NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:188.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia, pasien?

Kedua guru wanita itu terpaku. Salah satu dari mereka, bu Rasti, menutup mulutnya dengan tangan, antara syok dan bingung harus apa. Guru yang satunya lagi, bu Mia, hanya bisa menatap Devan dengan ekspresi semoga pria itu dapat memaklumi keadaan gadis yang tiba-tiba duduk di pangkuannya itu.

Devan sendiri … masih seperti patung. Menahan marah, kesal, dan ... Entahlah. Ia benar-benar tidak tahu harus bersikap bagaimana sekarang.

Gauri tertidur di pangkuannya, napasnya tenang, bahkan terdengar suara dengkuran kecil yang anehnya… lucu. Tangan mungil gadis itu mencengkeram kemejanya kuat-kuat, seolah kalau di lepas, dunia akan runtuh.

"Pak Devan, maaf ya. Gadis itu pasien di rumah sakit sebelah yang sering main ke sini. Biasanya dia gak langsung begitu sama orang."

"Dia, pasien?" Devan menatap kedua guru itu.

"Iya. Kami nggak tahu persisnya. Tapi sepertinya karena kecelakaan. Dia dekat sama salah satu murid cowok di sini."

Devan langsung tahu siapa murid cowok yang mereka maksud. Pasti Ares.

"Dia sering nempel sama murid cowok itu,"sambung bu Mia.

"Tapi kalau sama guru … ini pertama kalinya."

Devan menegakkan punggung, mencoba menjaga jarak tubuh dari Gauri, meski percuma karena gadis itu memeluknya seperti koala yang menemukan pohon favoritnya. Seluruh tubuh Gauri menempel, membuat Devan sesekali menarik napas.

"Kalau begitu saya akan m membangunkan dia." ucapnya pelan, dan datar.

Kedua guru wanita itu langsung serempak menggeleng cepat.

"Jangan!"

"Jangan, pak Devan!"

"Nanti dia tantrum."

"Bisa lempar barang satu ruangan."

Devan membuang nafas kasar.

"Jadi… saya harus gimana?"

Bu Mia menghela napas panjang sekali sambil memegang pinggang.

"Biasanya … ya dibiarkan saja sampai Ares datang."

"Ngomong-ngomong, Ares lagi ngapain sih? Kok bisa gak sadar Gauri hilang dari sisinya?" tanya bu Rasti.

Namun sebelum siapa pun menjawab, suara langkah kaki dari luar terdengar seperti ledakan.

DUG! DUG! DUG!

Pintu ruang guru terbuka menghantam dinding.

Ares muncul dengan napas memburu, mata liar seperti hendak menerkam siapa saja yang menghalangi. Seragamnya berantakan, rambutnya acak-acakan, aura panasnya terasa menghantam satu ruangan.

"GAURI!"

Devan menatapnya. Guru-guru wanita ikut berbalik. Ares melihat Gauri tertidur di pangkuan Devan… dan wajah pemuda itu langsung berubah drastis dari panik jadi… tidak bisa dijelaskan. Antara lega, marah, dan bingung.

"Akhirnya ketemu…" gumamnya, menutup mata sebentar karena lega. Ia baru sadar laki-laki yang menjadi tempat nyaman untuk Gauri tidur adalah Devan.

Lagi, Ares sudah melihat dua kali, Gauri menempel pada sahabat abangnya itu.

"Bang," ia menatap Devan yang balas menatapnya.

"Cepat ambil pacarmu."

"Dia bukan pacar aku." balas Ares langsung.

"Dia gadis yang sudah aku anggap keluarga." tambahnya.

Devan memutar bola mata pelan, bukan karena marah pada Ares, tapi lebih pada ketidakberdayaan situasinya. Gauri benar-benar seperti magnet yang memilih tubuhnya sebagai kutub utara permanen. Ia mengangkat sedikit tangannya, menunjuk gadis yang tertidur pulas itu.

