NovelToon NovelToon
Aku Istri Yang (TAK) Diinginkan : Cinta Lansia

Aku Istri Yang (TAK) Diinginkan : Cinta Lansia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Suami ideal / Healing / Cinta Lansia
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bukan Emak-Emak Biasa

Andai hanya KDRT dan sederet teror yang Mendung dapatkan setelah menolak rencana pernikahan Andika sang suami dan Yanti sang bos, Mendung masih bisa terima. Mendung bahkan tak segan menikahkan keduanya, asal Pelangi—putri semata wayang Mendung, tak diusik.

Masalahnya, tak lama setelah mengamuk Yanti karena tak terima Mendung disakiti, Pelangi justru dijebloskan ke penjara oleh Yanti atas persetujuan Andika. Padahal, selama enam tahun terakhir ketika Andika mengalami stroke, hanya Mendung dan Pelangi yang sudi mengurus sekaligus membiayai. Fatalnya, ketidakadilan yang harus ia dan bundanya dapatkan, membuat Pelangi menjadi ODGJ.

Ketika mati nyaris menjadi pilihan Mendung, Salman—selaku pria dari masa lalunya yang kini sangat sukses, datang. Selain membantu, Salman yang memperlakukan Mendung layaknya ratu, juga mengajak Mendung melanjutkan kisah mereka yang sempat kandas di masa lalu, meski kini mereka sama-sama lansia.

Masalahnya, Salman masih memiliki istri bahkan anak...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Enam

Mendung nekat lari agak menunduk sambil mendekap tasnya yang ada di pundak kanan. Ia nekat bersembunyi di kolong tempat tidur.

“Duukk!” Kepala Mendung tak sengaja membentur ranjang terbuat dari kayu di sana.

Yanti yang benar-benar baru keluar dari kamar mandi, merasa ada kejanggalan di sana. Selain seperti mendengar suara langkah Mendung, ia juga mendengar suara benturan yang dialami kepala Mendung.

“Tadi suara apa, ya?” lirih Yanti.

“Duh ... si Yanti pasti dengar,” batin Mendung yang sengaja membekap mulutnya menggunakan kedua tangan, guna meredam napasnya yang ngos-ngosan.

Tak sengaja, Mendung menoleh ke kanan. Membuatnya menemukan sarung pengaman berhias cairan terbilang banyak sekaligus menjiji kan. Selain sarung pengaman tersebut dan pastinya ‘milik’ Andika, Mendung juga menemukan tisu-tisu kering bekas tak kalah menjiji kan terserak di sana.

“Bisa-bisanya mereka masih main dalam situasi yang genting!” batin Mendung. Kenyataan tersebut pula yang membuat dirinya membulatkan tekad mengorbankan Salman, asal misinya sukses. Tak peduli, meski di luar sana suara kesakitan Salman dibalas ejekan oleh suara Andika. Yanti yang sepertinya paham apa yang terjadi di luar sana, buru-buru memastikan

“Ini benar-benar kesempatanku!” batin Mendung segera menyusul keluar tak lama setelah Yanti keluar dan langsung berteriak.

Yanti melerai Andika, agar suami gagahnya tak menyerang Salman lagi. Tanpa tahu, di dalam kamarnya ada Mendung yang siap beraksi.

“Ini kosmetiknya si Yanti di mana? Sepertinya kebanyakan kosmetik Yanti memang kebakar. Namun harusnya, Yanti masih pakai kosmetik. Tas mana, tas? Mungkin Yanti belum sempat beberes karena dia memang pemalas. Lain lagi kalau urusan cocok tanam, dia yang sepertinya hype r, sehari wajib lebih dari tiga kali. Melebihi jadwal minum obat!” Mendung terus menatap saksama keadaan di sana. Akhirnya ia menemukan ransel jinjing tiga buah.

Mendung membuka ransel satu persatu. Di ransel ke dua ia menemukan apa yang ia cari. Tas kosmetik serba baru berikut isinya. Seperti yang Mendung yakini, kosmetik Yanti turut menjadi korban badai kehidupan sang pemilik.

