Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa ini efek dari panjat pinang semalam?
Sean sudah siap untuk berangkat, di depan ada Nick yang sudah dari tadi menunggu.
"Tuan!" teriak Arini sambil berlari kecil mengejar Sean
Sean menghentikan langkahnya dan menoleh "Apa?" tanya nya dengan datar
"Aku nebeng ya tuan," jawab Arini
Sean menatap Arini, "Enak sekali dirimu, sudah berangkat telat sekarang mau nebeng," sahut Sean
Arini mencibirkan bibir, dia kesal sekali dengan Sean.
"Please tuan." Arini memohon dengan menunjukkan puppy eyes nya sehingga membuat Sean tak tega.
Dengan sedikit keterpaksaan Sean mengijinkan Arini untuk datang ke kantor bersamanya.
"Masuk!" perintah Sean
Arini masuk dan duduk samping Sean, Nick mulai melajukan mobilnya perlahan dan menambah kecepatan saat keluar dari rumah Sean.
Sepanjang perjalanan Sean memainkan ponselnya begitu pula dengan Arini.
Sean sedikit terganggu dengan canda tawa Arini saat memainkan ponselnya.
Lalu Sean mengambil ponsel Arini,
"Kok diambil sih tuan?" gerutu Arini
Sean memasukkan ponsel Arini dalam sakunya sehingga membuat Arini bertambah kesal.
"Itu akibatnya karena telah menggangguku," sahut Sean
Arini menghela nafas, "Kelihatannya kamu mulai suka dengan barang ku," timpal Arini
Sean berdecak kesal
"Aku nggak level dengan barang murahan milikmu," ucapnya lalu memainkan ponselnya kembali.
Arini hanya bisa mengumpat dalam hati, lalu dia melemparkan tatapannya ke luar jendela.
Suasana hening terjadi hingga tak terasa mobil sudah hampir sampai di kantor.
"Berhenti," kata Arini yang tiba-tiba mengagetkan Nick dan juga Sean.
Mendapat teriakan dari Arini, Nick mengerem mendadak mobil yang dikendarainya.
"Ada apa?" tanya Sean dengan menatap Arini
"Aku turun sini saja, nggak enak dilihat pegawai lain kalau aku ikut turun di depan kantor," jawab Arini
Sean tersenyum
"Baguslah kalau dirimu sadar akan hal itu," sahut Sean
"Aku cuma malu saja kalau satu mobil dengan bos," timpal Arini lalu keluar mobil
Di atas kepala Sean muncul tanda tanya yang sangat banyak.
"Brengsek wanita itu seharusnya yang malu itu diriku karena bareng dengan cleaning service seperti dia, ini kenapa jadi terbalik dia yang malu datang bareng dengan Presdir," gumam Sean kesal dengan menatap Arini yang berjalan
Nick tertawa dengan keras sehingga Sean semakin kesal
"Jangan tertawa!" bentak Sean yang membuat Nick berhenti seketika
Nick melajukan mobilnya kembali dan melewati Arini yang berjalan.
Sean dan Nick sampai terlebih dahulu, dengan gaya cool nya Sean masuk kantor yang di ikuti oleh Nick.
"Pagi menjelang siang pak," sapa salah satu pegawai
Sean terus berjalan tanpa membalas sapaan anak buahnya, begitulah setiap hari.
"Nick, pergilah ke lantai bawah lagi, bilang kepada kepala bagian cleaning service kalau Arini sudah mendapatkan ijin darimu," kata Sean
"Kenapa nggak bilang saat di bawah tadi?" batin Nick kesal dengan Sean
Nick haru turun lagi ke lantai bawah untuk melaksanakan mandat dari Sean.
Arini yang baru sampai langsung menuju lokernya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning service nya.
Saat hendak bekerja kepala bagian cleaning service mendatanginya,
"Enak ya sudah beberapa hari nggak masuk, kini masuk-masuk berangkat siang. Kamu pikir ini kantor nenek moyang kamu," maki kepala bagian cleaning service yang bernama Via.
"Bukan nenek moyang mbak Via, tapi suami meskipun suami bohongan," batin Arini dengan menahan tawa.
Via yang tau kalau Arini menahan tawa jadi naik pitam
"Berani ya kamu menertawakan aku!" bentak Via
"Maaf, saya nggak menertawakan mba Via kok ," bela Arini
"Saya nggak mau tau, lebih baik kamu pulang dan mulai besok jangan bekerja disini lagi karena mulai hari ini kamu saya pecat," kata Via
Di saat yang bersamaan Nick datang,
"Jangan dipecat, tadi Arini sudah ijin pada saya," ucap Nick
Via dan Arini kaget, inilah pertama kali seorang asisten Presdir datang ke ruang OB dan cleaning service.
