Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cassino
"Grey mau ke restoran dulu, tadi siang kau makan sangat sedikit". Neon memberi saran mengingat tadi atasan nya itu kurang makan dia ingin memastikan jika Grey minum wine dengan perut yang sudah terisi "Di sekitar sini ada restoran yang sesuai dengan selera mu"
"Hmm.. oke juga, baiklah kita ke sana terlebih dahulu". Ucap grey setuju
Restoran.
Sebenarnya restoran yang yang di pesan Neon sudah sangat bagus dan sesuai dengan standar namun ketika makanan sampai ke meja Grey pria itu sedikit tidak nafsu makan
"ada apa lagi Grey? sepertinya satu hari ini mood mu sedikit tidak bagu". Tanya Neon "... umh padahal makanan di sini sangat enak"
'Entahlah rasanya seperti makanan biasa, aku akan pesan jus saja".
"Benarkah? tidak ingin menghabiskan makanan mu? padahal masih banyak lagi sangat sayang jika di buang"
Grey menggeleng dia lebih tertarik dengan segelas jeruk peras hangat yang di antarkan oleh pelayan, pelayan itu menatap piring Grey yang masih sangat bersih
"Tuan mau saya bungkuskan?". Tanya pelayan itu karena kedua pria itu hendak pergi
"Ya terserah"
Neon memakan habis makanannya menatap bungkusan makanan yang di letakan pelayan di atas meja "Berikan pada ku, di luar sana pasti ada orang yang menginginkan ini kau sangat tidak beryukur"
Grey hanya memutar bola mata malas saat mendengar ocehan Neon yang sudah seperti seorang Ibu-Ibu saja sampai mereka keluar dari tempat itu
Neon menatap seseorang yang tidak lama dia temui di kantor tadi. Kenapa dia selalu berkeliaran di sekitar kami ya... "Gadis kecil!". panggil pria itu membuat seorang gadis yang berjalan di di trotoar menoleh kepadanya
"H..Halo pak...". Ucap Gadis itu menunduk
"Kenapa kau tidak pulang juga? dan apa yang kau bawa itu"
"Saya sedang dalam perjalanan pak, ini.... ini makanan untuk saya adik-adik saya". ucap Ema sopan
"Masih dalam perjalanan?". neon mengedarkan padangannya "kau naik angkutan umum".
Ema menggeleng karena dia memutuskan untuk jalan kaki untuk menghemat sisa uangnya yang tersisa "Jarak tempat tinggal saya tidak terlalu jauh pak... dan sebentar lagi saya sampai, hanya perlu masuk gang di ujung sana". jelas Ema pada pria itu membuat Neon menggeleng karena jaraknya sangat jauh dan gadis itu jalan kaki di jaman yang sudah canggih begini
Neon melirik kresek yang di pegang oleh Ema kresek itu tampak bening dengan satu bungkusan nasi di dalam nya
"Itu untuk mu dan adik-adik mu?"
"I..ia pak".
"Nih.... ambilah, makan sedikit itu untuk bertiga pantas saja kamu kecil"
Ema terdiam dengan kekesalan yang dia tahan dia tidak mungkin memaki pria di depannya itu kan, bisa berabe jadinya
'Terimakasih untuk kebaikan anda pak".
Dua bocah berlarian pada mereka dengan suara nyaring mereka "Kakak.....kak Ema". teriak kedua bocah itu "Kakak lama sekali"
"Heh kenapa kalian berada di sini?!". tanya Ema heran dengan kedua bocah itu "kalian... kalian mulung lagi?"
"Hehehe maaf kakak, habis kakak lama banget jadi kami bosan di kontrakan terus... Mbah Gin juga sedang urusan jadi kami tidak ada teman deh". Jelas Leo
Ema tampak menghela nafas panjang "Baiklah ayo kita pulang..... Pak Saya permisi.."
"mereka adik mu?". Ema mengangguk
"Ini atasan kakak... beri salam"
"halo...paman". Ucap kedua bocah itu dengan polos membua Neon cemberut apa dia tampak setua itu?
"Halo adik-adik, jangan memanggi ku paman, aku ini masih muda panggil aku pak kalian berdua mengerti?". Kata Neon dengan sedikit tekanan membuat kedua bocah itu bingung dan pucat hanya bisa menunduk
"Kak... paman ini tinggi sekali...". ucap Linda bersembunyi di balik kaki Ema
'Hush..maaf pak, kami pergi dulu terima kasih untuk kebaikan anda hari ini"
"Ya sama-sama".