Setiap kosmetik bahkan lipstik, tak luput dari ramuan ajaib milik Mendung. Mendung juga memakai sarung tangan tebal yang sudah Salman siapkan. Tiga paket kosmetik Yanti sudah berhasil Mendung isi. Semuanya kembali Mendung taruh di ransel seperti sedia kala. Namun, ia yang terlalu buru-buru tak sengaja menendang botol berisi cairan yang masih tersisa seperempat, menggunakan kaki kanannya. Isinya mengenai punggung kaki kiri Mendung. Detik itu juga, dunia Mendung seolah berhenti berputar. Bersamaan dengan itu, Mendung juga teringat wanti-wanti dari Salman.

***

“Apa yang kamu lakukan? Cepat bangunin!” marah Yanti dengan suara lirih kepada sang suami. Tatapannya menatap sang suami penuh peringatan

“Preman itu ... padahal maksud kedatanganku ke sini ... baik!” ucap Salman masih bengek.

Andika terpaksa menolong Salman karena terus didesak oleh Yanti. Terlebih setelah Salman mengutarakan maksud kedatangannya ke sana, untuk meminta stok sapu lidi.

Salman sengaja menyingkirkan kedua tangan Andika dari lengan maupun punggungnya. Ia yang sudah berhasil duduk dan sempat dibantu Andika, memilih berusaha berdiri sendiri. Ia dapati, sang pujaan hati yang baru saja keluar dari kamar Yanti.

Kode keras melalui lirikan dan hempasan pandangan, Salman berikan kepada Mendung. Agar Mendung melipir agak jauh dari depan pintu kamar Yanti. Kemudian, Salman juga meminta Mendung untuk jongkok sekaligus menunduk. Salman mendekap erat kedua telinganya, meminta Mendung melakukannya. Selain itu, Salman juga sengaja memasang wajah ketakutan, agar Mendung juga melakukannya. Setelah Mendung melakukan semuanya, diam-diam Salman menyodorkan kedua jempolnya.

Sebagai artis kawakan, bersandiwara sudah menjadi kebiasaan Salman meski ia tak sedang berada di depan kamera. “Ndung ... Ndung, kamu enggak apa-apa, Ndung?” sergah Salman ketakutan dan kali ini juga masih bersandiwara. Ia sempat merangkak cukup lama, sebelum akhirnya terseok-seok lari dan berakhir memeluk Mendung.

Andika memang tahu bahwa tadi, Salman datang dengan Mendung. Namun, sedari dirinya berkelahi dengan Salman, ia tidak melihat Mendung di ruangan mereka berada. Andika justru berpikir,Mendung sempat menghilang.

Tak beda dengan Andika, Yanti juga terkejut ketika melihat ternyata Mendung juga ada di sana. Karena meski tadi ia keluar dengan buru-buru, Yanti yakin, dirinya tidak melihat Mendung.

“Oh, mungkin karen Mendung ada trauma parah ke adegan perkela hian, dia ngumpet di gorden. Ngapain juga enggak sekalian nyusul anak seta n mu yang jadi ODGJ sih, si nenek-nenek. Bikin geregetan saja!” batin Yanti yang kemudian merasa ada yang berbeda dengan penampilan Mendung kali ini.

“Enggak apa-apa, Ndung. Tenang. Semuanya baik-baik saja. Aku di sini. Semuanya baik-baik saja, Ndung. Tenangkan pikiranmu!” lembut Salman sambil mendekap erat tubuh Mendung. Sesekali, ia juga mengecup kepala Mendung penuh cinta kasih Ia melakukannya tanpa kembali bersandiwara lagi. Kini, Salman sengaja melakukannya untuk melepaskan kerinduannya yang begitu dalam kepada Mendung. Karena andai dirinya melakukannya di luar sandiwara mereka, Mendung pasti menolaknya. Ditambah lagi, status mereka yang sama-sama belum bercerai dari pasangan mereka. Membuat Mendung terus saja menjaga jarak darinya.