"Baik pak Nick," sahut Via lirih.
Setelah kepergian Nick, Via bertanya pada Arini bagaimana bisa dia mendapatkan ijin dari Nick.
Arini hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena dia sendiri juga nggak tau kenapa Nick datang dan menjadi super Hero nya.
"Itu mbak, itu.... Oh ya kemarin nggak sengaja bertemu di mini market dan aku ijin saja," jawab Arini berbohong.
Via mengangguk paham, dia percaya dengan ucapan bohong Arini.
Saat bersamaan munculah Vina teman Arini yang berprofesi sebagai cleaning service juga.
"Ariniiii," teriak Vina yang langsung berlari dan memeluk Arini
"Ya Allah Rin, aku kangen banget sama kamu," kata Vina
"Sama," sahut Arini
"Tadi aku ngubungin kamu, tapi malah kamu tolak," timpal Vina
Arini menjadi kesal berarti Sean yang menolak panggilan dari Vina
"Apa sih maunya si Monster kampret itu," batin Arini.
Via yang melihat Vina dan Arini mengobrol menjadi kesal, karena bukan saatnya untuk mengobrol masih banyak pekerjaan menanti.
Di dalam ruangannya, Sean sedari tadi terganggu karena bunyi dari ponsel Arini.
Bahkan dia tak sengaja membuka aplikasi chat milik Arini.
"Ternyata banyak juga teman-teman chating nya," batin Sean
Karena kepo bin penasaran Sean melihat siapa saja yang menjadi teman chatting Arini, matanya membulat karena menemukan beberapa nama cowok
"Berani-beraninya dia chatting dengan cowok, dikira aku ini apa," gumam Sean dengan kesal.
Dia pun menghapus aplikasi chat milik Arini, lalu dia melempar ponsel Arini ke tempat sampah karena tidak pas ponsel Arini malah terlempar ke lantai dan hancur berantakan.
Sean tersenyum, diambil lah ponselnya dan segera menghubungi Nick.
"Belikan ponsel keluaran terbaru plus dengan kartunya," kata Sean lalu mematikan sambungan telponnya.
"Setelah ini jangan harap kamu bisa chatting dengan teman lelakimu lagi," gumam Sean dengan tertawa
Tanpa Sean sadari kini virus cinta mulai berkembang biak dalam hatinya, sikap Sean pada Arini sudah menunjukkan adanya gejala dari virus cinta.
Waktu menunjukkan pukul empat sore, Arini yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya berniat datang ke ruangan Presdir.
Arini mengetuk pintu,
setelah mendapat ijin, Arini baru masuk dan
Sean langsung berdiri saat Arini masuk,
"Tuan," panggil Arini
"Ada apa?" tanya Sean
"Mana ponselku?" Arini menjawab pertanyaan Sean dengan pertanyaan balik
"Sudah aku buang," jawab Sean enteng
Arini membulatkan matanya, bisa-bisanya Sean membuang ponselnya.
"Kenapa di buang?" tanya Arini
"Ponsel jelek kenapa masih dipakai, LCD nya saja juga sudah retak," jawab Sean
"Tapi itu ponsel aku satu-satunya," sahut Arini
Mata Arini memutar, tak sengaja dia melihat ponselnya yang hancur. Dengan raut wajah yang sedih dia berjalan lalu memungut ponselnya yang sudah hancur berantakan.
"Sudahlah Arini, barang seperti itu tempatnya memang di tempat sampah," kata Sean yang memicu emosi Arini
"Otakmu yang seharusnya di tempat sampah," sahut Arini
"Beraninya dirimu!" seru Sean
Kini mata Sean dan Arini saling bertemu, mata mereka berdua sama-sama mengisyaratkan kemarahan.
"Aku sudah membelikan kamu ponsel baru," kata Sean lalu mengambil ponsel baru Arini
Dia menyodorkan ponsel barunya pada Arini," Jangan pernah menyimpan nomor orang lain selain nomorku. Kamu hanya boleh menghubungi aku dan juga chat aku," imbuh Sean
Arini heran dengan sikap Sean,
"Apa ini efek dari panjat pinang semalam ya, apa saat memanjat aku dia terjatuh dan kepalanya terbentur lantai sehingga sikapnya jadi aneh begini," batin Arini
Plak..
Sean menjatuhkan tangannya di kening Arini sehingga membuat Arini mengomel
"Otakku bisa-bisa terguncang jika kamu sering menepuknya,"
"Siapa suruh malah melamun," sahut Sean
Karena pekerjaannya sudah selesai, Sean mengajak Arini untuk pulang. Dia meminta Arini untuk menunggunya di tempat tadi saat dia turun.
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