NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Dosa

Takdir Di Balik Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:148.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ziel, seorang CEO muda yang tegas dan dingin, memutuskan pertunangannya setelah menemukan bukti perselingkuhan Nika. Namun, Nika menolak menerima kenyataan dan dengan cara licik, ia menjerat Ziel dalam perangkapnya. Ziel berhasil melarikan diri, tetapi dalam perjalanan, efek obat yang diberikan Nika mulai bekerja, membuatnya kehilangan fokus dan menabrak pohon.

Di tengah malam yang kelam, Mandara, seorang gadis sederhana, menemukan Ziel dalam kondisi setengah sadar. Namun, momen yang seharusnya menjadi pertolongan berubah menjadi tragedi yang mengubah hidup Dara selamanya. Beberapa bulan kemudian, mereka bertemu kembali di kota, tetapi Ziel tidak mengenalinya.

Terikat oleh rahasia masa lalu, Dara yang kini mengandung anak Ziel terjebak dalam dilema. Haruskah ia menuntut tanggung jawab, atau tetap menyembunyikan kebenaran dari pria yang tak lagi mengingatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Perubahan

Juan sedang berjalan membawa setumpuk dokumen menuju meja kerja di dekat ruangan Ziel ketika matanya menangkap sosok Dara yang berdiri terpaku di depan pintu ruangan bos mereka.

Dara tampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Bibirnya bergerak-gerak, seperti sedang berbicara dengan seseorang, tapi jelas tidak ada siapa-siapa di sekitarnya.

“Beli test pack... nggak, jangan panik dulu... mungkin ini cuma telat... atau... aduh, kok jadi deg-degan, sih...” gumam Dara pelan sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. Sesekali ia mendesah panjang, lalu menggoyangkan kepala seperti mencoba menepis sesuatu dari pikirannya. “Tenang, Dara, jangan sampai ketahuan. Kamu harus terlihat normal. NORMAL.”

Juan berhenti di tempatnya, memiringkan kepala sedikit, dan mengernyit. “Apa-apaan lagi ini?” batinnya, meski sama sekali tidak terkejut.

Dia sudah bekerja cukup lama dengan Dara untuk tahu bahwa asistennya Ziel ini punya tingkah yang sering tidak terduga. Daripada mencoba mencari tahu apa yang sedang dipikirkan Dara, Juan memilih mengabaikannya. Ia menggeleng pelan dan melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.

Begitu ia lewat di dekat Dara, Dara akhirnya menyadari keberadaannya. Ia langsung tersenyum canggung. “Eh, Kak Juan! Mau ke mana? Banyak kerjaan, ya? Aduh, semangat, Kak Juan, semangat!” katanya sambil mengepalkan tangan seperti memberi dukungan penuh energi.

Juan hanya menatapnya datar dan mengangguk pendek. “Iya, semangat juga, Dara.” Lalu ia berlalu tanpa bertanya apa-apa, meskipun sebenarnya ia sangat penasaran. “Ah, sudahlah. Dara selalu begitu. Tidak terduga. Lebih baik tidak terlalu memusingkannya,” gumamnya dalam hati sambil menahan senyum kecil.

Dara mendorong pintu perlahan, tetapi Ziel langsung mendengus kesal tanpa basa-basi. “Kemana saja kamu? Lama sekali!”

Dara terlonjak kaget seperti tertangkap basah mencuri ayam. “Eh, dari toilet, Pak Bos,” jawabnya cepat, berusaha terdengar santai meskipun hatinya masih berkecamuk.

Ziel menatapnya dengan alis terangkat. “Kenapa ke toilet kantor? Di ruangan ini juga ada toilet.”

Dara menelan ludah. Ia mencoba memutar otak mencari jawaban yang logis. “Eh... tadi 'kan Pak Bos lagi di toilet...” ucapnya sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.

“Lalu?” Ziel menyipitkan mata, menunggu jawaban yang lebih masuk akal.

Dara mengerutkan bibirnya. “Eh... Pak Bos juga nggak pernah bilang saya boleh pakai toilet di ruangan ini. Jadi ya, saya pikir ini toilet privasi bos gitu... kayak toilet suci yang cuma boleh disentuh sama pemiliknya...”

Ziel mendengus lagi, kali ini terdengar lebih panjang. “Mulai sekarang, kamu boleh pakai toilet di sini.”

“Beneran, Pak Bos? Wah, terima kasih atas kemurahan hatinya! Saya jadi merasa seperti rakyat jelata yang diizinkan masuk istana kerajaan untuk pertama kalinya. Toilet Pak Bos ini pasti punya aura keagungan tersendiri, ya...” Dara mulai berceloteh panjang tanpa kendali, mencoba menutupi kegugupannya.

