NovelToon NovelToon
Dosa Yang Kucintai

Dosa Yang Kucintai

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

"Aku mencintainya, tapi akulah alasan kehancurannya. Bisakah ia tetap mencintaiku setelah tahu akulah penghancurnya?"

Hania, pewaris tunggal keluarga kaya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Meskipun seluruh sumber daya dan koneksi dikerahkan untuk mencarinya, Hania tetap tak ditemukan. Tidak ada yang tahu, ia menyamar sebagai perawat sederhana untuk merawat Ziyo, seorang pria buta dan lumpuh yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya.

Di tengah kebersamaan, cinta diam-diam tumbuh di hati mereka. Namun, Hania menyimpan rahasia besar yang tak termaafkan, ia adalah alasan Ziyo kehilangan penglihatannya dan kemampuannya untuk berjalan. Saat kebenaran terungkap, apakah cinta mampu mengalahkan rasa benci? Ataukah Ziyo akan membalas dendam pada wanita yang telah menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Impulsif

Hania berlari di tengah keramaian kota, napasnya tersengal-sengal, jantung berdebar kencang. Air matanya bercampur dengan keringat yang mengalir deras di wajahnya. Rambut panjangnya yang biasanya teratur kini terurai berantakan, terhempas oleh angin dan gerak tubuhnya yang panik. Namun, dia tak peduli. Matanya hanya tertuju pada satu sosok, Bryan. Pria itu berjalan menjauh dengan tenang, menggenggam tangan seorang wanita cantik, Clara.

“Bryan! Tunggu! Jangan pergi!” Teriakan Hania pecah, nyaris tenggelam oleh deru kendaraan dan hiruk-pikuk kota. Ia mempercepat langkah, hampir tersandung trotoar, tapi terus mengejar. Setiap langkah terasa berat, seperti melawan arus waktu yang ingin memisahkannya dari pria yang pernah menjadi segalanya.

Bryan berhenti sejenak, menoleh dengan ekspresi dingin. “Apa lagi, Hania? Sudah cukup! Aku sudah bilang kita selesai!”

Hania tak peduli. Ia meraih lengan Bryan, cengkeramannya kuat, seolah takut kehilangan lagi. Suaranya meninggi, penuh amarah dan kepedihan. “Kau meninggalkanku untuk perempuan itu? Aku lebih baik darinya! Aku yang selalu ada untukmu, mendukungmu, merawatmu saat kau sakit, bahkan membiayai kuliahmu ketika kau kesulitan!”

Bryan tertawa sinis, tatapannya menusuk. “Aku tak pernah memintamu melakukan semua itu, Hania. Itu keputusanmu sendiri. Berhenti mengungkit masa lalu hanya untuk membuatku kembali. Aku sudah tidak mencintaimu.”

"Tidak! Kau bohong!" Hania menggenggam lengan Bryan lebih erat, air matanya mengalir deras. Hatinya menolak menerima kenyataan pahit itu.

"Lepaskan!" Bryan mendengus kesal, menepis tangan Hania dengan kasar hingga ia terjatuh ke trotoar.

"Bryan..." Hania memandangnya dari bawah, tubuhnya terhempas ke lantai dingin. Tatapannya dipenuhi keterkejutan dan luka. Tangannya gemetar, mencoba meraih sesuatu, mungkin sisa-sisa harga dirinya yang kini berserak bersama kenyataan pahit. "Kau benar-benar... tega..."

"Cukup, Hania! Jangan memaksa aku mencintaimu! Dan berhenti menggangguku! Aku hanya mencintai Clara!" Teriak Bryan sebelum berbalik, meninggalkan Hania yang terisak sendirian. Clara yang berdiri di sampingnya tersenyum sinis, matanya penuh kemenangan.

“Bryan! Kau benar-benar kejam!” Hania berteriak dengan suara bergetar, matanya merah karena tangis dan amarah. “Kembalikan mobil yang aku berikan padamu! Dasar brengsek tak tahu diri!”

Mengabaikan rasa perih di kakinya yang terluka akibat terjatuh, Hania terus berlari mengejar Bryan yang tengah tergesa-gesa menyeberang jalan. Matanya memancarkan amarah bercampur tekad, seperti kobaran api yang tak bisa dipadamkan.

Dunia di sekitarnya serasa memudar, suara klakson, deru kendaraan, dan kerumunan orang tak lagi berarti. Dengan napas tersengal, Hania menerobos jalan tanpa menoleh ke kiri atau kanan. Tangis yang membakar dada dan amarah yang membutakan pikirannya telah menghapus segala pertimbangan.

Hania tidak rela Bryan menggunakan barang pemberiannya bersama wanita lain, seolah kenangan mereka tak pernah berarti. Setelah mencampakkannya seperti sampah, Bryan masih berani mempertontonkan keegoisannya. Hania hanya memiliki satu keinginan, mengambil kembali apa yang pernah menjadi miliknya.

