NovelToon NovelToon
Anak Genius Milik Sang Milliarder

Anak Genius Milik Sang Milliarder

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Nikahmuda / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Tamat
Popularitas:3.1M
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Ma... Ma... Papa atu mana? Tata Dindin, Papa atu ladi dipindam ama ante-ante dilang di pelempatan. Matana ndak ulang-ulang," Seru seorang gadis cilik bernama Rachel Helene R dengan mata bulat polosnya.

"Diam, Achel. Mama nanti nanis," seru Ronand Oliver R, yang merupakan kembaran dari Rachel.

Perpisahan antara sepasang manusia yang saling mencintai, membuat dua anak kembar kekurangan kasih sayang terutama dari sang ayah. Diusir oleh mertua karena mengandung bayi perempuan, padahal sang suami belum mengetahui kehamilannya. Tak disangka oleh perempuan bernama Chiara Jane itu jika ia melahirkan anak kembar dan salah satunya adalah laki-laki.

Akankah kedua anak kembar itu bisa kembali menyatukan kedua orangtuanya? Dengan otak cerdasnya, ia berusaha menghalangi orang-orang yang ingin kedua orangtuanya berpisah. Akankah Chiara mau untuk mempertemukan kembali si kembar dan ayahnya? Ikuti kisah si kembar yang lucu dan menyebalkan namun berotak genius hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali

"Maaf... Maafkan aku yang terlalu egois, hanya memikirkan luka, cinta, dan karirku saja. Seharusnya aku membawamu ikut, jadi kejadian ini tak perlu terjadi." ucap Julian dengan tatapan bersalah.

"Tidak. Ini bukan salahmu. Ini sudah takdir dari Tuhan. Mari buka lembaran baru, jangan lagi ingat masa lalu." ucap Chiara dengan senyum lembutnya.

"Benar. Mari kita buka lembaran baru. Kita hadapi semua masalah di depan bersama-sama. Jangan sampai terpecah belah lagi," ucap Julian yang kemudian mengecup singkat kening Chiara.

"Kangen banget tahu," ucapnya sambil menggoyang-goyangkan badan Chiara dalam pelukannya.

Chiara hanya bisa terkekeh pelan mendengar ucapan Julian. Ia juga rindu dengan suaminya itu. Apalagi jika nanti sudah berkumpul dengan kedua anaknya, sudah tak bisa lagi bermesraan seperti ini. Pasti kedua anaknya akan lebih sering mengganggu kebersamaan mereka, terutama Rachel.

"Ayo kita jemput anak-anak. Kita bisa langsung tinggal di sini sama anak-anak," ucap Julian setelah mereka berkeliling rumah baru.

Chiara tak menyangka jika Julian mau menunggunya kembali. Padahal ia pikir, setelah pergi waktu itu Julian akan langsung menggugat cerai. Apalagi tadi ia sempat mendengar cerita jika Mama Martha berusaha untuk mendekatkan Julian dengan perempuan lain.

"Sepertinya aku belum siap tinggal di rumah ini. Emm... Aku merasa tidak pantas untuk kem..."

Sttt...

"Ngomong sekali lagi kalau kamu nggak pantas untukku, aku jahit itu bibir kamu." Ucap Julian menyela ucapan Chiara.

"Kamu pantas, sangat. Bahkan aku yang merasa tidak pantas mendampingimu. Istri hamil dan melahirkan, namun tak ada di sampingnya. Aku memang suami dan ayah yang gagal," lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan begitu. Kita sama-sama salah. Seharusnya aku lebih terbuka sama kamu kalau ada masalah. Ini malah sok-sokan simpan masalah sendiri. Mulai sekarang, aku ingin kita lebih terbuka lagi jika ada masalah. Entah masalah atau hal random apapun itu harus diceritakan," ucap Chiara yang langsung memeluk Julian dengan erat.

"Benar. Kita dulu seperti anak kecil, masih labil waktu menikah. Masih mementingkan ego masing-masing." Ucap Julian membalas pelukan dari istrinya. Rasa takut itu ada dan keduanya masih sering dihantui oleh rasa bersalah.

