menceritakan pemuda tampan minim ekspresi, tapi sialnya wajahnya begitu tampan bak dewa Yunani, ditambah diusianya yang masih begitu muda dia sudah menjadi CEO diperusahaan keluarganya sendiri membuatnya begitu didambakan kaum hawa di sekitarnya, tapi sayangnya pesonanya tak mampu membuat seorang gadis pindahan dari Jerman yang bahkan tak meliriknya sedikitpun.
"minggir",
"kenapa harus gue yang minggir",
"cowok ribet",
"menarik".
akankah gadis bar bar nan galak itu akan membuka hatinya untuk sang CEO muda, ataukah malah pada akhirnya si gadis yang akan dibuat bucin dengan si CEO muda itu?
yuk ikuti kisah cinta mereka berdua,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"gue denger dari mami Lo tinggal dia apart chi, di apart mana?", tanya Gabby,
"di apart yang sama dengan Lio", jawab Chiara, sambil mengunyah cemilan kentang ditangan beverly,
"hah, Lo satu apartemen gitu sama Axel, satu kamar?", tanya Gabby lagi,
"ya gak lah ege, Lo kira gue apaan mau satu kamar sama yang bukan laki halal gue, unit gue depan unit Lio", jawab Chiara kesal, bisa bisanya si Gabby punya pemikiran seperti itu,
"kok lo gak tinggal diapart yang sama gue aja chi makan banyak yang kosong juga?", tanya Beverly,
"semua udah diatur sama Lio, bahkan kamar gue yang di apart didesain sama persis dengan kamar gue yang ada di Jerman", jawab Chiara,
"maksud Lo, Axel yang nyuruh Lo pindah atau gimana?", tanya Gabby tak paham,
Chiara menghela nafas dalam, teman dan sepupunya ini ternyata kepo juga, Chiara pun menceritakan semuanya pada kedua teman dan sepupunya itu, keduanya menyimak dengan semua yang diceritakan Chiara,
"gila, sumpah gue gak nyangka, axelio yang terkenal dengan julukan si kulkas berjalan, muka datar minum ekspresi, tapi bisa melakukan hal se so sweet itu, beneran benar definisi mencintai secara ugal ugalan chi", heboh Gabby, dia sekarang jadi banyak bicara, tertawa dan ekspresi setelah kedatangan Chiara dan Beverly,
"sat set banget gak sih, sampai rela terbang jauh jauh ke Jerman cuma demi minta izin buat deketin Lo, effort nya bener bener luar biasa", sahut Beverly,
"dia naik pesawat eve, bukan terbang", ucap Chiara yang masih mengunyah keripiknya,
plak...
"awsh... Sakit eve, asal pukul aja tangan Lo", sungut Chiara mengelus lengannya setelah dipukul Beverly,
"otak Lo lagi geser atau gimana sih, gak bisa banget mencerna kata kata Dengan baik", Beverly tak kalah kesal, sedangkan Gabby malah tertawa ngakak,
"Lo kira Axel burung bisa terbang, ada ada aja kalian ini", kata Gabby disela tawanya,
ketiganya sedang berada di kantin, Tidak bersama axelio cs karena mereka ber 4 sedang ada urusan.
"nanti ngemall yuk, ada yang mau gue beli", ajak Chiara,
"gue kagak bisa kalau nanti, mau nemenin nyokap belanja bulanan", jawab Gabby,
"gue juga gak bisa chi, om Tedy nyuruh gue kerumahnya", sahut Beverly,
"CK, terus gue sama siapa donk" ucap cemberut Chiara,
"emang mau nyari apaan sih, nunggu besok gak bisa emang?",
"gak bisa gab, gue butuhnya hari ini",
"minta temenin Axel aja",
"di kan sibuk eve, gue gak mau ganggu dia",
"ya Lo ngomong aja dulu, gue yakin kok Axel gak akan nolak", kata Gabby,
"Popo masih dirumah opa lagi, kalau ada Popo gue kan enak tinggal gas aja", kata Chiara,
"yakin mau ngemall sendiri, yang ada malah lo kayak anak ilang", ucap gabby,
"kayak anak ilang, terus plonga plongo kayak anak ayam nyari emaknya, hahah gak ngebayangin gue Chiara kayak gitu", Beverly malah ngakak,
plak..
"sakit chia, main tampol aja Lo", sungut kesal beverly saat tangan Chiara mendarat di lengannya,
"sakit kan, rasain", ucap puas Chiara.
Dari semua penghuni kantin cuma meja mereka saja yang berisiknya minta ampun malah pake tertawa ngakak juga, hingga banyak yang melihat Aneh pada mereka bertiga.
Chiara dan Beverly awal awal sempat kena culture shock di sekolah itu, dimana yang tampak di wajah para siswa dan siswinya hanyalah wajah wajah serius, Dengan ambisi belajar yang begitu tinggi, hari hari mereka disana seperti hanya diisi belajar belajar dan belajar, belum pernah mereka berdua mendengar ada yang bicara Dengan nada keras, atau bahkan tertawa, semua seolah sudah terbiasa Dengan pembicaraan formal.
mungkin karena kebanyakan yang bersekolah Disana adalah anak anak yang sudah dituntut untuk menjadi penerus atau harus harus punya prestasi mentereng agar bisa di pertontonkan orang tua mereka pada orang lain, dan Memang lulusan Wesley high school selalu mencetak lulusan terbaik setiap tahunnya dan banyak diterima di universitas luar negeri.