Ema berlalu dari Neon mengambil karung yang bawa oleh Leo ketiganya pergi dengan tertawa, Leo dan Linda juga tampak sangat senang karena Ema membawa makanan yang banyak
Grey yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka hanya bisa termenung di dalam mobil dan melihat bagaimana Ema dan kedua adiknya tertawa seperti membuat sesuatu terbesit di hati pria itu
Kenapa bisa mereka tertawa dalam kesusahan, aku bahkan sudah hampir setahun tidak pernah tertawa seperti itu. Batin Grey
"Kau lihat itu? mereka sangat bahagia memakan makanan mewah yang tidak kau makan". jelas Neon, "kau harus banyak belajar Grey"
"Kau berisik sekali!".
***
Cassino.
Semua rekan dan teman-teman Grey sudah berkumpul di sana dia sedikit terkejut karena mereka bisa hadir
"Ck bisa juga kalian di sini"
"Ya jarang-jarang kau bisa hadir Grey, kami izin dari istri kami". Ucap seorang dari antara mereka sambil meledek pria disana "Kau masih bisa main pocket kan?"
Willy teman dekat Grey kini menatap pria itu lekat dia mempunyai ambisi untuk mengalahkan Grey walau tidak pernha kesampaian juga. dan dia tidak terlalu dekat dengan Neon
"Huh kau meremehkan ku?!". Ucap Grey tidak suka
Pocket, permainan yang menggunakan sistem tebakan dengan kartu acak satu kartu akan berada di salah satu dari kartu pilihan dan siapa yang akan mendapatkannya dengan cara mempertaruhkan beberapa kartu milik mereka makan dia ada pemenangnya
Sebenarnya ini bukanlah permainan yang seru tapi orang-orang di sana memasang taruhan berupa uang terutama saar Grey berada di sana mereka menggunakan taruhan besar berharap pria itu akan kalah dari mereka
"Kalian siap?". tanya Neon hanya memilih sebagai juri. Bagaimana bisa kalian menjual harta kalian untuk seorang pria kaya seperti Grey dan ya apa kalian tidak jera kalah darinya
Neon tertawa dalam hati karena Grey adalah pemain pocket handal jadi mereka adalah orang-orang yang salah dalam membuat keputusan
Permainan di mulai Grey dengan tenangnya mengeluarkan kartu pertamanya sedangkan pemain lain nya sudah mulai berkeringat dingin pastilah mereka kalah.
Beberapa menit kemudian. mereka benar-benar diam tidak berani berbicara apapun karena Grey sudah menjadi pemenangnya
mereka kembali kecewa
"Bagaimana bisa kau menang setiap saat kau ada di sini?". tanya mereka kesal
"Entahlah... mungkin karena aku tenang... dan... aku tidak suka meremehkan lawan ku, meski aku menang berkali-kali". Ucap Grey dengan nada sombong
"ck kau pasti ada trik"
"Itulah triknya". Grey meminum segelas wine sebagai tanda dia adalah pemenang utama yang lain hanya bisa menunggu Grey selesai meminum segelas wine itu barulah mereka meminum untuk kekalahan mereka
Malam semakin larut dan obrolan seru mereka juga tampak berakhir
Neon menarik wine dari tangan Grey. "sebaiknya kau menginap di Hotel Grey, aku yakin Tuan Bill tidak suka melihat mu seperti ini"
"terserah... ". Pria itu hanya mengangguk
"Kami duluan..". Neon permisi meninggalkan teman-teman mereka yang masih asik minum, hingga kedua pria itu menghilang di balik pintu
"Kalian tidak curiga dengan mereka berdua? aku yakin ada hubungan dengan mereka berdua?". Willy tersenyum miring merendahkan Grey dia masih kesal karena kalah dengan pria itu
"Hush jangan ngomong sembarangan dia sudah banyak membantu kita, dan kau tahu sendiri jika dia terlalu sibuk bekerja". ucap salah seorang teman mereka, Rynto
"Dia tidak lebih baik dari ku....bahkan calon tunangannya... memihak padaku...".
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/