Chiara menganggukkan kepalanya. Ia akan memulai semuanya dari awal bersama suami dan kedua anaknya. Ia juga akan mempertahankan rumah tangganya, walaupun nanti Mama Martha tak menerima kehadirannya. Ia juga harus bisa menjaga Rachel, yang mungkin saja akan diperlakukan berbeda seperti cucu perempuan Mama Martha yang lain.

***

"Opa... Ayo buluan," seru Rachel yang kini berlarian di mall karena begitu senang diajak bermain.

"Cabal, Achel. Opa kan cudah tua, ndak bica itu lali-lali. Nanti malah telcandung, lepot kita. Ndak jadi main," Tegur Ronand pada kembarannya.

"Justlu talna Opa cudah tua, halus celing lali-lali. Bial ndak taku itu takina," ucap Rachel berdebat sengit dengan kembarannya.

Rachel yang bosan di kost, akhirnya meminta Papa Fabio untuk diajak ke mall. Apalagi ia belum pernah sama sekali pergi ke mall. Tentu saja Ronand ikut karena harus menjaga kembarannya yang super aktif itu.

Sebelum ke Mall, Papa Fabio terus mencoba mengakrabkan diri dengan Ronand. Bahkan Papa Fabio sedikit mengajari Ronand belajar berbagai aplikasi yang dulu dibuat oleh Julian. Ronand begitu tertarik, membuat keduanya akrab.

"Opa tidak setua itu, Rachel. Opa masih bisa lari, tapi nggak bisa cepat. Kita jalan santai saja, nggak ada yang ngejar juga." Ucap Papa Fabio membela diri.

"Cama caja. Opa minumlah ail tajin bial tuat tayak Achel dan abang," ucap Rachel dengan antusiasnya.

"Air tajin?" Tanya Papa Fabio sambil mengernyitkan dahinya bingung.

"Iya, ail tajin yang dali lebusan naci itu lho. Macak Opa ndak tahu lho? Cehat itu, kata Mama." Ucap Rachel menjelaskan.

Papa Fabio menatap Rachel dan Ronand secara bergantian. Tak mungkin ia menanyakan mengapa mereka minum itu. Sudah jelas itu digunakan sebagai pengganti susu. Papa Fabio menghela nafasnya kasar, mengingat bagaimana penderitaan kedua cucunya gara-gara ulah sang istri. Ingin sekali Papa Fabio mengomeli istrinya, namun dia juga lelah. Semua rasanya sia-sia.

"Cucumu sendiri sampai nggak bisa minum susu gara-gara keegoisanmu. Sedangkan kamu, beli tas branded bisa sampai puluhan kali setiap bulannya. Terbuat dari apa hatimu, Ma?" Gumam Papa Fabio sambil mengepalkan kedua tangannya.

***

"Opa, mau ini ya?" Tanya Rachel dengan mengedipkan matanya berulangkali untuk merayu Papa Fabio.

"Ambil semua yang Rachel mau," ucap Papa Fabio membiarkan cucunya memilih cemilan yang disukainya.

"Janan bolos, Achel. Temanna cetan, kalau bolos itu," ucap Ronand mengingatkan.

"Cetan ndak cuka belteman cama Achel, celewet katana Achel itu. Pucing dia dengelin Achel nomong," ucap Rachel yang ternyata selama ini menyadari jika dirinya sangat cerewet.

Saat ini mereka berada di sebuah supermarket yang ada di dalam mall tersebut. Satu buah troli besar didorong oleh Papa Fabio untuk memanjakan kedua cucunya. Papa Fabio begitu salut dengan Chiara yang sabar dan telaten dalam mendidik kedua anaknya. Rachel dan Ronand selalu minta ijin terlebih dahulu jika ingin mengambil sesuatu.

"Pucing kan, Opa? Balu cehali belcama Achel cudah bikin pucing, apalagi kalau tiap hali beltemu. Lacana mau tutup telinga telus," Bisik Ronand pada Papa Fabio yang berjalan di sampingnya.

