Suami Pilihan Mama

"Sana, pergi ganggu aja," ucap Clara.

Alvin pun berdiri dan membantu Rayna lalu ia menatap tajam Clara, "Apa yang lo lakuin? lo yang ganggu," ucap Alvin.

"Vin, aku gak suka kamu sama dia," ucap Clara.

"Rayna istriku kalau lo lupa," ucap Alvin.

"Kamu tega Vin, kamu gak kasihan lihat aku sekarang apalagi keluargaku?" tanya Clara.

"Gak sama sekali, lo yang mulai gara-gara dan ya lo harus terima konsekuensinya," ucap Alvin.

"Oke, aku terima. Tapi, tolong kamu jauhin cewek gak jelas ini," ucap Clara dengan menunjuk Rayna.

"Apa urusannya sama lo, lo bukan siapa dan gue juga gak kenal sama lo, lo gak punya hak atas gue dan yang lebih berhak itu Rayna karena dia istri gue. Lo itu benalu tau gak, mendingan lo cari cowok lain deh, gue udah nikah dan gue cuma bakal nikah satu kali dan cewek itu Rayna," ucap Alvin lalu menggendong Rayna untuk pergi meninggalkan Clara.

"Mas turunin aku, si ulet bulu udah gak kelihatan kok," ucap Rayna.

Namun, Alvin tidak mempedulikannya dan tetap menggendong Rayna sampai mobil, sesampainya di dalam mobil. Alvin pun membantu memasangkan sabuk pengaman, sebelum menutup pintu mobil tersebut Alvin mengecup bibir Rayna yang tentunya membuat Rayna terkejut.

Tanpa rasa bersalah atau apapun itu, Alvin menutup pintu mobil lalu ia pun mengendarai mobilnya dan memutuskan untuk pulang.

Beberapa saat kemudian, Alvin dan Rayna sampai di rumah dan mereka segera membersihkan tubuh mereka lalu bersantai. Lebih tepatnya Rayna yang bersantai karena Alvin berada di ruang kerjanya yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Di ruang tamu, Rayna melihat ide-ide hiasan untuk toko bunganya hingga akhirnya ia menemukan beberapa ide dan mencocokkannya dengan design bentuk tokonya, dimana saat ini tempat tersebut sedang di renovasi dan setelah Rayna memutuskan design hiasan tokonya maka barulah Rayna akan memulainya.

"Ray," panggil Alvin.

"Kenapa, Mas?" tanya Rayna.

"Ini punya kamu?" tanya Alvin dengan menunjukkan sebuah kotak pada Rayna.

"Bukan, Mas dapat darimana?" tanya Rayna.

"Ada di jaketku," ucap Alvin.

"Coba Mas buka, itu bukan punyaku," ucap Rayna.

Alvin pun duduk disamping Rayna lalu memberikannya pada Rayna, "Coba kamu buka," ucap Alvin.

Rayna pun mengambil kotak tersebut dan membukanya, namun Rayna begitu terkejut ketika melihat sebuah kalung yang ada di dalam kotak tersebut, Rayna pun melihat Alvin dan Alvin segera mengambil kalung terlalu lalu memakaikannya pada Rayna.

Rayna melihat kalung tersebut yng ada di lehernya, "Ini buat aku, Mas?" tanya Rayna.

"Iya, buat kamu. Maaf karena aku gak bisa romantis kayak pria lain," ucap Avin.

"Justru Mas udah romantis banget ini, makasih Mas," ucap Rayna lalu memeluk Alvin.

"Syukurlah kalau kamu suka dengan kejutan ini," ucap Alvin.

"Mas tau kayak gini darimana?" tanya Rayna yang penasaran karena suami kulkasnya sudah bisa romantis seperti ini.

"Roy yang bilang," ucap Alvin.

"Terus kalung ini?" tanya Rayna

"Aku yang pilih, karena kalungnya bagus dan aku jadi inget kmu makanya aku pilih kalung itu," ucap Alvin.

"Kalungnya bagus," ucap Rayna.

Saat Rayna tengah fokus pada kalungnya tiba-tiba Alvin mengangkat tubuhnya dan berakhir Rayna duduk di pangkuan Alvin. Tentu saja Rayna terkejut, namun tak butuh waktu lama Rayna menyadari posisinya dan ia menjadi gugup saat ini. Alvin menahan pinggang Rayna lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Rayna.

