Enam tahun lalu, Arissa pernah menyelamatkan Damian, dan juga keduanya sudah menikah selama tiga tahun, tapi sedikitpun Damian tidak pernah melirik Arissa.
Meskipun sebenarnya, Arissa sudah bertahun-tahun menyukai Damian, dan jatuh cinta pada pria itu.
Namun, setelah sekian lama, akhirnya Arissa merasa lelah.
Dia lelah terus berharap pada sesuatu yang tidak mungkin bisa dijangkau, meskipun sesuatu itu tepat di depannya.
bagaimana kelanjutan kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 8
"Anak kurang ajar! Apa sebenarnya yang kamu lakukan! Apa kamu tidak memperhatikan kesehatan istrimu!" Omel papa Richard pada Damian lewat telepon.
Papa Richard tidak tahan untuk tidak menelepon Damian dan mengomeli anak laki-laki itu.
"Apa kamu tidak menjaganya dengan baik! Kalau sampai Arissa sakit dan kamu tidak peduli, jangan pernah berpikir untuk menjadi anakku lagi!"
Sebegitu sayangnya papa Richard pada Arissa, hingga dia tidak ingin jika anak laki-lakinya menyakiti menantunya itu. Tambahnya lagi masih dengan nada marah yang sama.
Seketika telinga Damian memanas mendengar omelan papa Richard. Bola matanya menjadi tajam dan dingin. Dan, kebenciannya pada Arissa semakin bertambah.
Pasti perempuan itu telah melapor yang tidak-tidak pada papanya.
Dasar wanita sialan! Umpat Damian marah.
Ini Pasti bagian dari rencana perempuan itu. Pikir Damian.
Damian berpikir jika istrinya adalah perempuan yang sangat licik.
Dia mengira jika istrinya itu berpura-pura mundur agar bisa maju. Memberinya surai cerai lalu datang ke orang tua untuk mendapatkan dukungan. Benar-benar perempuan yang licik!
Wanita murahan itu sungguh begitu menjijikan hingga membuatnya merasa ingin muntah.
"Damian! Apa kamu mendengarku!" Tanya Papa Richard dari seberang sana.
"Iya pa." Sahut Damian. Dia bukan lagi pria keras yang tadi berhadapan dengan Arissa . Kini dia jadi anak yang takut pada papanya.
"Damian, kamu sudah tumbuh besar, jangan karena kamu sudah bisa terbang sendiri, kamu mengira jika sayapmu sudah keras, dan bahkan kata-kataku sekarang kamu sudah tidak mau mendengarnya lagi! Kalau kamu tidak mau membuatku emosi dan mati, sebaiknya kamu menjaga menantuku dengan baik!"
"Setelah dia sembuh, ajak pulang ke rumah dan makan bersama." Saat mengatakannya, dana bicara papa Richard merendah.
"Baik pa." Sahut Damian pendek.
Setelahnya, panggilan pun di akhiri oleh papa Richard.
Setelah panggilan terputus, Damian tertawa dingin.
"Perempuan sialan! Ternyata kamu lebih licik dari pada dugaan ku ternyata. Baiklah! Mari kita bermain-main!" Ekspresi Damian begitu suram, entah apa yang di pikirkannya.
Damian dari awal tidak pernah mencintai wanita wanita itu, alasannya menikah adalah karena paksaan orang tuanya.
Awalnya, dia hanya akan menikahi perempuan pilihan orang tuanya, dan pernikahan itu hanya sebatas pernikahan di atas kertas, tidak lebih dari itu.
Dia bahkan tidak ingin menemui istrinya itu. Dia juga tidak ingin melihat wajah perempuan yang dianggapnya licik dan picik itu.
Namun, ternyata semua tidak berjalan seperti keinginannya, perempuan itu terus menganggu hidupnya dan membuatnya semakin menderita.
Kita lihat saja bagaimana aku akan membuatmu hancur! Sergah Damian geram.
Dia akan membalas perempuan itu. Dia akan memastikan istrinya itu akan membayar mahal atas kelicikannya.
Sedang Arissa, dia tidak tahu kalau dirinya telah di dorong ke jurang oleh mertuanya itu, atas kesalahpahaman Damian.
Kebaikan papa Richard pada Arissa justru membuat Arissa semakin buruk di mata Damian.
......................
Beberapa hari ini Arissa dan Brian sedang sibuk bersiap untuk memenangkan tender besar atas persaingan perusahaannya Sky House dengan perusahaan Damian, Miracle Group.
Hingga-lah hari ini, hari penentuan itu tiba.
