Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21_Mengeksekusi Sang Istri
Maura diantar oleh pak Imron supir yang ditugaskan Bara untuk dirinya, awalnya Maura menolak tapi ancaman sang suami membuat Maura pun pasrah, Bara mengancam Maura tidak bisa bekerja jika tidak mau di antar oleh supir.
"Pak berhenti di depan sana aja ya," ucap Maura.
"Kenapa nona? itu kan belum sampai di depan kantor?" tanya pak Imron bingung.
"Gak papa pak di sana aja, ya masa saya seorang cleaning service tapi turun dari mobil mewah sih." ucap Maura.
Padahal ini mobil yang sudah sangat murah dan sederhana tapi tetap saja terlihat bagus, akhirnya mau tidak mau pak Imron pun menuruti perintah istri majikannya itu.
"Maura!" teriak Mela saat melihat Maura masuk ke ruang ganti.
"Aduh kenceng banget teriaknya, santai kenapa sih kamu mel." ucap Maura sambil menggosok telinga nya yang begitu sakit karena teriakan teman nya itu.
"Hehe sorry, oh ya weekend kemarin kemana aja nih kok gak ada kabar sama sekali, aku chat juga gak di bales, balesnya juga pas udah malem kemarin?" tanya Mela karena setahunya jika weekend Maura akan di rumah atau enggak gitu di pasar untuk belanja kebutuhan rumah.
"Maaf ya, aku kemarin habis bersih-bersih rumah .... Eh iya itu bersih-bersih rumah dan udah capek banget jadi baru sempet buat cek hp kemarin malem." ucap Maura mencari alasan.
"Tapi kenapa jalan kamu kayak pincang gitu Ra?" tanya Mela yang tahu kalau jalan kaki Maura sedikit aneh.
"Aku gak papa kok cuma kepeleset aja, udah yuk kerja." ucap Maura kemudian pergi dari ruangan tersebut sebelum Mela bertanya banyak hal.
Sebenarnya Maura sudah tidak sakit untuk kakinya yang terpeleset itu, yang masih sakit itu bagian Miss v nya yang masih mengganjal buat Maura, harap maklum itu adalah kali pertama bagi Maura.
"Ra kamu di Sofi bu Dian." ucap Sofi rekan kerjanya.
"Iya nggi, makasih ya."
Setelah itu Maura langsung menuju ke ruangan bu Dian yang katanya tadi memanggil dirinya.
TOK TOK TOK
"Masuk." ucap bu Dian dari dalam.
Maura langsung saja masuk dan melihat Bu Dian yang masih fokus dengan pekerjaan nya.
"Maura ya, silahkan duduk." ucap bu Dian membuat Maura ngeri-ngeri sedap.
"Jadi gini Maura, mulai hari ini kamu bakalan ibu tempatkan di lantai presdir." ucap bu Dian membuat mata Maura melebar, bagaimana bisa dia harus satu lantai dengan suaminya.
"Ta... Tapi bu,"
"Tidak ada tapi tapian, ini semua perintah jadi ibu harpa kamu segera berkemas karena di sana sudah ada loker khusus untuk cleaning service." ucap bu Dian dengan begitu tegas.
Akhirnya mau tidak mau Maura pun menyetujuinya dan langsung berkemas, untung saja barang barang nya hanya sedikit sehingga dia tidak perlu lama lama untuk berkemas.
"Kamu beneran bakalan pindah ke lantai presdir Ra?" tanya Mela yang begitu terkejut dengar berita yang tersebar itu, dia bahkan langsung turun ke ruang ganti untuk menanyakan langsung kepada Maura.
"Iya mel." jawab Maura.
"Kok bisa?" tanya nya lagi yang masih penasaran.
"Aku juga gak tahu, tapi katanya di sana tidak ada cleaning service yang standby jadi susah kalau gak ada, jadi harus ada salah satu." ucap Maura yang memang bu Dian tadi menjelaskan seperti itu.
Akhirnya Maura pun naik ke lantai atas dimana lantai presdir, asisten dan sekertaris berada, lantai sebesar itu hanya di isi oleh tiga orang saja.
Ting
Lift terbuka dan menampakkan Bara yang sudah menunggu nya di depan pintu membuat Maura terperanjat kaget saja.
"Sudah sampai, sini saya bantu." ucap Bara sambil mengambil kardus milik Maura dan di serahkan kepada Max.
"Taruh di ruangan samping." perintah Bara yang memang itu adalah ruangan cleaning service dadakan yang dia sediakan untuk sang istri.
"Selamat pagi nyonya," sapa Bella saat melihat presdir nya itu berlalu di depannya dengan tangan Bara menggenggam erat tangan Maura.
Malu sekali rasanya di panggil nyonya seperti ini, apa lagi pangkat Bella jauh di atasnya yaitu sekertaris sedangkan dirinya hanya cleaning service.
"Jangan panggil saya gitu mbak, saya cuma...." potong Maura karena bara sudah menjawabnya dulu.
"Bella sudah tahu kalau kamu itu istri saya." jawab Bara kemudian menarik tangan sang istri menuju ke ruangannya.
Ucapan Bara tadi membuat pipi Maura merah padam karena begitu malu, Bella adalah karyawan pertama yang tahu soal pernikahan ini kecuali Max ya yang memang sudah tadi dari awal.
"Tuan kita mau kemana?" tanya Maura karena setelah sampai di ruangan presdir bara masih saja menariknya hingga terbukalah sebuah pintu misterius yang membuat Maura kaget sekaligus takjub.
"Ini...."
"Kamar tidur untuk kita istirahat dan untuk saya menanamkan benih unggul saya." ucap Bara tanpa basa basi langsung mengeksekusi sang istri.
Bara begitu kecanduan dengan sang istri, bahkan rasanya tidak detik tanpa ingin bercinta dengan sang istri, mungkinkah dia sudah mulai ada rasa dengan istrinya sendiri, kalau memang iya Bara tidak tahu harus bagaimana karena sekarang bercinta dengan sang istri adalah yang terpenting.
.
.
Bersambung.....
.bìar cpt jd dan segera launcing bara junior