"Kamu mau punya anak dalam waktu dekat atau mau nunda dulu?" tanya Alvin.

"Ke-kenapa Mas tanya itu?" tanya Rayna.

"Tidak apa-apa, aku hanya bertanya," ucap Avin.

"Aku sih gak masalah, mau di kasih kapan aja, di kasih cepat aku bersyukur kalaupun belum dalam waktu dekat ini ya aku juga bersyukur artinya kita disuruh pacaran dulu, kan kita juga baru kenal jadi masih butuh penyesuaian," ucap Rayna.

"Aku ingin di kasih secepatnya," ucap Alvin.

Setelah mengatakan itu, Alvin mengecup bibir Rayna dan lama kelamaan kecupan tersebut berubah menjadi ci*man yang menuntut, Rayna sendiri berusaha untuk mengimbangi Alvin meskipun sudah menikah dan mereka beberapa berci*man, tapi tetap saja Rayna masih gugup dan kaku.

Malam ini adalah kali kedua mereka menikmati indahnya dunia, hanya mereka berdua yang dapat merasakan kesatuan diantara mereka, Alvin benar-benar tidak mengecewakan Rayna karena Alvin melakukannya begitu lembut sama seperti saat pertama kali mereka melakukannya.

"Semoga usaha kita segera berhasil," ucap Alvin di tengah-tengah kegiatan mereka dan Rayna yang sudah lemas hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

.

Hari ini adalah hari pertama toko bunga milik Rayna buka, "Selamat ya sayang, akhirnya toko kamu buka juga," ucap Mama Melody.

"Makasih, Ma," ucap Rayna.

"Kamu sekarang udah punya toko bunga lagi, kamu harus belajar dari toko kamu dulu," ucap Mama Nindy.

"Iya iya, Ma," ucap Rayna.

"Jangan iya iya aja, kalau toko kamu sepi jangan langsung tutup, cari solusinya," ucap Mama Nindy.

"Iya Mamaku sayang," ucap Rayna.

Hari pertama toko bunga tersebut cukup ramai karena memang banyak diskonan, Rayna hanya memperkerjakan satu pegawai perempuan di toko bunganya yang bernama Olla. Rayna berpikir jika ini adalah usaha keduanya setelah usaha pertamanya gagal, Rayna juga ingin melihat respon publik terhadap toko bunganya dan jika respon publik bagus, makasih Rayna akan menambah pegawai. Namun, untuk kali ini hanya Rayna dan Olla saja yang mengurus toko bunga tersebut.

"Olla, besok toko buka agak siang ya. Ya palingan jam 11," ucap Rayna.

"Iya, Mbak," jawab Olla.

Setelah seharian sibuk dengan pembukaan toko bunganya, Rayna pun akhirnya bisa beristirahat dimana malam ini Rayna sedang bersantai di dalam kamar sedangkan Alvin tengah sibuk di ruang kerjanya. Saat tengah asik melihat sosial media toko bunganya yang mendapat banyak dukungan dari publik, Rayna merasakan perutnya yang terasa sakit.

"Kok perutku sakit, ya...tunggu, sekarang awal bulan, masa aku...," ucap Rayna yang menghentikan ucapannya dan ia pun menuju ke kamar mandi untuk memeriksa segala kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya.

Tak lama setelah itu, Rayna pun keluar dari kamar mandi dengan wajah lesu lalu ia keluar kamar dan masuk ke ruang kerja Alvin. Alvin yang tengah sibuk pun langsung melihat sang istri yng tampak tak bersemangat itu, Rayna pun mendekati Alvin dan duduk di pangkuan Alvin.

"Ada apa?" tanya Alvin yang menatap lekat wajah Rayna.

Rayna yang ditanya dan ditatap seperti itupun menangis, dengan sigap Alvin memeluk Ryn untuk menenangkan wanitanya.

"Maaf hiks hiks," ucap Rayna yang masih memeluk Alvin, Rayna tidak sanggup untuk melihat wajah Alvin saat ini

"Maaf untuk apa?" tanya Alvin.

"A-aku datang bulan hiks hiks," ucap Rayna.

Alvin pun tersenyum karena mengerti apa yng di pikirkan Rayna saat ini.

.

.

Bersambung..........