SIPNOSIS:
Kenneth Bernardo adalah pria sederhana yang terjebak dalam ambisi istrinya, Agnes Cleopatra. demi memenuhi gaya hidupnya yang boros, Agnes menjual Kenneth kepada sahabatnya bernama, Alexa Shannove. wanita kaya raya yang rela membeli 'stastus' suami orang demi keuntungan.
Bagi Agnes, Kenneth adalah suami yang gagal memenuhi tuntutan hidupnya yang serba mewah, ia tidak mau hidup miskin ditengah marak nya kota Brasil, São Paulo. sementara Alexa memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan suami demi memenuhi syarat warisan sang kakek.
Namun, kenyataan tak berjalan seperti yang Agnes bayangkan, setelah kehilangan suaminya. ia juga harus menghadapi kehancuran hidupnya sendiri-dihina orang sekitarnya, ditinggalkan kekasih gelapnya uang nya habis di garap selingkuhan nya yang pergi entah kemana, ia kembali jatuh miskin. sementara Alexa yang memiliki segalanya, justru semakin dipuja sebagai wanita yang anggun dan sukses dalam mencari pasangan hidup.
Kehidupan Baru Kenneth bersama Alexa perlahan memulihkan luka hati nya, sementara Agnes diliputi rasa marah dan iri merancang balas dendam, Agnes bertekad merebut kembali Kenneth bukan karena haus cinta tetapi ingin menghancurkan kebahagiaan Alexa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gema dalam keheningan
Setelah Daniel selesai mengkritik mereka, suasana sejenak menjadi hening. Namun, Donald , yang tak bisa menahan amarahnya, akhirnya membuka mulut.
"Kau pikir aku tidak tahu,Daniel? Kau juga ikut andil dalam masalah warisan ini, kan? Kau sendiri juga banyak memanfaatkan Ayah! Kenapa kau selalu membela si alat ini, Alexa? Apa kau sengaja menjilat Ayah agar kamu bisa mendapatkan bagian lebih banyak? Kamu tidak lebih baik dari kami!" Donald dengan nada tinggi, penuh sindiran dan kebencian.
Semua orang terdiam, Daniel menunggu bagaimana akan merespons. Tatapan mereka tertuju padaDaniel , berharap ia akan terbakar emosi, namun Daniel tetap tenang, tidak terpengaruh sedikit pun. Dia menatap Donald dengan mata tajam dan mulutnya mengukir senyum dingin.
Daniel dengan tenang, namun nada suaranya penuh dengan sindiran tajam.
"Donald, kalau bicara soal 'ikut andil', kita bisa tarik mundur ke belakang, kan? Siapa yang selama ini membanting tulang untuk memastikan segala urusan berjalan lancar? Siapa yang selalu bekerja keras agar harta warisan ini bisa berkembang?"
Dia mendekat sedikit ke arah Lucas, namun tidak ada amarah dalam suaranya, hanya rasa tajam yang menusuk.
"Kau bilang aku ikut andil? Hanya karena aku tidak mau ikut terjerat dalam permainan busuk kalian, lantas aku disebut menjilat Ayah? Kau pikir aku ini siapa? Aku datang ke sini bukan untuk membela siapa pun. Kalau Ayah bisa melihat kita semua sekarang, dia pasti lebih kecewa dengan sikap kalian daripada dengan sikapku."
Daniel melangkah mundur sedikit, sambil membiarkan kata-katanya mengalir begitu tajam.
"Jadi jangan mengira aku bodoh, Donald . Aku tahu persis siapa yang punya agenda tersembunyi di balik semua ini. Kau selalu menganggap aku diam, tetapi jangan salah, aku bukan orang bodoh yang mudah ditipu. Aku bukan 'anjing penjilat' seperti yang kau pikirkan, yang mengikuti kemauan Ayah demi sedikit kekuasaan." Daniel lanjut dengan nada yang lebih pelan, namun lebih menohok tersenyum dingin, tanpa ada kegugupan sedikit pun."
Donald terdiam, wajahnya memerah, tidak siap dengan tanggapanDaniel yang lebih dingin dan menohok. Dia berusaha untuk membalas, tapi kata-katanya terhenti di ujung lidah.
Sementara itu, Alexa memandang dengan ekspresi yang semakin tegang. Daniel selalu tahu bagaimana cara mematahkan argumen dengan satu kalimat tajam.
Donald berusaha keras menahan marah, berbicara pelan dengan penuh kebencian. "Kau memang sok tahu, Daniel, tapi jangan kira aku akan diam saja dengan semua ini."
" Diam saja,Donald . Tidak usah mempermalukan diri sendiri lebih lanjut." Dia berhenti sejenak, menatapDaniel dengan tajam, seperti memperingatkan sesuatu.
"Aku sudah cukup melihat dan mendengar kebusukan kalian. Apa kalian ingin membuat semuanya terbuka? Aku bisa membuka semua yang kalian sembunyikan, tapi untuk apa? Kalau kalian merasa nyaman dalam kebohongan, silakan teruskan."
Suasana di ruangan itu semakin mencekam. Semua orang terdiam, takut dengan kata-kata Daniel yang begitu kuat dan tajam.