Ziel memijat pelipisnya, terlihat semakin kesal. “Sudah cukup. Duduk dan mulai bekerja.”

Dara menurut, tapi hatinya tetap bertanya-tanya. “Kenapa Pak Bos kelihatan kesal banget cuma gara-gara aku pergi agak lama? Padahal biasanya dia datar-datar aja kayak papan setrikaan...” batinnya merenung.

Ia menatap Ziel yang sudah sibuk dengan laptopnya, tapi sikapnya tetap terasa aneh. Dara mencoba mengalihkan pikirannya ke pekerjaan, meskipun masih ada suara kecil di kepalanya yang terus mengingatkan, “Beli test pack... beli test pack...”

Sementara itu, Ziel melirik Dara sekilas, menahan napas pendek. Ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, tetapi ia memilih diam. “Kenapa aku kesal? Toh dia cuma pergi ke toilet... Ini cuma efek samping aneh ini lagi. Fokus, Ziel, fokus.”

Dara duduk di kursi kerjanya, pandangannya terpaku pada layar laptop. Jemarinya mengetik cepat, bahkan sesekali ia mencatat sesuatu di buku kecil di sampingnya. Wajahnya serius, jauh dari kesan ceria yang biasanya membuat suasana ruangan lebih hidup.

Ziel, yang duduk tidak jauh darinya, mengangkat kepala dari dokumen yang sedang ia baca. Matanya memerhatikan Dara yang tampak begitu sibuk tenggelam dalam pekerjaannya. Meskipun setiap fokus dalam pekerjaannya Dara memang tidak akan bicara apalagi bercanda, tapi biasanya setelah satu pekerjaannya selesai, Dara akan melontarkan komentar kecil atau candaan yang, meskipun kadang tidak penting, selalu berhasil mencairkan suasana. Baru setelahnya fokus kembali pada pekerjaannya.

Namun, hari ini berbeda. Tidak ada candaan, tidak ada jeda untuk sekadar berbicara. Ekspresinya pun terlihat lebih tegang dari biasanya, membuat suasana terasa sunyi dan janggal.

"Dara," panggil Ziel tiba-tiba.

Dara tersentak kecil, mengangkat kepalanya dengan tatapan bingung. "Ya, Pak Bos?"

Ziel menyipitkan mata, mencoba membaca ekspresi Dara. "Kamu kenapa? Hari ini kamu terlalu... tenang," ujarnya, nada suaranya terdengar seperti protes terselubung.

Dara mengerutkan kening, berpura-pura tidak mengerti. "Tenang? Maksud Pak Bos?"

Ziel menyandarkan punggungnya ke kursi, melipat tangan di dada. "Biasanya kamu lebih banyak bicara. Berkomentar soal ini-itu, atau setidaknya melempar lelucon yang kadang tidak lucu," katanya datar, tapi matanya tajam menatap Dara.

Dara tersenyum kecil, meski hatinya masih bergemuruh memikirkan hal yang mengganggunya sejak siang tadi. "Ah, saya hanya sedang fokus bekerja, Bos. Tidak mau mengganggu Anda dengan obrolan yang tidak penting."

Ziel mendengus pelan, tapi tidak mengatakan apa-apa. Dalam hatinya, ia merasa aneh. "Kenapa aku merasa kesal karena dia diam? Bukannya ini yang seharusnya aku inginkan? Fokus bekerja tanpa gangguan? Tapi kenapa rasanya ada yang kurang?"

Suasana hening lagi. Dara kembali tenggelam dalam pekerjaannya, sementara Ziel terus mencuri pandang ke arahnya. Semakin lama, Ziel semakin merasa tidak nyaman dengan keheningan itu.

"Dara," panggil Ziel lagi, kali ini dengan nada sedikit lebih pelan.

Dara mengangkat kepalanya lagi. "Ya, Bos?"

"Kamu yakin tidak ada apa-apa?" Ziel bertanya, matanya menatap Dara penuh selidik.

Dara terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Tidak ada apa-apa, Pak Bos. Saya hanya sedang ingin fokus saja," jawabnya, berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

Ziel mengangguk pelan, meski di dalam hatinya ia tidak percaya sepenuhnya. "Dia pasti sedang memikirkan sesuatu. Tapi apa? Dan kenapa aku peduli?" pikirnya sambil kembali menatap dokumen di mejanya.

Namun, bahkan setelah itu, Ziel tidak bisa sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Keheningan Dara terus mengganggunya, membuat rasa penasarannya semakin dalam. Sesekali ia melirik ke arah meja Dara. Cemilan yang biasanya hampir habis di jam seperti ini, masih utuh di atas meja. Dara bekerja tanpa mengemil seperti biasanya, bahkan seolah tidak menyadari keberadaan makanan favoritnya. Ziel mengernyit pelan, pikirannya mulai mencari-cari alasan di balik semua perubahan Dara.

