Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Ada tanda kissmark
"Ayah ... " panggil Chika saat Chandra sudah berada di sampingnya.
"Iya, kenapa sayang?" tanya Chandra sambil menatap putrinya.
"Ayah habis dari mana sih, kok Chika baru lihat Ayah," tanya balik Chika.
"Tadi Ayah habis ke kantor sayang, tadi ada meeting mendadak di kantor," jawab Chandra sekilas menatap Tika yang kini sedang menyiapkan air minumnya.
Tika pun kemudian menatap Chandra lalu memalingkan wajahnya,"yang benar saja ada meeting dikantor. Ck, paling juga habis ketemuan sama wanita lain."
"Tika, kamu itu kalau bicara di jaga ya! Jangan memancing emosiku."
"Lagian, siapa yang memancing emosimu hem? Tetapi kenyataannya memang benarkan, kalau kamu habis ketemuan sama wanita lain," ucap Tika sambil menatap tajam Chandra dan matanya fokus menatap kerah suaminya, dimana ada tanda kissmark.
"Kamu itu benar-benar ya Tika! Sudahlah, aku tidak mau ribut denganmu apalagi disini ada Chika!"
"Baguslah kalau begitu," Tika kemudian duduk di kursi makan saat sudah selesai menyiapkan makan malamnya
Datanglah Bu Lena, mertua Tika dan adik iparnya berjalan menuju meja makan lalu mereka duduk.
"Sebenarnya ada apaan sih, tadi Ibu dengar kalian ribut mulu," tanya bu Lena sambil menatap Chandra dan Tika bergiliran.
"Ini Bu, si Tika bilang kalau aku habis ketemuan dengan wanita lain. Nah, kan kurang ajar bangetkan Bu nuduh aku sembarangan begitu," jawab Chandra mengadu dan merasa tidak terima dengan ucapan Tika.
"Kamu itu jadi orang benar-benar ya Tika. Jangan bilang, kalau kamu anak orang kaya dan punya segalanya jadi kamu bebas mau melakukan apapun, termasuk menuduh suamimu!" bu Lena sambil menatap tajam Tika.
"Aku enggak menuduh mas Chandra Bu. Tapi Ibu bisa lihat dari-" ucapan Tika terputus saat adik ipar memotong pembicaan Tika.
"Sudahlah kalian jangan bikin ribut didepan Chika. Kasihan tahu Chika masih kecil dan tidak seharusnya menyaksikan perdebetan ini," Lisa memotong pembicaraan Tika.
"Ya benar juga sih, tumben banget pikiranmu dewasa," sindir bu Lena sambil menatap putrinya.
"Iss kenapa Ibu bilang begitu sama Lisa. Perasaan pikiranku selalu dewasa deh," gerutu Lisa tidak terima perkataan Ibunya.
"Sudah jangan banyak bicara, ayo kita makan," ajak bu Lena.
Mereka pun, kini sedang menikmati makan malamnya dengan suasa yang mencengkram saat pertengkaran Chandra dan Tika. Di antara mereka tidak ada yang berbicara sama sekali.
"Mas ... " ucap Tika tiba-tiba memberanikan diri untuk berbicara.
"Hem," jawab Chandra sekilas menatap Tika, lalu kembali melanjutkan makannya.
"A-aku ingin meminta izin untuk bekerja!" ucap Tika sambil menatap suaminya.
Uhuk ... uhuk ... Tiba-tiba Chandra terbatuk begitu saja.
"Mas baik-baik saja kan?" tanya Tika sambil memberikan air putih kepada suaminya. Lalu Chandra pun mengambil air putih tersebut dari tangan istrinya dan kemudian menatap tajam Tika.
"Apakah uang yang selalu aku kasih untukmu selalu kurang?" tanya Chandra sambil menatap Tika.
"Tidak kok Mas, malahan lebih dari cukup," jawab Tika dengan santai.
"Lalu kenapa kamu ingin bekerja hem?" tanya Chandra lagi, kemudian mengambil air putih dan meminumnya lalu menatap istrinya kembali.
"Iya karena aku ingin-"
"Sudahlah Chandra, apa salahnya kamu ijinin Tika untuk bekerja. Lagi pula, itu kan kemauan istrimu sendiri bukan karena kita yang menyuruh," ucap bu Lena memotong pembicaraan menantunya.
"Kalau Ibu kerja, nanti siapa yang akan nganterin Chika sekolah? Masa Ibu tega biarin Chika pergi sendirian ke sekolah sih," rengek Chika merasa kecewa terhadap Ibunya.
"Kan kalau Ibumu kerja ada Omah yang akan nganterin kamu sayang, jadi kamu enggak usah khawatir akan pergi sendiri ke sekolah," ucap bu Lena sambil menatap cucunya lalu tersenyum.
"Serius Omah mau nganterin Chika kesekolah bila Ibu sudah bekerja?" tanya Chika sambil menatap Omahnya.
"Tentu saja sayang," jawab bu Lena.
"Baiklah kalau begitu. Ya sudah Bu, Chika enggak apa-apa kok bila Ibu kerja," ucap Chika sambil menatap Ibunya dan tersenyum.
"Terima kasih sayang," jawab Tika lalu mengusap pucuk rambut Chika dengan lembut. Daan Tika pun berkata kepada Chandra,"gimana Mas, bolehkan aku kerja?"
Chandra pun terdiam tanpa membalas perkataan istrinya, lalu menatap Tika dengan tatapan yang membuat orang susah mengartikannya.
Bersambung,,,,