“Kadal emang kamu Man! Ngapain kamu peluk-peluk istriku?!” teriak Andika sembari maju.

Namun detik itu juga, Yanti berdeham penuh arti sambil memegangi handuk yang membungkus kepalanya.

Ketika Andika langsung mematung karena paham kode alam dari Yanti. Dalam dekapan Salman, Mendung yang masih pura-pura takut khas trauma, diam-diam sibuk menggaruk punggung kaki kirinya.

“Gatel banget. Padahal tadi sudah langsung aku lap pakai tisu basah!” batin Mendung.

“Kami enggak jadi masak buat jumat berkah di sini. Saya juga tidak jadi memesan sapu lidi! Kesalahanmu benar-benar fatal, Andika!” tegas Salman tak lama setelah berhasil merengkuh tubuh Mendung dan mengajaknya untuk sama-sama berdiri bersamanya.

“Loh ... maksudnya bagaimana, Pak Salman? Saya janji tidak akan membocorkan hubungan Anda dengan nenek-nenek ganjen ini, eh maksud saya hubungan Pak Salman dengan Ibu Mendung. Asal Pak Salman melanjutkan kerja sama dengan saya!” Mohon Yanti.

Salman tetap saja menolak, meski Yanti terus memohon. Yanti yang sedang butuh banyak uang, sengaja memarahi Andika dan meminta suaminya itu untuk meminta maaf kepada Salman maupun Mendung. Hanya saja, Salman tetap memungut dua kantong berisi bahan masakan termasuk ayam, ikan, dan juga daging sapi di dalamnya.

Bersama Mendung yang dituntun, hingga tangan kanannya membawa dua kantong besar sekaligus. Salman tetap pergi dari kantor yang kini merangkap jadi tempat tinggal Yanti.

“Buk!” Tangan kanan Yanti yang mengepal, meninju lengan kiri Andika.

Bersama Andika sang suami, Yanti melepas kepergian mobil Salman hingga pinggir jalan.

(Ramaikan yaa ❤️❤️❤️)

1
Sartini Cilacap
Semoga mendung tidak kenapa napa
Sartini Cilacap
Semoga Salman tidak kenapa napa
W_E_N_A
Aduh si Mendung terkena cairan itu... gimana dong...
W_E_N_A
Dilema...
Asyatun 1
lanjut
Fani Indriyani
tuh kan bener itu bkn anaknya Salman...semoga berhasil mendung,ini istrinya Salman nyebelin apa2 ancam bunuh diri,yo wis om Salman ga ush diladeni biar saja mati kalo emang dia mau mati
Cahaya Cita
kak rositi kalau bikin karya selalu menguras emosi..jedag jedug rasane/Smile/
Sonya Kapahang
Mudah²an misinya berhasil.. tp kok ya deg²an sm istrinya Salman.. ngeri ngamuk ke Mendung sm Pelangi..
Sonya Kapahang
Ini makhluk kuning siapa..? Kok tetiba jd inget Paojan.. Mana pake tas gendong bulu juga lagi.. 🤣🤣🤣
W_E_N_A
Lanjut Mb... g sabar baca kelanjutannya
W_E_N_A
Waaaoooo siapa tuh makhluk kuning... apakah satu spesies dengan Kak Ojan.... 🤣
Sartini Cilacap
Semoga berhasil misinya
Sartini Cilacap
Penasaran siapa pria berbaju kuning mungkin kah suruhan dayatri
Sartini Cilacap
Wah jangan sampai mendung diamuk oleh dayatri
Sartini Cilacap
Miris banget pelangi sampai trauma terhadap bapaknya sendiri
Asyatun 1
lanjut
Sonya Kapahang
Aku ngeri si Mendung diamuk sm istrinya Salman.. 😖😖😖
Sonya Kapahang
Ya Allah Andika.. gara² kamu, anakMu jd begitu.. emng dasar bapak ga ngotak.. 🤬🤬🤬
W_E_N_A
Etdah.... g capek apa begonoan melulu...
W_E_N_A
Kasihan Pelangi...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!