Dia bukan kekasihku, sampai kapanpun dia sahabat baik dalam hidupku. -Andre Alexander Geraldy-
Dia bukan sekedar sahabat bagiku, dia juga cinta pertamaku. -Belinda Roger Smith-
Suatu hari mereka di hadapkan dalam situasi terbalik, Andre yang sekian lama menganggap Bella hanya sebagai sahabat, tiba tiba merasa gelisah, karena ada hal tak biasa yang ia rasakan.
Tak terima jika Bella yang dianggapnya hanya sahabat, serta selama ini mencintai Andre, tiba tiba memberikan kabar pertunangan.
Bahkan sebentar lagi menikah dengan Jonathan, pria yang sejak lama mencintai Bella.
Bagaimana rasanya jungkir balik dunia Andre, ketika akhirnya, ia menjadi suami Bella, namun wanita itu, menyimpan nama pria lain dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Perpisahan Menyakitkan, Part 2.
Perpisahan Menyakitkan, Part 2.
Tok
Tok
Tok
Andre berjalan ke arah pintu, rupanya Bima yang datang.
"Aku membawa semua yang kamu inginkan." Bima melaporkan hasil kerja nya semalam, ia berjuang ekstra keras bersama detektif, demi menyelidiki sepak terjang Mely.
Andre mengangguk, "masuklah,"
Bima mengikuti langkah Andre, ia pun ikut duduk di sofa sambil meletakkan semua informasi yang ia dapatkan, kemudian Bima bersandar di sofa, nampak sekali ia lelah dan mengantuk, belum lagi jet lag nya hilang, ia harus berjibaku bersama detektif, demi mengerjakan apa yang diinginkan atasannya.
"Sekarang aku mohon, izinkan aku tidur, terhitung sejak di Swiss hingga hari ini, aku belum tidur selama tiga hari." Keluh Bima.
"Tidurlah, aku akan bertanya nanti jika kau bangun."
Bima pun beranjak menuju tempat tidur, kemudian menelungkupkan tubuhnya di kasur, aroma bantal dan sprei seketika membuat matanya terpejam hingga berlanjut ke alam mimpi, berbagi tempat tidur, sudah hal biasa bagi Bima dan Andre, karena mereka sudah bersahabat sejak kuliah, hingga Kevin sering menjuluki mereka memiliki selera yang sudah berbelok, tentunya hal itu hanya gurauan, karena terbukti Andre sering berganti kekasih.
Mengetahui Bima sudah terlelap, Andre mulai membuka satu persatu hasil penyelidikan Bima bersama detektif.
Seketika amarah yang sudah tersimpan sejak tiga hari yang lalu, kini kembali bergolak, didalam berkas yang Bima bawa, terdapat banyak foto Mely bersama pria, sungguh mencengangkan, bukan hanya satu atau dua, tapi lebih dari sepuluh pria, entah apa yang Mely cari dari pria pria tersebut.
Andre tidak menyangka selama ini ia sudah menjadi pria bodoh, cinta pertama yang ia agungkan ternyata berakhir dengan sebuah penghianatan, kepercayaan yang ia berikan, ternyata hanya membuat Dirinya seperti mainan tak berharga, padahal ia bahkan mengorbankan banyak hal, demi bisa tetap bersama Mely, waktu, sahabat, keluarga yang jarang ia temui, bahkan materi yang tidak sedikit demi memuaskan semua keinginan sang kekasih.
Rupanya inilah penyebab utama Mely selalu mengelak ketika Andre membicarakan pernikahan, rupanya wanita itu tak hanya puas dengan materi yang selama ini ia berikan cuma cuma, ia masih juga menjajakan tubuhnya demi memuaskan kecintaan nya pada barang barang mewah.
Aaarrrghhh … Andre melempar berkas berkas ditangannya, manakala di halaman terakhir, Bima menyertakan nomor telepon, itu adalah nomor sang mucikari yang menjadi perantara Mely dan para pria hidung belang yang menjadi pelanggan nya.
Tak Puas hanya melempar kertas kertas, Andre menjungkir balikkan semua meja dan kursi yang ada di ruangan tersebut, Andre berteriak, mengumpat dan memaki, entah bahasa planet mana yang dia pakai, ia tak peduli, asalkan ia bisa puas memaki dan mengeluarkan kalimat kasar sampai hatinya benar benar puas, sementara Bima sama sekali tak bergeming dari tidurnya.
Andre menyambar ponsel yang sejak tadi berada di atas nakas, "Sherin … Blokir semua kartu kredit yang berada di tangan Mely." Perintahnya pada Sherin sang sekretaris.
"J4l4ng Murahan sepertimu, pasti tak bisa hidup tanpa uang dan kemewahan, kita lihat saja, apalagi rayuan menjijikkan yang kamu berikan padaku, demi mendapatkan kartu kartu yang selama ini mensuplai kesenanganmu." Andre tertawa miris, mentertawakan kebodohannya sendiri,
*
*
*
Benar saja, tak sampai satu jam kemudian, ponsel Andre berdering, wajah cantik yang dahulu selalu ia rindukan, kini menghiasi layar ponselnya.
"Sayang … " suara itu mendayu dayu dari ujung telepon. "Aku sedang belanja, beberapa tas dan gaun koleksi terbaru, tapi kenapa kartu yang ku pergunakan, tak bisa di pakai … aku malu sekali." Keluhnya dengan suara manja yang kini terdengar menyebalkan di telinga Andre.
"Baguslah kalau kamu masih memiliki rasa malu," Ejek Andre. "Aku memang sudah memblokir semua kartu milikmu." Sungguh ia tengah mati matian menahan diri untuk tidak menemui Mely, karena jika berhadapan langsung, bisa saja ia mencekik leher wanita itu, Andre tak ingin lagi bersikap bodoh, ia kini hanya berusaha berdiri tegak, demi mempertahankan harga dirinya.
"Yaaaa … kenapa? Kamu tahu sendiri kan, aku tak bisa hidup tanpa kartu kartu itu, karena aku harus membeli semua kebutuhanku demi menunjang pekerjaan ku,"
Andre kembali tertawa sinis, "pekerjaan katamu? Lalu dimana hasil kerjamu selama ini? Seingatku, hasil kerjamu tak pernah terlihat, apartemen, mobil, perhiasan, tas, baju, sepatu, semuanya kamu beli menggunakan uangku, dan kamu masih bangga menyebut semua itu hasil kerja kerasmu?"
Mely terdiam, "maafkan aku, apankarena aku jarang menemanimu, kamu jadi marah begini padaku," Mely menggunakan senjata kata kata yang selama ini membuat Andre luluh padanya.
"Tidak, kamu salah besar, kali ini jangan pernah lagi menampakkan wajah menjijikkan mu di hadapanku, kamu akan tahu akibatnya jika kamu berani datang ke hadapanku." Pekik Andre dengan suara kerasnya.
"Tttt … ta … tapi sa …."
Suara Mely dari ujung telepon tak lagi ia dengarkan, karena …
Brak !!!
Beberapa saat kemudian ia melemparkan ponselnya ke dinding, benda pipih malang itu hancur seketika tak lagi berbentuk utuh, tapi dirinya lebih hancur lagi, kebodohannya selama inilah yang membuat ia merasa hancur tak berbentuk.
Yah … setelah Bella meninggalkannya, kini hanya satu tempat yang bisa ia datangi, untuk pulang dan menangis, Mommy.