NovelToon NovelToon
Cinta 1 Atap Bareng Senior

Cinta 1 Atap Bareng Senior

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Galuh yang baru saja diterima di universitas impiannya harus menerima kenyataan bahwa ia akan tinggal di kos campur karena kesalahan administratif. Tidak tanggung-tanggung, ia harus tinggal serumah dengan seorang senior wanita bernama Saras yang terkenal akan sikap misterius dan sulit didekati.

Awalnya, kehidupan serumah terasa canggung dan serba salah bagi Galuh. Saras yang dingin tak banyak bicara, sementara Galuh selalu penasaran dengan sisi lain dari Saras. Namun seiring waktu, perlahan-lahan jarak di antara mereka mulai memudar. Percakapan kecil di dapur, momen-momen kepergok saat bangun kesiangan, hingga kebersamaan dalam perjalanan ke kampus menjadi jembatan emosional yang tak terhindarkan.

Tapi, saat Galuh mulai merasa nyaman dan merasakan sesuatu lebih dari sekadar pertemanan, rahasia masa lalu Saras mulai terungkap satu per satu. Kedekatan mereka pun diuji antara masa lalu Saras yang kelam, rasa takut untuk percaya, dan batasan status mereka sebagai penghuni kos yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 26 Jeda yang Mengusik

Hujan yang turun sedari sore belum juga menunjukkan tanda-tanda akan reda. Langit kampus terlihat kelabu, mencerminkan suasana hati Galuh yang akhir-akhir ini dipenuhi kebingungan. Ia duduk di bangku taman yang basah oleh embun, bersembunyi di balik gazebo yang terletak tak jauh dari fakultasnya. Di genggaman tangannya, sebuah buku catatan kecil terbuka menampilkan coretan-coretan puisi yang biasa ia tulis untuk meluapkan isi hati.

"Galuh?" Sebuah suara familiar memecah lamunannya.

Galuh menoleh. Saras berdiri di depan gazebo dengan payung berwarna biru tua. Rambutnya sedikit basah, wajahnya tampak lelah, tetapi tetap cantik seperti biasa. Sejenak, Galuh merasa waktu terhenti. Beberapa hari terakhir mereka memang agak menjaga jarak. Bukan karena bertengkar, tapi karena ada ruang yang tidak sengaja tercipta dari kesibukan dan perasaan yang belum sempat dibicarakan.

"Ngapain di sini? Basah semua," lanjut Saras sambil melangkah masuk ke dalam gazebo.

Galuh tersenyum tipis. "Nggak tahu. Kayaknya cuma pengen sendiri sebentar."

Saras ikut duduk di sebelahnya, meletakkan payung di sisi bangku. "Kamu baik-baik aja, Galuh?"

Galuh menarik napas panjang. "Saras, aku cuma... bingung. Beberapa hari ini kepala aku kayak penuh. Tentang kita, tentang Rangga, tentang semua hal yang mendadak terasa berat."

Saras menatap Galuh lekat-lekat. "Aku juga ngerasain hal yang sama. Tapi, bukan berarti kita harus menjauh. Kalau kita sama-sama bingung, ya kita hadapi bareng. Bukannya malah diam-diaman."

Galuh menoleh. Pandangan mereka bertemu. Hening menyelimuti mereka selama beberapa detik. Lalu Galuh mengangguk perlahan. "Aku cuma takut nyakitin kamu. Aku tahu Rangga itu masa lalu kamu, tapi aku juga manusia. Aku nggak mau jadi cowok posesif, tapi aku juga nggak mau kamu tersakiti karena dia."

Saras menggenggam tangan Galuh. "Kamu nggak pernah nyakitin aku, Galuh. Justru kamu yang selalu jadi tempat aku merasa aman. Dan tentang Rangga, aku udah selesai. Aku cuma butuh waktu buat benar-benar menyembuhkan diri. Tapi itu bukan berarti aku pengen kamu jauh. Kamu justru bagian dari proses itu."

Hujan masih turun, tapi suara di antara mereka menghangatkan suasana. Galuh menarik napas lega. Ada sesuatu yang sedikit lepas dari dadanya.

"Kita pelan-pelan, ya?" tanya Saras lirih.

"Iya. Pelan-pelan, tapi bareng," jawab Galuh sambil menggenggam tangan Saras lebih erat.

...

Sementara itu, di sisi lain kampus, Rangga sedang berbincang dengan seorang perempuan berpakaian formal asisten dosen baru yang belakangan terlihat dekat dengannya. Tak banyak yang tahu, tapi rencana yang lebih besar tengah disusun. Rencana untuk kembali mendapatkan apa yang dulu pernah menjadi miliknya Saras.

"Kita akan bikin mereka retak pelan-pelan. Aku tahu caranya," ujar Rangga sambil menyeringai tipis.

Asisten itu hanya mengangguk tanpa ekspresi. Matanya tajam mengamati foto Saras dan Galuh yang tersebar di media sosial. Rencana itu bukan cuma tentang cinta lama, tapi juga tentang kepentingan yang lebih besar.

...

Malam harinya, di rumah kos mereka, Saras dan Galuh duduk berdua di depan laptop menonton film. Hujan sudah reda, menyisakan aroma tanah basah dan ketenangan yang samar.

"Galuh?"

"Hmm?"

"Terima kasih ya, udah sabar."

Galuh tersenyum, lalu meraih tangan Saras. "Sama-sama. Kamu juga udah kuat sejauh ini."

Dan di antara layar yang menyala dan keheningan malam, mereka tahu perjalanan ini belum selesai. Tapi mereka siap menempuhnya, bersama.

1
Esti Purwanti Sajidin
waaahhhhhhhh keren galuh nya,laki bgt
kalea rizuky
bagus lo ceritanya
Irhamul Fikri: Terima kasih kak
total 1 replies
kalea rizuky
Galuh witing tresno soko kulino yeee
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
ceritanya bagus👌🏻
Irhamul Fikri: terimakasih kak🙏
total 1 replies
lontongletoi
awal cerita yang bagus 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!