"Sedikit. Sepertinya habis ini Opa perlu minum obat sakit kepala," ucap Papa Fabio sambil terkekeh pelan.

"Cepelti inilah Achel, apa caja dia komentali. Lasa inin tahunya juda tinggi. Apalagi kalau tentang matanan yang belum pelnah dibelikan cama Mama, pasti atan tanya telus. Tadang cudah beli, tapi ndak jadi dimatan." Ucap Ronand memperingati Opanya agar tak selalu menuruti keinginan Rachel.

"Tidak apa. Habiskan saja uang Opa untuk jajan kalian," ucap Papa Fabio dengan yakin.

Brugh...

Achel...

Terlalu sibuk memilih berbagai makanan pada rak supermarket membuat Rachel tidak melihat jalaan. Akhirnya ia malah menabrak seseorang dan terjatuh. Papa Fabio dan Ronand langsung berteriak melihat Rachel terjatuh dengan bibir melengkung ke bawah.

Huaaa...

"Apa ndak liat ni ada olang cebecal dini? Ada Achel yang badanna gemoy ini, macak ndak liat juda. Pelu dikacih kacamata tuda lumpia ini olang tayakna," seru Rachel sambil menangis.

"Hei... Kamu yang nggak lihat itu, kok jadi nyalahin saya. Anak kecil lihat ini ada orang dewasa di sini. Main tabrak aja, waktu nabrak malah nangis. Dasar playing victim," seru seorang wanita paruh baya sambil berkacak pinggang.

"Kamu nggak papa, sayang?" Tanya Papa Fabio yang langsung membantu Rachel agar berdiri.

"Dendong, Opa. Olang ini malah-malahin anak tecil," adu Rachel sambil merentangkan kedua tangannya agar digendong Papa Fabio.

Lho... Papa...

Mama...

Nenet dayung...

1
uty
kan anaknya lakii , kenapa hrs takuttt , kalau di kehidupan nyata , awak kasih pecut nih ciara untung halu
uty
nti yg menangin lombanya ronand
uty
nah ini aneh lagi mana bs salah cek kembar kalau jenis kelamin okelah , kecuali pakai dukun beranak bs jd salah 🤭🤭🤣🤣🤣🤣
uty
selama nikah mank ga ada komunikasi , keluarga siapa , anak siapa , asal dari mana , kalau org indonesia agak susah di menegerti kalau ga tahu sebab kan paling kepo 🤣🤣🤣🤣 kecuali org nya bukan asal indonesia
uty
utk keluarga2 yg mengagung2kan anak laki , begitulahh
Sintia Dewi
egois bgt gk sih si julian sm bpkny..gk mikirin bgt chiara itu msih trama dia utk tinggl drumah utama apa lg sm lampir
Sintia Dewi
knapa balik merumah utama lg sih..klok gw mahh ogah bgt, apa lg 1 rmah gtu sm mertua laknat🙄
Sintia Dewi
lahh lu kaya? apa cuman suamill lu yg kaya? harusnya klok punya uang minimal otak lu diisi, menantu lu hamil trus yg lahir perempuan jngan lu salahin mantu lu..nohh bibit anak2 lu noh salahin
Neng Alifa
iya bnr. anak" rukun bahagia. orangtua ingin istirahat, menikmati hari tua
Diana Silaen
ngakak habis aku kalau achel ngomong😁👍👍👍👍
Diana Silaen
semoga. Rachel baik" saja
Warni
😂
olra
semangat thor
Diana Silaen
ngakak bacanya kalau Rahel berdebat Ama Omanya 👍
Aminah Aminah
nyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiimak
Diana Silaen
dasar perempuan gila kenapa dia gak lahirin anak laki banyak
Aminah Aminah
owowoowowowoowwwwwwww 🤣
Aminah Aminah
nyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiimak
Aminah Aminah
nyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiimak 😘
Aminah Aminah
nyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!