“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 30 Bersama Eliz
Mereka makan bersama, Ale menikmati roti panggang dan kopi yang sudah disiapkan oleh Olivia. Setelah makan Olivia pergi kekamarnya untuk bersiap, dia juga akan ke kota untuk menemui Eliz.
Saat dikamar mandi dia melihat ada yang berbeda dari mukanya. Dia baru sadar jika bibirnya sedikit bengkak.
“Kenapa bisa begini?”
“Apa aku kemaren jatuh?”
“Tapi badanku tidak sakit, mulutku juga tidak ada yang sakit”
“entahlah”
Olivia membersihkan tubuhnya, dia berendam sebentar, dia tidak memikirkan bahwa Ale masih menunggunya.
Setelah beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi, dia melakukan aktivitas yang dia lakukan sehari-hari, menggunakan body lotion, minyak wangi, menata rambutnya dan membubuhkan bedak di mukanya serta lipstik tak lupa.
Olivia keluar dari kamarnya masih ada Ale disana.
“Tidka berangkat?” – Olivia heran kenapa dia masih ada disana
“Kemana?” – Ale tidak menjawab, balik nanya
“Mau ketemu Eliz” - Olivia dengan santainya.
Ale dan Olivia keluar dari apartemen. Ale menyuruhnya masuk kedalam mobil.
‘Mungkin dia ingin mengatarku” – pikir Olivia
Hampir 1 jam perjalan dari rumah Olivia ke kota, Olivia bingung karena dirinya dibawa kekantor Ale bukan ke tempat Eliz
“Aku bukan mau kekantormu, aku mau ke tempat Eliz” – Olivia menolak turun
“Eliz akan menjemputmu” – singka Ale, dia menarik Olivia untuk turun. Beberapa karyawan disana merasa heran karena bos datang dengan penampilan yang berbeda, celana yang dipakai sama dengan kemaren hanya saja bajunya dia munggunaka kaos pink, bukan gayanya sekali.
Setelah sampai di ruangannya, Ale langsung masuk ke ruangan istirahatnya untuk berganti pakaian sedangkan Olivia duduk di sofa seperti biasa saat dia menguunjungi Ale.
Olivia mengetikkan sesuatu diponselnya untuk mengabari Eliz dia ada di kantor Ale saat ini.
Ale keluar dengan baju yang formal. Olivia hanya duduk disana tidak ada hal yang bisa dia lakukan disini, waktu ketemuan dengan Eliz pun masih lama karena ini masih pukul 8.
Olivia memainkan ponselnya, membaca majalah baru yang ada di meja dan beberapa kali melirik Ale yang sedang bekerja.
Ale disebrang sana masih fokus berkerja, mengetikkan sesuatu di komputernya, membaca surat-surat yang Olivia tidak tau apa isinya. Dua jam dilalui oleh Olivia dengan bosan diruang kerja Ale. Hingga tepat jam 10 ponselnya berdering.
“Iya Eliz” – Olivia
“Aku dilobby Liv, turunlah aku malas sekali naik hahaha” – Eliz
“Oke aku turun” – Olivia sudah bersiap menyampirkan tasnya kepundaknya. Ale tiba-tiba bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Olivia yang masih duduk disofa.
Ale mendekat kearah Olivia, dia mengarahkan mulutnya ke leher jenjang Olivia
“Ngapaiinn?” – Olivia kaget
“Eeemmhhh….” – Olivia kegelian dengan bibir Ale yang ada dilehernya.
“Aleee.. janganhh macam-macammm” – Olivia berusaha menjauhkan Ale dari dirinya
Beberapa detik kemudian Ale menjauh dan mengelus leher Olivia yang sudah dikecup, dia meninggalkan 2 bekas disana.
“Kau manis” – Ale mengatakan itu kepada Olivia
“Kau aneh sekali… aku pergi” – Olivia belum sadar jika Ale memberikan tanda dilehernya. Olivia langsung meninggalkan begitu saja.
Saat dia melewati beberapa karyawan dan melewati meja reseptionis dia mendengar kalimat yang ditujukan kepadanya dengan pandangan merendahkan.
“yakin ini pacarnya bos? Bukan kali, ini sih wanita jal*ng di club-club” – salah satu reseption dengan name tag didadanya ‘Sissy’
Awalanya Olivia tidak mengerti jika kalimat itu ditujukan ke dirinya tapi kenapa arah pandangnya kedirinya.