"Ya sudah. Kalau begitu ambil keluargamu ini, jauhkan dariku." desis Devan, suaranya tetap tenang tapi jelas menahan frustrasi. Spesies yang paling dia hindari adalah perempuan, tapi dalam dua hari, wanita yang sama menempel di tubuhnya.

Ares mendekat, lututnya tertekuk ketika ia berjongkok di samping kursi Devan. Tapi begitu tangannya menyentuh lengan Gauri, gadis itu langsung meringis dalam tidur, suara kecil seperti mau menangis keluar dari tenggorokannya, dan tangannya mencengkeram kemeja Devan makin erat seolah mendeteksi upaya 'penculikan'.

Ares membeku.

Devan juga. Bu Mia sampai menutup mulut karena ngeri kalau gadis itu sampai tantrum.

"Pelan… pelan, Ares…" bisik bu Rasti, ia sudah pernah lihat Gauri tantrum, semua barang di lempar oleh gadis itu.

Devan, si laki-laki supercool itu berusaha dengan perlahan dan sangat hati-hati mendorong tubuh Gauri. Saat gadis itu sudah berada di gendongan Ares, ia bernafas lega, seolah baru saja lolos dari maut.

Ares akhirnya berhasil mengangkat tubuh Gauri ke dalam gendongannya, meski prosesnya tidak bisa dibilang mulus. Gauri menggeliat kecil, mengeluarkan gumaman tak jelas sambil menyembunyikan wajahnya di dada Ares. Pemuda itu refleks memeganginya lebih erat, memastikan gadis itu tidak terbangun.

Begitu tubuh Gauri berpindah sepenuhnya, Devan langsung bersandar ke kursi dengan wajah seperti habis menjalani misi penyelamatan yang hampir gagal.

Hari pertama menjadi guru, namun harus apes bertemu dengan gadis itu dua kali.

"Makasih ya bang." ucap Devan. Bu Mia dan bu Rasti merasa penasaran kenapa Ares manggil Devan abang bukan bukan pak, tapi mereka langsung mengambil kesimpulan dua orang itu saling kenal.

Kedua guru wanita tersebut termasuk guru baik, mereka juga baik sama Gauri dan sering merasa kasihan melihat tingkah lakunya di usianya yang sama dengan Ares. Harusnya gadis itu sedang belajar untuk menggapai masa depannya sekarang.

Devan hanya mengangguk singkat, ia menatap sebentar pada Gauri, lalu menyuruh Ares pergi dari sana.

Ares keluar. Ia menggendong Gauri yang tertidur dan menyeberang ke sebelah, ke rumah sakit. Orang pertama yang dia lihat adalah abangnya, Agam. Mereka bertemu di perbatasan antara gedung sekolah dan gedung rumah sakit.

"Gauri kenapa?" Agam berhenti di depannya, matanya fokus ke Gauri. Tadi ia berencana ke sekolah untuk mencari Gauri, karena gadis itu sudah berada di sana lewat batas jam yang ditentukan seperti biasa.

"Cuma tidur bang," sahut Ares. Agam mengambil alih Gauri dari Ares, dengan perlahan, tidak membuat gadis itu bangun.

"Serahkan dia ke abang, kami balik ke sekolah sana."  katanya.

Ares mengangguk. Selain Gauri, dia juga dekat dengan abangnya.

"Oh ya, abang udah tahu bang Devan balik ke Indo? Dia jadi guru di sekolah sebelah." kata Ares sebelum pergi.

Agam sedikit terkejut. Ia memang tahu Devan akan kembali. Tetapi belum tahu kalau sahabatnya itu sudah ada. Dan ...

"Jadi guru?" gumam Agam pelan, alisnya terangkat sementara ia mengamankan posisi Gauri di pelukannya. Gadis itu masih tertidur pulas, wajahnya tenang.

Ares mengangguk.

