[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Susan
Susan sahabat baru sejak diperkenalkannya oleh Ibunya. Susan Pagi itu datang ke rumah Lili, ada sesuatu hal yang penting ingin ia sampaikan. Susan mengetuk pintu beberapa kali hingga suara Ibu Lili terdengar dengan kata "Tunggu!" Dibukanya pintu itu dan Susan melihat Ibu Lili sudah bersiap untuk berangkat ke Butik.
"Susan! Ada apa Nak kesini?" Ujar Ibu Lili yang berdiri dihadapan Susan setelah membuka pintu rumah. Lalu ia bertanya?
"Saya mau bertemu dengan Lili Bu!" Jawab Susan.
"Ada dia, lagi dikamar. Masuk aja Susan." Jawab Ibu Lili memberikan akses jalan dengan menepi, menyuruh Susan untuk masuk kedalam rumah.
"Terima kasih Tante." Susan langsung masuk kedalam rumah dan menuju ke kamar Lili.
Sementara Ibu Lili sudah berangkat ke Butik.
Didepan Pintu kamar Lili, Susan beberapa kali mengetuk pintu dan memanggil-manggil nama Lili. Lili membuka pintunya dan bermuka sedih dihadapan Susan. Susan terheran-heran apa ada masalah dengan sahabatnya itu, Susan lekas berkata "Kamu kenapa Li?" Tanya Susan dengan wajah bertanya-tanya.
Lili menghapus air matanya dengan Tisu. "Cerita didalam aja ya San, aku ceritain semuanya." Jawab Lili.
Susan masuk ke dalam kamarnya, pintu ditutup. Saat itulah Curhatan Lili keluar semua dari mulutnya dari masalah pertemuan dengan Mama Rama, soal rekaman CCTV, berseteru dengan Talita, Konflik dengan Ibunya sendiri. Susan yang mendengar curhatan itu hanya bisa mengelus dadanya sambil merasa iba pada Lili.
"Begitu ceritanya San." Ujar Lili "Aku harus gimana?" Lalu bertanya lagi gimana solusinya pada Susan.
"Aku juga takut kalau kamu nggak pakai pengaman saat berhubungan bebas, takut hamil diluar nikah. Apa kamu udah siap punya anak?" Ungkap Susan, lalu bertanya soal kejadian dengan Rama.
Lili hanya diam sesaat, lalu menjawabnya "Aku belum siap." Jawab Lili dengan nada lirih.
"Aku doain semoga nggak sampai hamil." Ucap Susan, lalu tersenyum kecil pada Lili.
"Makasi ya Sa." Ujar Lili sembari memegang kedua tangan Susan.
Susan juga tersenyum dan memegang erat tangan sahabatnya itu.
"Oya, kamu kesini ada tujuan apa nemuin aku?" Tanya maksud kedatangan Susan kerumah Lili.
"Emm...Gini Li, aku ada kesempatan melanjutkan study S2 di Belanda. Besok aku mulai meninggalkan kota ini, negeri ini. Aku mau pamit sama kamu dan aku sebelumnya juga udah datang ke butik kamu untuk bertemu Ibumu, aku pamit lebih dulu dengan ibumu. Baru deh langsung pamit sama kamu sekarang ini. Kamu jaga diri baik-baik disini ya, jangan kebanyakan gosip tentang dirimu di-sosial media nggak baik. Aku selalu pantau nantinya tentang hubunganmu sama Rama di Belanda." Ungkap panjang lebar Susan yang akhirnya ingin pergi ke luar negeri.
Lili kaget, lalu matanya berkaca-kaca dan akhirnya meneteskan air matanya. Lili memeluk erat sahabat apa adanya itu, lalu memberikan support terbaik atas pilihannya.
"Semoga lancar kau disana, kalo liburan ke sini jangan lupa mampir kerumah ini ya." Ungkap Lili.
"Ia. Aku pasti mampir kesini." Jawab Susan dalam dekapan Lili.
Lili dan Susan melepas pelukannya, saat itulah mereka mengobrol panjang lebar soal gosip dan hubung Lili dengan Rama. Saat itulah Lili memberikan sebuah kalung untuk kenang-kenangan dibawa Susan ke Belanda, kalung indah itu dipakaikan ke pergelangan tangan kanan Susan.
"Ini dipakai terus disana siapa kau ingat punya sahabat disini. Kalo rindu kita bisa video call kan." Ucap Lili sembari tangannya memakaikan gelang itu.
"Bagus banget. Ini limited edition ditoko, cuma ada dua Lo dikeluarkannya." Ungkap Susan sembari melihat gelang itu.
"Tau aja kau Susan." Ujar Lili sambil tertawa kecil.
Saat sudah dipakai gelang itu, saatnya Susan pamit untuk pulang kerumah karena masih banyak hal yang harus diurus.
"Aku pamit pulang ya Li." Ucap Pamit Susan pada Lili, matanya berkaca-kaca melihat wajah Lili.
"Ia. Hati-hati ya besok. Kabari aku juga kalo udah sampai di-Belanda." Jawab Lili sambil tersenyum.
Saat itulah Lili dan Susan pelukan untuk perpisahan.
Susan akhirnya sudah pergi meninggalkan rumah Lili untuk pulang ke rumahnya.
*