Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Celaka
"An, lu tahu kalau ada pekerja di kantor yang masih pelajar." Tanya Nathan pada Ando yang fokus menyetir.
"Ngak lah, ngapain memperkerjakan anak dibawah umur, mau di comot sama kak Seto lu." Ando melirik Nathan.
"Ck, bukan itu dodol, gue inget kalau di kantor ada pegawai cleaning servis wanita dan dia masih sekolah, barusan gue tadi ketemu dia." Tutur Nathan yang ingat gadis bocil tadi.
"Wahh, parah siapa yang berani masukin dia, KTP aja belum punya udah bisa kerja aja, gak bener itu Nat, tar deh gue urus." Ucap Ando dengan heran, di kantor melarang menerima karyawan yang masih di bawah umur, apalagi ada undang-undang yang melarang anak di bawah delapan belas tahun untuk bekerja, dan berita yang Nathan sampaikan cukup membuat Ando merasa harus di selesaikan jika tidak ingin ada yang melapor.
"Ya, sebaiknya kau urus." Ucap Nathan yang menatap lurus kedepan.
.
.
Ami kembali mengendarai sepeda nya menuju tempatnya bekerja, kali ini dirinya sedikit datang terlambat karena kejadian baju robek tadi.
Bukanya ganti baju lebih dulu, Ami malah masih menggunakan jas yang dia pakai tadi untuk menutupi bajunya yang robek.
Selain karena tidak ada baju untuk ganti, Ami juga pasti akan memakan waktu lebih lama jika dirinya pulang lebih dulu untuk mengganti bajunya.
Biarkan saja dia memakai jas kedodoran milik Om-om yang menyebalkan itu dari pada harus memperlihatkan bagian tubuhnya yang terlihat pasti hanya mengundang maksiat.
"Aaaakkhh.."
Brak
Ami yang telat mengerem sepeda karena ada mobil yang melaju dari samping pertigaan membuatnya terkejut.
Sepeda yang Ami naiki berbentuk tak karuan saking kerasnya, sedangkan Ami jatuh tergeletak di pinggiran jalan tak sadarkan diri.
"Waduh, nabrak gue bos." Ucap seseorang yang sedang duduk di balik setir kemudi.
Pria yang di ajak bicara segera keluar karena dia seperti familiar dengan orang yang baru saja jatuh.
"Ya salam kenapa bisa ceroboh begini." Ucap Nathan ketika melihat gadis kecil yang memakai pakaiannya pingsan.
"Loh Nat, inikan jas yang_"
"Ck, buruan bawa dia." Ucap Nathan yang menyuruh Ando untuk menggendong Ami masuk ke dalam mobil.
Ando menaruh Ami di kursi penumpang belakang, dan mereka kembali duduk diposisi sepeti tadi.
"Lagian juga mau nyebrang gak liat-liat untung sepi, kalau ramai abis sama masa." Ucap Ando yang sedikit kesal. Sedangkan Nathan hanya diam saja.
"Mau di bawa kemana tuh cewek bos?" Tanya Ando melirik Nathan yang anteng di sampingnya.
"Terserah yang jelas antar gue ke kantor." Ucap Nathan pada Ando, dirinya melirik Ami yang masih memejamkan mata dari kaca kecil di depan.
Jika dilihat wajah gadis itu manis, bibir kecil yang berwarna merah seperti buah Cherry, hidung kecil yang mancung serta bulu mata yang lentik jika Nathan perhatikan, itupun dari jarak yang sedikit jauh dan secara tidak langsung.
'Cantik.' Gumamnya dalam hati, mengakui kecantikan Ami.
Setelah sampai di basemen kantor, Nathan keluar lebih dulu, Ia sengaja menyuruh Ando untuk lewat basement pribadinya yang langsung mengarah pada lift.
"Bos, dia gimana?" Tanya Ando dengan garuk kepala.
Melihat keadaan gadis itu sepertinya tidak ada luka yang serius, mungkin hanya syok dan membuatnya pingsan.
Nathan mengehela napas, "Bawa saja ke ruangan ku." Putus Nathan pada akhirnya.
gak prhatian ma istri harta juga gk hbis2 buat apa mngabaikan istri kmu.istri hilang baru tahu rasa kmu