulang".

"Jadi lamaran saya ditolak om?? Tanya Gibran dengan meneteskan air mata, hatinya sakit sekali.

"Kamu pemuda yang baik nak, kamu sempurna dalam segala sisi jika dijadikan suami tapi saya tidak bisa memberikan anak saya pada keluarga yang tak bisa menerima keadaannya nantinya karena setelah ini Shofiyah akan memakai cadar".

Gibran kali menahan Nafasnya karena Shofiyah akan memakai cadar itu artinya dia tidak bisa sama sekali memiliki Shofiyah karena dia sangat tahu jika keluarganya tak suka perempuan bercadar.

"Aku akan meminta untuk dipindahkan tugas om agar tinggal jauh dari keluarga".

"Maafkan saya nak, saya tidak mau mengambil resiko besar, saya seorang ayah saat tahu ada di keluargamu meninggal hanya karena cadarnya maka itu adalah harga mati untuk saya tidak bisa memberikan anak saya".

1
Karangkuna
wah cerita awal yang menarik. semangat menulisnya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!