"Tiiinn!”

Tiba-tiba, suara klakson panjang memecah udara. Hania terpaku di tengah jalan, tubuhnya membeku seolah tak mampu bergerak. Sorot lampu mobil yang melaju kencang menghantam pandangannya, membuat tangannya refleks terangkat menutupi mata, meskipun ia tahu itu tak akan menyelamatkannya.

Di balik kemudi, Ziyo mencengkeram setir dengan panik. Matanya membelalak, mencoba menginjak rem, tapi Hania muncul terlalu tiba-tiba. “Astaga! Tidak!”

BRAKK!

Mobil Ziyo membanting setir, menghindari Hania. Namun dari arah berlawanan, sebuah truk besar melaju kencang. Tabrakan tak terhindarkan. Mobil Ziyo terpelanting. Kaca depan pecah. Logam berderak keras. Asap mengepul dari mesin yang hancur.

Hania jatuh terduduk di aspal. Tubuhnya gemetar, mata terpaku pada kekacauan yang baru saja terjadi. Ia menutup mulutnya dengan tangan, tapi tangis histeris meluncur keluar.

Sementara itu, Bryan yang berada di mobilnya hanya beberapa meter di belakang kecelakaan itu melajukan kendaraannya dengan cepat. “Kita pergi sebelum semuanya menjadi kacau,” ucapnya pada Clara. Wanita itu hanya mengangguk, masih terkejut. Ia tidak sempat melihat mobil yang baru saja bertabrakan dengan truk karena saat kejadian, ia baru saja masuk ke dalam mobil dan sibuk memasang sabuk pengaman.

Hania berdiri mematung di tepi jalan. Sirene ambulans memecah keheningan malam. Ia menyaksikan paramedis mengeluarkan tubuh seorang pria dari mobil yang ringsek. Sosok itu adalah Ziyo, pengemudi mobil yang tak sengaja ia jebak dalam tragedi ini. Wajahnya berlumuran darah, tubuhnya penuh luka.

“Apa yang sudah kulakukan?” bisik Hania, rasa bersalah menghantam dirinya seperti ombak yang tak berujung.

Hania menggigit bibirnya. Jantungnya berdebar keras. Ia ingin lari, ingin bersembunyi dari kenyataan ini, tapi matanya tak bisa lepas dari sosok pria tak berdaya itu. Dia merasa seperti tercekik oleh rasa bersalah yang tak tertahankan.

Sirene ambulans mulai menjauh. Dengan langkah cepat, Hania mengekor dari belakang, memastikan ia tak kehilangan jejak. Dia tak tahu mengapa, tapi dia merasa harus memastikan pria itu baik-baik. Mungkin ini caranya menebus kesalahan, atau mungkin hanya pelarian dari rasa bersalah yang menghantuinya.

***

Lorong rumah sakit terasa dingin dan sunyi. Hania menyusuri koridor dengan langkah pelan, tangannya gemetar memegang dinding untuk menahan tubuhnya yang hampir limbung. Dari kejauhan, ia melihat tim medis mendorong brankar masuk ke ruang gawat darurat. Jantungnya berdegup kencang, napasnya tersendat.

"Apa yang sudah kulakukan?" pikirnya, rasa bersalah menghantam seperti gelombang yang tak berkesudahan. Ia tidak berani mendekat, hanya mengamati dari sudut gelap koridor. Setiap detik terasa seperti abadi, menunggu kabar tentang nyawa yang mungkin ia hancurkan.

Beberapa jam berlalu, dan akhirnya seorang dokter keluar dari ruang operasi. Hania bersembunyi di balik tiang, memerhatikan diam-diam. Dokter berbicara dengan seorang perawat, wajahnya serius. Ekspresi dokter itu cukup untuk membuat hatinya mencelos.

“Kondisi pasien sangat kritis,” kata dokter dengan suara berat. “Luka di wajahnya membutuhkan operasi rekonstruksi, dan ada kerusakan permanen pada retina matanya. Saat ini ia mengalami kebutaan. Selain itu, kedua kakinya patah akibat benturan keras. Akan butuh waktu lama untuk pemulihan, dan tidak ada jaminan ia bisa berjalan kembali.”

Dunia Hania seakan runtuh mendengar itu. Matanya membelalak, tubuhnya melemas hingga ia harus bersandar pada dinding. "Wajahnya rusak, buta, dan lumpuh? Semua ini... karena aku." Pikiran itu terus berulang di kepalanya seperti gema tak berujung.

Hania menutup mulutnya, menahan tangis. Dia tahu ini semua salahnya. Dan sekarang, dia harus hidup dengan konsekuensinya.

