SuamiKu Sugar DaddyKu

"pak usman sementara ini antar jemput istri saya kemana pun pergi termasuk ke kampus sampai kita dapatkan supir baru lagi, biar saya sama kelvin" ucap dewa sebelum berangkat ke kantor dengan semangat

"baik tuan" pak usman merasa senang majikannya akhirnya akur

bik sus yang mendengar pun ikut merasa senang, selama ini kasihan dengan zeva yang seperti tak dianggap. Ternyata setelah tiga bulan lamanya gunung es luluh juga

"nyonya sarapan dulu!" ucap lela

"engga mba, saya sudah ada janji makan bareng temen nanti. Saya berangkat dulu ya" pamit zeva yang juga mulai sibuk dikampus

"iya nyonya"

Zeva diantarkan oleh pak usman sesuai perintah dewa. Zeva tak menolak semua perlakuan dan fasilitas mewah yang dewa berikan

Terkadang zeva merasa seperti burung di sangkar emas

"pak pulang aja ngga apa-apa nanti saya pulang sama teman saya" ucap zeva

"tapi nyonya"

"sudah tidak apa-apa saya ada janji jadi pulang sore atau malam mungkin. Pulang saja dulu" zeva memaksa supirnya pulang karena memang ada janji dengan melisa

"baik nyonya, saya pulang. kalau minta jemput langsung telfon saya ya nyonya" ucap pak usman

zeva mengangguk sudah zeva tak bertemu sejak melisa mulai diminta bekerja di kantor keluarganya

zeva ada jam kuliah sampai siang setelahnya baru menemui melisa dan jalan bersama sekedar makan, nonton atau pun belanja bersama yang selalu dilakukan sejak dulu

kelas pertama zeva di mulai

"selamat pagi semua!" ucap dosen yang baru masuk

"sebelumnya perkenalkan dulu nama saya erwin raharja, saya akan menggantikan bu mila yang sedang cuti melahirkan. Jika ada yang mau ditanyakan silahkan"

"erwin!" zeva reflek

"iya saya erwin raharja, ada yang ingin ditanyakan?" erwin dan yang lain mendengar suara zeva karena agak keras

Erwin memberikan senyuman pada zeva yang langsung mengenalinya. Mungkin cukup membuat zeva terkejut karena tak terlihat sama sekali jika erwin orang yang kuliah bahkan saat ini jadi dosen zeva

"engga pak, maaf" zeva merasa malu

Materi mulai disampaikan dan teman sekelas zeva antusias karena yang mengajar adalah dosen muda,

Erwin melanjutkan s2 nya sambil bekerja sampingan dan kebetulan menjadi supir zeva selama dua bulan. Padahal erwin juga bukan anak dari orang yang tidak mampu hanya saja ingin belajar mandiri

dua jam berlalu saatnya untuk pindah kelas ke dosen selanjutnya

"hai nyonya!" sapa erwin mendekati zeva

"sst, jangan dekat-dekat nanti orang salah paham pak" zeva tak mau dianggap genit dengan dosen baru

sejak menikah dengan keluarga kaya karena keluarganya bangkrut, gosip tentang zeva yang merupakan mahasiswa cantik di kampus menjadi sorotan

"baiklah, lain kali bolehkan ngobrol?" tanya erwin

"boleh pak, tapi jangan di kampus! Saya permisi" zeva berlari mengejar teman yang lainnya

Erwin menatap zeva dari belakang "andai masih single" ucap erwin penuh harap

*****

"mel tau ngga?" ucap zeva

"engga!" jawab melisa cepat

"dengerin dulu!" zeva kesal

Saat ini sudah jam makan siang dan mata kuliahnya juga sudah selesai. zeva dijemput melisa dan langsung menuju restoran favoritnya

"iya, apa?"

"masak erwin supir aku sekarang jadi dosen pengganti bu mila, kaget kan?" zeva menceritakan pada melisa yang terjadi pagi tadi

" hah! Erwin ganteng itu? Wah ngga nyangka banget ya" ucap melisa yang dulu sering bertemu bahkan menggoda supir zeva karena muda dan tampan

"emang ganteng ya? Masih gantengan juga suami ku" ucap zeva dengan pelan

"bener ganteng tapi kelakuan ngga deh ya, mending erwin tuh pas banget lagi sekarang jadi dosen. Kalau jadi judul film supirku ternyata dosenku, hahaha" ucap melisa

"kebanyakan nonton kamu! Ngomong-ngomong juga pasti bikin kamu terkejut kalau denger" zeva membuat melisa penasaran

"apa buruan?" melisa tak sabar

"masa tiba-tiba banget sih om suami kasih bunga, barang-barang mewah buat ku" ucap zeva

"ngga aneh kan, dia kan memang sugar dadymu terus masalahnya apa?" melisa menganggapnya biasa saja

"tapi ini dia belikan langsung dan kasih ke aku pake terima kasih lagi, dan kamu tau apa? Dia minta kita mulai menjalin hubungan baik" ucap zeva

"oh! Jangan mudah percaya kayaknya kamu mulai jatuh cinta sama suamimu" melisa menatap mata zeva

"jangan sembarangan, mana ada!" zeva mengelak

asik dengan obrolan dan saling bertukar cerita bahkan melisa juga akan dijodohkan oleh orang tuanya. Melisa meminta agar zeva membantunya menemui calon yang dijodohkan padanya

dan dengan berat hati zeva setuju