Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 09
Esok harinya, Xixi berangkat ke kampus karena dia sudah merasa jika tubuhnya sudah sangat membaik. Dia berjalan di koridor kampus seperti biasa.
Tapi hari itu Xixi melihat tatapan para mahasiswa yang Xixi lewati membuat Xixi tidak nyaman. Tatapan mereka seperti sedang mengintimidasi dan Xixi juga mendengar beberapa mahasiswa berbisik sesuatu tentang dirinya.
Xixi yang tidak mau merasakan tatapan itu, segera berjalan lebih cepat sambil memegangi tasnya dengan erat.
Sampai di dalam kelas, Xixi merasa lega karena melihat Lulu sudah duduk di kursinya.
"Xixi, selamat pagi." Sapa Lulu dengan cerita seperti biasanya.
"Selamat pagi juga Lulu."
Xixi meletakkan tasnya diatas meja, dia lalu duduk dengan nafas terengah-engah."
"Ada apa, Xixi? Kau seperti orang yang ketakutan."
Lulu melihat Xixi seperti habis di kejar oleh hantu.
Xixi menggelengkan kepalanya, dia mencoba mengatur nafasnya agar lebih tenang.
Setelah beberapa saat dia mulai bisa bernafas seperti biasanya. Xixi lalu menatap Lulu yang duduk di samping kursinya.
"Emm... Lulu."
"Iya, ada apa? Apa kau masih tidak enak badan?"
Xixi menggeleng "Tidak, bukan itu."
"Lalu, ada apa?"
"Kenapa semua mahasiswa melihatku dengan aneh saat aku berjalan ke kelas?"
Lulu menatap Xixi, dia lalu duduk didepan kursi Xixi agar lebih dekat.
"Kau tahu, satu hari setelah kau keluar dari rumah sakit. Perusahaan milik keluarga Rachel dan teman-temannya di serang oleh seseorang. Dan membuat perusahaan mereka hampir bangkrut bersamaan."
Xixi memasang wajah terkejut mendengar berita itu dari Lulu.
"Tapi... Itu tidak ada hubungannya denganku, jadi kenapa mereka menatapku seperti itu?"
"Mungkin mereka mengira, kalau ada orang lain yang membantu mu di belakang. Jadi mereka melihatmu seperti itu."
Xixi yang tidak mengerti hanya mengangguk pelan.
"Kau tenang saja, mereka pasti tidak akan membully mu lagi. Jika mereka tetap melakukan itu, mereka pasti akan bernasib sama seperti Rachel dan teman-temannya."
Xixi terlihat kebingungan dengan apa yang Lulu katakan.
"Sudahlah kalau kamu tidak mengerti, tapi aku berharap mereka tidak akan melakukan hal itu lagi padamu atau orang lain."
Xixi mengangguk "Iya."
Tap tap tap tap
Langkah kaki terdengar mendekati Lulu dan Xixi, pemilik suara langkah kaki itu lalu duduk di samping kursi yang sedang Lulu duduki.
"Leon? Aku ingat kau tidak mengikuti mata kuliah ini." Lulu heran dengan kehadiran Leon di kelas mereka.
"Kau benar, tapi mulai hari ini aku akan mengikuti mata kuliah ini."
"Bukankah kata kakak ku, kau tidak menyukai mata kuliah komputer?"
"Iya, tapi setelah melihat berita tentang beberapa perusahaan yang di serang tiba-tiba itu, aku jadi ingin belajar komputer."
"Oh, jadi karena itu alasannya."
"Aku lihat orang yang menyerang itu sangat hebat, jadi aku ingin mencobanya."
"Bukan karena kau ingin membantu perusahaan milik keluarga Rachel itu?"
Leon menatap Lulu dengan bingung "Apa hubungannya dengan dia?"
"Tidak, aku pikir kau ingin belajar komputer karena ingin membantu perusahaan Rachel itu. Karena yang aku tahu, dia adalah anak dari teman ibu mu dan dia juga memanggilmu kak Leon."
Leon tidak mendengarkan ucapan Lulu yang menurutnya omong kosong, Leon menoleh ke belakang dan menatap Xixi yang sejak tadi membaca buku.
"Apa kau sudah sembuh sepenuhnya?" Tanya Leon pada Xixi.
Xixi menatap Leon sekilas lalu mengangguk pelan "I.. iya, aku sudah.. jauh lebih baik."
Leon mengangguk "Baguslah kalau begitu."