Dengan langkah pelan, Hania menjauh dari lorong itu. Dia tahu ini baru awal. Akan ada banyak hal yang harus dia hadapi, rasa bersalah, penyesalan, dan mungkin juga pengampunan. Tapi untuk sekarang, dia hanya bisa berdiri di sana, menyaksikan kehancuran yang dia ciptakan.

Dengan tekad yang muncul entah dari mana, Hania memutuskan untuk tetap tinggal di rumah sakit ini. Ia tak tahu apa yang membuatnya ingin memastikan keadaan pria itu. Rasa bersalah, mungkin. Atau ada sesuatu yang lain? Ia tidak tahu pasti.

Yang jelas, ia berjanji pada dirinya sendiri, "Aku akan memastikan dia baik-baik saja, tanpa seorang pun tahu aku di sini."

***

Di salah satu sudut rumah sakit, seorang pria dengan masker, topi, dan kacamata hitam berbicara pelan pada seorang perawat yang tampak gugup.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya, suaranya rendah namun tajam.

Perawat itu melirik sekeliling sebelum menjawab, "Dia masih hidup, tapi kondisinya sangat parah. Dengan luka seperti itu... Saya rasa dia akan mengalami trauma fisik dan mental yang mendalam."

Pria itu mengangguk kecil, senyum tipis terlihat di balik maskernya. "Kalau begitu, biarkan saja. Waktu dan rasa putus asanya akan menghancurkannya lebih baik daripada yang bisa kita lakukan. Lagipula, aku tidak ingin menanggung risiko jika terlalu jauh."

Perawat itu menelan ludah, terlihat ragu. "Tapi... bagaimana jika dia pulih dan mencurigai sesuatu?"

Pria itu mendekat, suaranya semakin dingin. "Tidak akan. Dia tidak punya bukti. Jangan bertindak gegabah, atau kau sendiri yang akan terkena akibatnya."

Dengan itu, pria itu berbalik dan pergi, meninggalkan perawat itu dalam ketakutan.

...🔸"Jangan habiskan waktumu mengejar seseorang yang tidak pernah berbalik melihatmu....

...Lebih baik berjalan sendirian daripada berduaan, tapi merasa kesepian."🔸...

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
kaylla salsabella
kabar baik ziyo
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
cinta mereka hadir perlahan tanpa paksaan. mereka saling membutuhkan. semoga mereka bisa bersama
Dwi Winarni Wina
Ziyo merasakan aman dan nyaman berada disisi hania krn hania merawat ziyo sangat tulus dan ikhlas...

Hania pergi ziyo ada yg hilang walaupun tidak bs melihat wajah hania ziyo bs merasakan ketulusan hania walaupun ada yg disembunyikan hania....
Dwi Winarni Wina
Pasti kabar baik buat ziyo smg ada donor kernel mata dan mengobati kakinya yg lumpuh....

Dalang utama adalah diva ingin mencelakai ziyo dan pura2 baik didepan ziyo bermuka dua diva ingin menguasai perusahaan.....
abimasta
semoga hania dan ziyo nantinya jadi pasangan yg berbahagia sama2 membasmi orang2 yang jahat disekitarnya
abimasta
tentunya kabar baik tuan ziyo
kaylla salsabella
egois si diva
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apakah itu kabar baik tentang operasi ziyo?
abimasta
ambisimu tidak akan berhasil diva
Dwi Winarni Wina
Diva sangat ambisius menguasai perusahaan dan menjauhkan Zian dr ziyo agar tidak tergantung lagi....

Dasar ibu diva hanya mementingkan diri dan tidak mementingkan kebahagiaan Zian..
Diva tidak akan tinggal diam pasti akan mencelakai ziyo lagi....
naifa Al Adlin
haduh ibu yg egois,,, g mau mengerti keinginan anaknya. padahal hanya ingin dekat dengan kakaknya apa salahnya? nanti kamu akan susah sendiri diva
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: keegoisan & ambisi diva bisa membuat dia kehilangan zian
total 1 replies
kaylla salsabella
mungkin diva sekongkol sama Brian
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
diva berniat jahat. tapi itu tak akan mudah sama sekali.
Dwi Winarni Wina
Ternyata dipura2 baik ternyata hatinya busuk berusaha mencelakai ziyo dan merebut perusahaan ziyo....
Dwi Winarni Wina
Ada yg berusaha mencelakai ziyo dan hania berusaha mencegahnya....
abimasta
waahhh benar saja diva dibalik rencana jahat ini,semoga hania tidak bisa diselidiki oleh suruhan diva
kaylla salsabella
semoga ketemu pelakunya
kaylla salsabella
nah ..nah ...ayo Hania ... semangat
kaylla salsabella
pasti si Brian itu
Dwi Winarni Wina
Hati2 dan waspada hania jgn baik2 ziyo dan ada org tidak mau melihat ziyo sembuh....

bagus hania bantu ziyo sembuh dan pulih lagi musuh msh mengincar ziyo....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!