"Aneh sekali," gumamnya dalam hati, pandangannya kembali tertuju pada Dara. "Apa yang sebenarnya terjadi saat ia ke toilet tadi? Kenapa tiba-tiba sikapnya jadi begini?" Ziel menghela napas pelan, namun rasa ingin tahunya justru semakin mengganggunya.

Sementara itu Dara menghela napas pelan yang terasa berat, matanya kembali fokus pada layar laptop. Dalam hati, ia bergumam, "Pak Bos, jangan bertanya lagi. Aku harus fokus bekerja. Aku tidak boleh membiarkan prediksi yang belum tentu benar itu mengganggu pekerjaanku. Aku belum tentu hamil. Belum tentu!"

***

Hari mulai beranjak sore, dan Dara sibuk memasukkan laptop dan dokumen ke dalam tasnya. Ziel sudah berdiri di dekat pintu, menunggu dengan ekspresi datar seperti biasa.

"Cepat sedikit, Dara," katanya sambil melirik jam tangannya.

"Iya, iya, Pak Bos. Santai sikit ngapa, napas dulu, napas," balas Dara sambil tergopoh-gopoh menyelesaikan berkemas.

Tak lama mereka sudah berada di mobil. Ziel mengemudi dengan tenang seperti biasa, sementara Dara sibuk mengutak-atik ponselnya di kursi penumpang.

Saat mobil mulai mendekati apotek di pinggir jalan, Dara tiba-tiba bersuara. "Pak Bos, berhenti dulu di depan apotek itu!"

Ziel melirik sekilas ke arahnya dengan alis terangkat. "Apotek? Mau beli apa?" tanyanya dengan nada heran.

Dara berpikir cepat, lalu tersenyum lebar. "Vitamin, Pak Bos. Buat jaga kesehatan, biar nggak gampang sakit."

Ziel mendengus kecil, tapi tetap menepikan mobilnya di depan apotek. "Cepat. Aku tidak mau terlalu lama menunggu."

"Siap, Pak Bos!" Dara menjawab sambil melepas seatbelt dan keluar dari mobil dengan tergesa-gesa.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
kaylla salsabella
dara tidur
kaylla salsabella
klu pengen ngomong aja dara malah tambah pahala
Dewi S Ayunda
cuma d novel bgn tidur napasnya tetap segar gk bau jiggong🤭😁
Anitha Ramto
Dara kalo kamu pengen jgan di tahan nanti anaknya ngences🤣Ziel akan senang jika kamu yang nyosor duluan.
sum mia
ya terang aja Zion perhatian sama Dara , lha wong Dara menantunya .
kalian aja yang gak tahu....🤭🤣🤣

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
badalaaaa.... Dara ketiduran di kantor . ya gimana gak kelelahan coba.... semalam tarung , dan dilanjut menjelang pagi Dara menerkam suaminya . Dara yang kelelahan , tapi Ziel yang kegirangan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Dwi Winarni Wina
Dara pengaruh hormon kehamilan meningkat ingin terus debaynya dijengukin papanya terus.....

Sampai ziel sangat terkejut dara mulai nakal menggodanya dan dara memulai memimpin permainan ziel hasrat parah dan menikmatinya....

Zion dan elin ingin ikut melihat USG calon cucunya perkembangannya...
Sugiharti Rusli
lha malah ketiduran si Dara, untung bukan pas meeting sama papa mertua tadi yah😝
Erwik R
merem zil
naifa Al Adlin
dara tidur pak boss,,, /Grin/
trista
dara bobo ziel..kesian kecapekeun smalam dgempur mulu
Mrs.Riozelino Fernandez
ada udah bobo syantik tuh Ziel....
biasa nya bumil mank gampang lelah...bawaannya pengen rebahan aja... walaupun gak tidur...
Mrs.Riozelino Fernandez
lhaaaa....Dara mau lagi...menang banyak ini mah si Ziel...
Mrs.Riozelino Fernandez
kenapa Ziel gak bawa Dara untuk periksa kandungan...biasanya laki2 sangat antusias klo benihnya berkembang di rahim istrinya...pengen liat anaknya walaupun blom berbentuk...
Sri Hendrayani
wah tidur ini bumilnya
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
dara wes turu ziel.....kelelahan
Ani
lanjut
yumna
daranya udah boci
Lia_Sriwijaya
dara nya udah di alam mimpi ziel... hhhhhh kelelahan habis kesenangan yg di buatnya... hihihi... bumil ga mau jauh dr sentuhan paksu
Sugiharti Rusli
itu karena hormon kehamilan kamu juga Ra yang berperan jadi 'sedikit' agresif kesannya yah😉😉😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!