Lulu berdiri lalu berjalan ke kursinya yang ada di samping Xixi karena dosen sudah datang dan mata pelajaran akan segera di mulai.
Xixi melirik ke arah Lulu yang duduk di sampingnya.
"Maaf Lulu, aku belum bisa memberitahu mu siapa aku sebenarnya."
Lulu yang menyadari jika Xixi melihatnya dari samping, sedikit menundukkan kepalanya dan menoleh pada Xixi.
"Ada apa?" Bisik Lulu pada Xixi.
Xixi menggelengkan kepalanya "Tidak apa-apa." Bisik Xixi juga pada Lulu.
Lulu mengangguk mengerti. Dia lalu kembali memperhatikan dosen yang mulai memberi materi di depan kelas.
Leon yang mendengar interaksi dua wanita yang ada di belakangnya hanya diam.
"Aku akan mencari tahu siapa orang yang sudah membuat perusahaan keluarga Scott dan yang lainnya menjadi seperti itu."
Leon mulai curiga dengan Xixi, selama ini yang dia tahu Xixi adalah mahasiswa dari luar kota dan tinggal sendirian di kota ini.
Jika Xixi dekat dengan seseorang yang bisa membuat beberapa perusahaan hampir bangkrut secara bersamaan seperti kemarin, itu artinya dia pasti bukanlah wanita sembarangan.
"Sepertinya malam ini aku harus berusaha lebih baik lagi."
Xixi menatap Leon dari kursinya, Xixi melihat kalau tangan kiri Leon bermain ponsel yang dia sembunyikan dibawah meja dengan sangat cepat. Xixi yang seorang ahli komputer tentu bisa menebak jika Leon adalah orang yang pintar dalam komputer juga.
"Gerakannya yang cepat itu... Dia benar-benar pintar berpura-pura sebagai orang yang bodoh dalam komputer."
Leon dan Xixi sama-sama mempunyai sisi yang tidak diketahui oleh orang lain. Tapi mereka mempunyai tujuan yang berbeda.
Leon menyembunyikan kepintaran dia dalam komputer untuk melindungi perusahan keluarganya dari orang-orang yang ingin menghancurkan perusahaan yang sudah di bangun oleh ayahnya sejak masih muda.
Sementara Xixi menyembunyikannya karena dia tidak mau mempunyai teman yang hanya akan melihat dirinya karena keluarganya, ditambah dia juga ingin mencari seseorang yang mau mencintai dirinya, walaupun dia adalah wanita culun dan miskin.
Dan jika Xixi, hanya keluarga dan para pekerja di rumahnya saja yang tahu identitas dia yang sebenarnya, berbeda dengan Leon, selain keluarga, mantan kekasihnya dan Joseph juga mengetahui kepintaran Leon.
Hanya saja Joseph menyembunyikan rahasia Leon yang dia tahu itu. Jadi dia juga berkata jika Leon tidak menyukai komputer.
Xixi kembali melihat ke arah dosen, tapi dia berniat akan mencaritahu siapa Leon yang sebenarnya.
**
Sementara di tempat lain, Rachel yang telah di marahi dan di beri hukuman oleh orang tuanya duduk diatas ranjangnya di dalam kamar.
Dia membaca berita tentang kedaan perusahaan keluarganya, dan perusahaan teman-teman yang beberapa hari lalu membantunya memukuli Xixi di atap kampus lewat ponselnya.
"Kenapa hanya perusahaan kita yang di serang, apakah yang mereka katakan benar, kalau ini adalah perbuatan orang yang ada di belakang si culun itu? Tapi tidak ada yang tahu jika aku dan lainnya yang sudah memukuli si culun itu, selain kak Leon dan teman si culun. Dan si culun itu juga tidak mungkin berani mengatakannya pada orang lain."
Rachel tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi, menggelengkan kepalanya. Tentu saja dia berfikir Xixi tidak mungkin mempunyai teman ynag begitu hebat.
"Si culun itu, lihat saja aku pasti membalasnya! Bahkan kak Leon juga membelanya dan sampai menamparku waktu di atap kampus. Di tambah lagi kak Leon tega melaporkanya pada dosen, jadi aku dan yang lainnya di skors."
Bukannya setelah di skors dari kampus dan dihukum oleh orang tuanya, Rachel akan berubah jadi lebih baik. Tapi dia malah semakin ingin membuat Xixi celaka karena sudah membuat Leon membelanya dan membuat Rachel di hukum oleh orang tuanya.