Waktu istirahat tinggal beberapa menit mereka pun bergegas kembali ke kelas mereka.
"eh, itu bukannya si culun yang nabrak Lo waktu itu ya chi", ucap Gabby sambil menunjuk kearah pojok kantin,
"itu di bully ya?", tanya Chiara,
"kayaknya tu anak matanya emang agak siwer atau gimana sih, suka banget nabrak orang, Kalian lihat dia dimarahin karena abis menumpahkan jus ke baju tuh cewek yang marah marah", kata Beverly,
"kalian kemarin juga marahin dia kayak gitu?", tanya Chiara,
"kita gak marahin, cuma tanya doank kok, iya kan gab?",
"ho'oh lagian tuh tiga cowok ngikutin kita, jadi kita gak bisa marahin dia, katanya itu termasuk pembullyan", kata Gabby,
mereka melanjutkan langkah menuju kelas, duduk ditempat masing masing, bersiap menerima materi pelajaran yang akan di berikan guru mata pelajaran selanjutnya.
hingga 2 mata pelajaran usai dan kini bel pulang telah berbunyi, semua berhamburan keluar kelas.
"gue telpon rumah opa aja, gue suruh nganter Popo ke apart", ucap Chiara,
"yakin mau ngemall sendiri?", tanya Gabby memastikan,
datanglah 4 cowok tampan yang meskipun sudah jam sekolah tapi penampilan mereka tetap saja terlihat fresh, entah mereka tadi habis mandi atau gimana, bahkan aroma parfum mereka pun masih sama Dengan tadi pagi.
"lagi bahas apa, serius banget?", tanya kiano,
"kepo Lo kayak Dora", sahut Beverly ketus,
"Lo temannya Dora", kiano tak mau kalah, langsung saja dia mendapatkan tatapan maut Beverly,
"yuk pulang", ajak axelio,
"yuk", kata Chiara, mereka semua pulang kerumah masing masing.
"kamu sibuk benget ya?", tanya Chiara,
"enggak juga, kenapa?", tanya axelio memegang tangan Chiara,
"gak pa pa", ucap Chiara dia ragu ingin bilang mau ke mall,
tak Sampai 10 menit mereka sudah sampai di basement apart, axelio memarkirkan mobil dia keluar lalu membukakan pintu untuk Chiara, mereka berjalan bersama Dengan tangan yang bertautan menuju unit mereka.
"aku ganti baju dulu, nanti aku main ke unit kamu", ucapan axelio yang diangguki Chiara, keduanya berpisah didepan pintu unit masing masing.
Chiara masuk kedalam kamarnya, merebahkan diri mengistirahatkan tubuhnya sejenak, hingga tak terasa matanya pun terpejam mungkin dia mengantuk.
axelio sudah berganti dengan pakaian santainya, celana pendek dan kaos polos putih, dia sudah tahu password pintu unit Chiara jadi dia bisa masuk tanpa harus dibukakan dari dalam.
"sayang...", panggil axelio, tapi ruangan itu sepi, entah kenapa perginya chiara, axelio menyusuri seluruh ruangan,
"lov....kamu dimana?", panggil axelio lagi, tapi tetap tak ada jawaban, dia menghubungi nomor Chiara tersambung tapi tak diangkat, hingga langkahnya berhenti di depan kamar Chiara yang pintunya Tidak tertutup sepenuhnya, bagaimana pun kamar adalah hal yang sangat privasi, Tidak sembarangan orang boleh masuk, bahkan terkadang keluarga sekalipun.
Dengan ragu dia melihat kearah kamar Chiara, dan benar saja gadis itu sedang tidur Dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah, axelio melangkahkan kakinya masuk, menurutnya ini lancang tapi nanti dia akan minta maaf pada sang kekasih,
"sayang... Bangun", panggil lembut axelio sambil mengelus pipi Chiara, sejenak tubuh Chiara menggeliat, matanya sedikit terbuka,
"lio...", panggilnya serak,
"capek banget ya, sampai ketiduran", axelio membantu Chiara bangun, dan kembali mengusap pipi sang kekasih,
"aku ketiduran ya, ini jam berapa?", tanya chiara,
"jam 4, bangun dan mandi dulu",
"hah, jam 4, waduh", Chiara segara berlari kearah kamar mandi,
"jangan lari lari lov, nanti jatuh", peringat axelio geleng geleng kepala, dia akan menunggu Chiara di ruang tengah saja,
"mau kemana lov kok udah rapi?", tanya Axelio menatap penampilan Chiara, spontan Chiara menepuk keningnya, dia lupa tidak bilang sama axelio,
"janga dipukul nanti sakit", axelio mengelus kening Chiara,
"aku sebenarnya mau ke mall sebentar Lio, aku pergi sendiri aja kamu pasti banyak kerjaan", kata Chiara,
"aku gak sibuk sayang, kemanapun kamu pergi aku akan mengantar kamu", ucap axelio merapikan rambut Chiara,
"aku cuma sebentar kok, dekat juga gak pa pa aku sendiri aja, nanti kita ketemu saat makan malam", kata Chiara,
tanpa banyak bicara axelio menarik pelan tangan Chiara dan membawanya menuju basement, dia Tidak akan mengizinkan Chiara kemana Mana sendirian selagi dia bisa mengantarnya.