“Lihat… dia hanya wanita panggilan dia kesini Cuma 2 jam, apalagi ada tanda menjijikkan dilehernya” – Sissy
Tanpa berpikir panjang akhirnya Olivia berjalan menulikan telinganya.
“Elizz” – Olivia menghampiri Eliz didalam mobil dengan kaca terbuka
“Hei masuklah” – Eliz langsung menyuruhnya masuk.
Mereka langsung berangka kesalah satu mall terbesar disana.
“Kau sudah makan?” – Eliz
“Makan roti dan susu” – Olivia dengan santai
“Ayo makan dulu, aku ingin makan steak” – Eliz masih mengemudikan mobilnya. Mereka sampai di mall tersebut, mereka berjalan beriringan menuju kedai steak favorit Eliz. Saat mereka duduk dan memesan Eliz baru menyadari ada tanda cinta di leher Oliv.
“Hayooo kau habis ngapain dengan Ale” – Eliz menggodanya
“Hah.. apa maksudmu” – Olivia masih santai
“Itu lehermu ada 2 anda cinta disana” – Eliz masih setia menggoda Oliv
“Hah sunggh!!” – Olivia mulai panik
“Ini, ini aku ada kaca” – Eliz merogoh tasnya mengeluarkan kaca kecil
Olivia sungguh tidak habis pikir dengan Ale, bisa-bisa dia mau keluar dan memberi tanda seperti ini, muka Olivia langsung tertekuk.
“Dasar cowok gila” – gumamnya
Olivia langsung mengeluarkan foundationnya untuk menutupi tanda ituu
“Seperti sepupuku itu sudah tidak sabar ingin memakanmuu” – Eliz masih menggodanya
“Dia menyebalkan” – Olivia memanyunkan mulutnya.
Setelah mereka makan Olivia dan Eliz langsung menuju ke toko perhiasan terkenal disana.
Olivia masuk dengan rasa kagum, toko ini sanga profesional semua pelayannya menggunakan baju formal dan sarung tangan.
“Oliv sini” – Eliz memanggilnya
“Cincinmu sudah jadi, kemarilah cobalah” – Eliz langsung memberikan kotak cincin ke Oliv
Oliv mencobanya, cincin ini sama seperti apa yang dia mau, terlihat sederhana tapi tidak terkesan murahan.
“Cukup …. aku suka” – Olivia tersenyum melihat cincin yang tersemat di jarinya .
“Aku akan bayar yang ini” – Eliz langsung memberikan kartu kepada pelayan disana
“Hmmm Eliz… untuk biaya pertunangan ini bagaimana ya?” – Olivia baru menyadari
“Tenang saja, Ale yang akan menanggung semua” – Eliz
“udah dapat cincinnya, kamu mau membawanya?” – Eliz menawari
“Tidak kau saja yang menyimpannya sampai hari H” – Olivia sedikit aku dengan barang mahal seperti itu
“Sekarang kita menemui orang yang mengurus gedung dan undangan” – Eliz membawa Olivia ke sebuah café
Mereka menunggu sedikit lama hingga ada cowok dan cewek menghampiri, mereka adalah EO yang mengurus venue dari pertunangan Olivia.
Dia memberikan semua contoh look venue yang dia pernah gunakan di even, acara tunangan bahkan wedding.
“Kalau request sesuai tema yang kita mau bagaimana?” – Eliz angkat bicara
“Bisa nona anda bisa menyebutkan bagaimana keinginan anda” – orang EO
“kamu mauu yang bagaimana?” – Eliz ke Olivia
“Aku tidak tau, aku ikut denganmu saja” – Oliv sungguh tidak tau bagaimana model tunangan orang kaya, daripada dia salah mending mengambil jalan tengah untuk ikut sesuai pilihan Eliz
“Oke… bisa buatkan tema dengan nuansa gold, hitam dan sentuhan pink soft tapi pinknya tidak dominan” – Eliz menjelaskan dan memberi gambaran yang ingin dia mau
“Baik saya akan kirim gambar contohnya nanti malam, untuk undangnnya bagaimana nona?” – pihak EO, Eliz mengisyaratkan ke Olivia sesuai keinginan Olivia
“untuk undangannya samakan aja dengan tema venuenya” – Olivia
“untuk tanggal dan harinya bagaimana?” – piha EO
“Akan akuu hubungi nanti sore, aku haruus tanyakan pada calonnya” – Eliz
semangatya nulisnya Thor 💖