"Acara pertemuan malam ini sangat resmi, orang banyak petinggi-petinggi dari dunia bisnis akan hadir. Termasuk orang-orang dari media, mereka akan datang meliput acara pertemuan malam nanti. Jadi, kamu harus terlihat luar biasa." Beritahu Brian.
"Baik, aku tidak akan membuatmu malu." Jawab Arissa menganggukkan kepala.
Malam harinya, Brian datang menjemput Arissa di apartemen. Arissa yang memang telah selesai make up dan berganti pakaian keluar dari apartemen untuk menemui Brian yang datang menjemputnya.
Saat pintu apartemen di buka, Brian yang melihat Arissa terdiam, dia terpesona dengan mata memancarkan kekaguman.
Sangat cantik, Brian melihat Arissa yang begitu cantik berdiri di hadapannya dengan gaun hitam panjang dengan bagian satu sisi pinggangnya terekspos, memperlihatkan keseksian Arissa yang menggoda.
Di tambah belahan dress panjang itu sangat tinggi di bagian belakangnya, memperlihatkan bagian belakang kaki Arissa yang putih mulus.
Pakaiannya sangat serasi dengan heels maroon yang di pakainya.
Brian menelan salivanya, Arissa memang cantik, tapi malam ini, kecantikan yang di lihat oleh Brian tiap hari itu menjadi berlipat-lipat ganda.
"Pak direktur...." Arissa mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Brian.
"Arrrh? Iya?" Barulah Brian tersadar.
"Direktur kamu tidak apa-apa? Atau apa kamu sakit?" Tanya Arissa heran karena melihat tadi Brian hanya diam mematung.
"Ah, iya, aku tidak apa-apa. Apa kamu sudah selesai? Kita bisa pergi sekarang?" Brian terlihat salah tingkah, takut jika Arissa sadar jika dia sangat terpesona.
"Iya, aku sudah siap, kita bisa pergi." Kata Arissa.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang." Brian mempersilakan Arissa jalan terlebih dahulu.
Brian terlihat canggung, dia takut dia kehilangan kendali lagi seperti tadi.
Sedangkan Arissa, dia tidak memperhatikan tatapan terpesona Brian padanya.
......................
Arissa dan Brian sampai di hotel bintang 7 tempat di mana acara malam ini di selenggarakan. Sungguh benar-benar resmi dan hebat.
Arissa dan Brian masuk ke dalam tempat acara. Beberapa pria melirik kagum pada Arissa.
Mereka semua sama seperti Brian, mereka terpikat dengan kecantikan Arissa yang begitu menggoda mata mereka.
Tak berapa lama, kini giliran para perempuan yang tertegun kagum ketika sosok Damian masuk ke dalam.
Wajahnya begitu tampan, sangat cocok dengan jas hitam dengan dalamnya kemeja berwarna putih yang bagian dadanya sedikit terbuka.
Sama seperti yang lainnya, Arissa juga ikut terpana dengan wajah tampan itu.
Namun, dia masih bisa mengontrol dirinya, dia tidak ingin ketahuan sedang menatap kagum pria yang dianggapnya brengsek itu.
Damian yang berjalan masuk tidak peduli pada mata perempuan-perempuan yang menatap dengan pandangan yang mencoba menggodanya.
Matanya kini hanya tertuju untuk mencari satu sosok. Dia adalah Arissa.
Hingga sampai matanya menangkap sosok yang di carinya. Mata Damian berdiam menatap ke arah sana.
Perempuan cantik dan seksi yang berdiri di samping rivalnya.
Arissa yang mengenakan gaun yang memperlihatkan lekuk tubuhnya itu terlihat begitu menggoda, wajahnya yang saat ini tanpa ekspresi, terlihat seperti wanita polos yang tidak tahu apa-apa, menggabungkan aura wanita baik-baik dan wanita yang menggoda bersamaan, menciptakan harmoni yang saling melengkap satu sama lain, dan membuat orang-orang tidak bisa berpaling darinya. Termasuk Damian!
Damian mengambil segelas anggur lalu berjalan menghampiri Arissa yang kini berpura-pura masa bodoh dengan kedatangan Damian.
Dia berpura-pura tengah asik mengobrol dengan Brian dan beberapa orang lainnya yang mereka sapa.
Dia tidak ingin ketahuan, jika dia juga tadi sempat tidak bisa mengalihkan pandangan matanya dari melihat pria itu.
...****************...
Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.
kapan Damain tahu
tentang istrinya
sekalian aja thor nanti klo mau end di kasih tau nya