Tak ada yang bisa membalas atau menanggapi. Bahkan Arthur dan Sharon menundukkan kepala, jelas merasa malu dan terpojok.
HanyaParkin , yang menatap Daniel dengan bangga, mengetahui bahwa Daniel tidak pernah mengalah pada ketidakadilan.
"Dia memang selalu seperti itu, tegas dan tidak pernah mundur. Kita beruntung memiliki Daniel di sisi kita." Batin Alexa hanya tersenyum tipis, tidak menunjukkan ekspresi berlebihan, meskipun dalam hatinya, dia merasa sedikit lega dan puas.
SetelahDaniel memberikan tanggapannya yang tajam kepadaDonald , suasana di ruangan itu menjadi semakin panas.
Arthur yang melihat adiknya , yang semakin merasa terpojok dengan kritikDaniel, akhirnya membuka mulutnya, menyuarakan tuduhan tanpa basa-basi.
"Kau pasti datang ke sini hanya untuk mengincar harta warisan, kan,Daniel? Tidak ada alasan lain! Selama ini, kamu tidak pernah peduli dengan keluarga. Kau hanya muncul sekarang karena ada keuntungan yang bisa kamu ambil. Jangan munafik, kita semua tahu alasanmu." Arthur dengan nada marah dan penuh sindiran.
Suasana semakin tegang.Donald yang mendengar perkataan Arthur, semakin merasa dibenarkan, sementaraDaniel tetap tenang, meski kata-kata itu semakin memanas.
"Arthur, kau memang selalu cepat menghakimi orang. Memang aku tidak pernah hadir dalam keributan kalian yang busuk ini, tapi jangan sekali-kali kau berani menuduh aku hanya karena aku datang sekarang." Ucap Daniel mendekat sedikit, pandangannya tajam.
"Ini bukan soal harta warisan. Tapi lebih kepada siapa yang benar-benar punya harga diri dan siapa yang hanya mencari keuntungan. Kau pikir aku datang ke sini karena harta? Jika memang aku ingin itu, aku sudah bisa mengambilnya tanpa ribut- ribut seperti ini!"
SambungDaniel dengan nada tenang, tapi penuh makna.
Arthur yang merasa dipermalukan olehDaniel, hanya bisa terdiam, sebal.Donald yang berada di sisi Arthur, mulai berbicara lagi, dengan nada yang semakin tinggi.
"Jadi kalian berdua ini merasa lebih baik dari kami, ya? Kau Daniel, selalu merasa jadi yang paling benar! Kalau begitu, kau juga seharusnya mengerti, kenapa kami tidak bisa membiarkan Alexa sembarangan mengatur warisan Ayah!" UcapDonald berteriak, mencoba menanggapiDaniel.
Daniel mengangkat tangan, memberi isyarat agar Donald berhenti berbicara.
"Aku tidak perlu memihak siapa pun, tapi kalau kalian terus mempertanyakan niatku, maka kalian salah besar. Jangan sampai aku buka semua kebusukan kalian!" Ucap Daniel dengan nada penuh kewibawaan dan ketenangan, namun setiap kata terasa menyentak.
Daniel menyilangkan tangan, menatap ke arah Donald dan Arthur dengan tajam.
"Selama ini, kalian yang tak pernah peduli dengan keluarga. Kalian datang hanya untuk harta. Mengatasnamakan Ayah untuk menutupi niat buruk. Sekarang, kalian malah menuduhku yang datang hanya untuk harta warisan? Hah, itu lebih mirip kebiasaan mu daripada aku!" Sambung Daniel.
Arthur dan Lucas yang semakin terpojok, merasa kekuatan mereka mulai runtuh di depan Hadrick. Tiba-tiba, Ethan, yang melihat ketegangan ini, tersenyum sedikit, merasa bangga akan keberanian Hadrick.
" Ini baru saudara tiri yang bisa diandalkan. Tidak ada yang bisa mengalahkan Daniel ketika dia sudah bicara." Parkin berbisik pelan pada Alexa.
Alexa, yang hanya diam, merespons dengan senyum sinis, menyembunyikan rasa puas dalam hatinya. Dalam satu pertikaian ini, Daniel benar-benar menunjukkan siapa yang lebih berkuasa dalam menghadapi keluarga yang penuh intrik.
"Sudah, hentikan. Cukup. Jangan teruskan perdebatan ini. Kalian semua sudah cukup membuat masalah ini semakin parah." Ucap Carlson suara berat, penuh kewibawaan, dan tak bisa diganggu gugat.
"Ayah memanggil kalian ke sini hanya untuk memperkeruh keadaan. Sudah selesai. Tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi."
Carlson menatap semua anggota keluarga dengan tajam, tidak ada yang berani mengganggu.
Semua anggota keluarga mendengus, beberapa masih terengah-engah dengan perdebatan yang belum selesai. Namun, Kakek yang sudah memutuskan bahwa ini harus berakhir, berbicara sekali lagi dengan penuh keyakinan.
"Inti dari permasalahan ini adalah... bulan depan, Alexa akan menikah dengan pasangannya. Titik." Ucap Carlson menyelesaikan kalimatnya dengan tegas, tidak memberi ruang untuk perdebatan lebih lanjut.