Agam agak kaget Devan jadi guru. Dia bisa mengelola rumah sakit ini dan bekerja bersama Ares, tapi ... Kenapa memilih jadi guru?  Seingat Agam Devan tidak pernah ada cita-cita jadi guru dari dulu. Tapi sudahlah, dia akan tanyakan nanti.

"Kalo gitu aku balik dulu bang," ucap Ares lagi. Agam mengangguk.

Ares berbalik, melangkah pergi dengan cepat kembali ke arah sekolah. Begitu sosok adiknya menghilang di balik pintu penghubung, Agam menarik napas panjang, menatap Gauri yang terlelap di pelukannya.

Wajah gadis itu damai sekali.

Tidak ada tanda-tanda ia baru membuat kekacauan kecil di sekolah.

Agam mengusap kepala Gauri pelan, jemarinya menyingkap sedikit poni gadis itu.

"Kamu ini… selalu bikin orang khawatir dan kewalahan," gumamnya lembut.

Ia mulai berjalan masuk ke koridor rumah sakit. Beberapa perawat yang lewat langsung menyapa hormat. Agam membalas sapaan tersebut seadanya.

1
Dwi Winarni Wina
Smg aja ingat gauri secepatnya pulih , gauri berjodoh sm devan sangat cocok dan serasi😀
gauri merasa nyaman dan aman berapa disisi devan sll bersikap lembut dan hangat sm gauri...

Gauri mulai tergantung sm devan, devan dengan telaten memandikan gauri suapin makan, jangan sampai gauri tantrum makanya sll menuruti kemauan gauri...
Anonim
Sudah sampai di Bangkok, Gauri berjalan menggenggam tangan Devan tanpa di suruh.

Gino usiiiilll mulutnya😄.

Sampai di hotel - proses check in selesai - Devan menerima satu amplop tebal.

Devan sabar dengan kondisi Gauri dengan segala ucapan dan kelakuannya. Dan sudah paham ketika Gauri mencium aroma susu di tubuh Devan - langsung tertidur.

Mama Gauri senang di atas sana - putrinya dijaga seorang pria yang tulus mendampingi Gauri dalam liburan.
Dian Rahmawati
wah tidur bareng
sum mia
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Ita rahmawati
mungkin karena itu ya dari pada bingung ngadepin gauri yg bgtu kan sementara devan pria dewasa jd dinikahin aja biar leluasa ngurusnya 🤣
Dewi kunti
imanmu mungkin kuat,si Imron kira2 mrekengkel ura kui mengko🤣🤣🤣
lantol
bagus dan semakin bukin penasaran,aoakah gauri akan menjadi normal sesuai gadis seusianya kita tunggu ya thorrrrr
Heni Mulyani
lanjut author
Fitria Syafei
Waduh semoga Gauri kembali sehat sedia kala dan normal kembali 🤲 Kk yang baik kereen 😍😍
Ilfa Yarni
devan udah jatuh cinta sama gauri
faridah ida
kalo ada Agam langsung di nikahin ini kamu Dev ...😂😂😂🤭
faridah ida
laaah ngapain hubungin kamu .. kan ada Gino ...😜
faridah ida
latihan dulu ya Devan , biar nanti sudah gak kaget lagi malah terbiasa ...😜🤭
Srie Handayantie
lanjut lagii kak maee /Determined//Determined/
Srie Handayantie
awalnya dari terbiasa dan berakhir saling nyaman dan sukaa .
Devan Ampe gak tenang disamping Gauri, terlalu banyak hal yg bikin degdegan ya Van 🤭
Hanima
👍😍
nyaks 💜
ehemmm 😅😅
Al Fatih
Pak Devan.....,, Gauri sudah tergantung sama bapak lho....,,

Tapi gimana Gauri ga tergantung sama bapak,, perhatiannya itu lho...,, Gauri ga tau sj kalo pak Devan sudah dag Dig dug ser....🤭
nyaks 💜
😂😂😂😂 kasian 😜
partini
lost control emmmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!