NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:225
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haruskah Bertemu ?

Saat jam makan siang, Deva membuka layar ponselnya. Terlihat ada pemberitahuan pesan masuk dari Nindy. Segera ia membuka pesan tersebut.

[Nindy: Tidak apa-apa jika kamu memang sibuk. Terima kasih sudah membalas pesanku. Kalau boleh tahu, apakah kamu ada rencana untuk kita bertemu?]

Setelah membaca pesan itu, Deva meletakkan ponselnya dan memilih untuk menghabiskan makan siangnya. Sepertinya, ia butuh banyak energi untuk membalas pesan dari Nindy.

Pertanyaan Nindy soal rencana pertemuan membuat Deva merasa semakin terbebani. Ia terus berpikir bagaimana harus merespons pertanyaan tersebut, sementara waktu luangnya hanya ada di akhir pekan.

Dan setiap akhir pekan, biasanya ia habiskan bersama Selly.

Usai makan siang, Deva kembali meraih ponselnya. Sambil menatap layar, pikirannya terus berkecamuk, mencari respon yang tepat untuk Nindy.

Saat masih bingung harus membalas apa, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Deva menoleh ke belakang.

“Ternyata kamu, toh.” ucapnya pada Ardi.

Ardi adalah teman dekat Deva—satu dari sedikit orang yang tahu hubungan Deva dan Selly. Tapi, ada satu hal yang Ardi tidak tahu: Selly pernah berselingkuh dari Deva.

“Kamu mikir apa sih, Dev? Mikirin Selly, ya?” goda Ardi sambil menyenggol bahu Deva.

“Bisa aja kamu, Ar,” sahut Deva sambil tersenyum hambar.

“Dev, kamu sudah lima tahun pacaran sama Selly, kan?”

“Iya, kenapa? Jangan bilang kamu mau nyuruh aku menikah dengan dia.”

Ardi sempat terdiam sebelum akhirnya berkata, “Hmm… nggak, sih. Cuma nanya aja, kok. Hehe.”

Tingkah Ardi yang tampak canggung membuat Deva curiga.

“Eh, kenapa sih emangnya? Nggak mungkin kamu tanya gitu aja tanpa alasan.”

Alih-alih menjawab, Ardi langsung merangkul Deva. “Udahlah, yuk balik ke kantor.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari sebelumnya...

Ardi mengajak istrinya, Nadin, makan malam di sebuah restoran terkenal. Ia ingin menikmati waktu berdua sambil menyantap makanan lezat dan memandangi suasana kota dari rooftop restoran tersebut.

Di depan restoran, mereka disambut pelayan.

“Selamat malam, apakah Bapak sudah memesan tempat?”

“Sudah.”

“Atas nama siapa, Pak?”

“Ardi.”

“Baik, sebentar saya cek.”

Sambil pelayan itu mengecek data di komputer, Ardi menyapu pandangan ke seisi restoran yang tampak ramai. Banyak pasangan muda-mudi menikmati makan malam.

Di tengah keramaian, pandangannya tertuju pada satu meja. Ia seolah melihat sosok yang dikenalnya—Selly, duduk bersama seorang pria asing. Ardi memajukan kepala untuk memastikan.

Melihat tingkah suaminya, Nadin menegur, “Hei, kenapa kamu sih? Jangan lihat orang lain seperti itu, nggak sopan tahu.”

Pelayan kemudian mempersilakan mereka menuju meja yang agak jauh dari tempat Selly duduk. Tapi Ardi masih bisa melihat jelas: benar, itu Selly. Ia tampak akrab bahkan mesra dengan pria itu.

Ardi terkejut.

Namun, ia memilih fokus pada makan malamnya bersama Nadin. Ia sudah tahu, tapi belum memiliki bukti cukup kuat untuk memberitahu Deva. Ia khawatir, jika hanya berdasarkan penglihatan sepintas, Deva tak akan percaya. Apalagi, ia tahu betul betapa besar cinta Deva kepada Selly.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nindy menerima balasan pesan dari Deva.

[Deva: Bagaimana kalau kita bertemu Sabtu sore? Untuk tempat, aku ikut kamu saja.]

[Nindy: Oke, Sabtu sore pukul 16.00 di Kafe X, ya.]

Setelah membalas pesan itu, hati Nindy berbunga-bunga. Rasanya seperti remaja yang pertama kali jatuh cinta. Ia sudah membayangkan pertemuan itu, senyuman manis Deva, dan obrolan-obrolan hangat yang mungkin terjadi.

Menjelang jam pulang, ia dan Ara mulai berkemas. Tepat saat ia hendak pulang, pesan dari Deva kembali masuk.

[Deva: Baik, Nindy. Sampai bertemu Sabtu sore di Kafe X.]

Nindy tersenyum. Keyakinannya makin kuat bahwa mungkin Deva sebenarnya juga tertarik. Ia mulai berpikir, mungkin Deva adalah tipe laki-laki yang pemalu, dan tidak ada salahnya jika ia lebih dulu mengambil langkah.

Saat itu, Nindy masih berdiri di depan meja kerjanya, sibuk membalas pesan Deva. Ara pun berpamitan.

“Pulang duluan ya, Nin. Ibuku bilang anakku rewel.”

“Oke, Ra. Hati-hati di jalan, ya.”

Begitu selesai membalas pesan, Nindy berjalan keluar dari ruangannya. Karena terlalu fokus dengan ponsel, ia tidak sadar ada seorang wanita di depannya dan tanpa sengaja menabraknya. Ponselnya pun jatuh.

“Mohon maaf,” ucap Nindy sambil menunduk.

Alih-alih menerima permintaan maaf, wanita itu malah membentak.

“Makanya kalau jalan, lihat pakai mata dong!”

Nindy kembali meminta maaf, namun wanita itu pergi begitu saja tanpa memedulikannya.

“Cantik, tapi kenapa sikapnya begitu,” gumam Nindy sambil melihat wanita itu memasuki ruangan atasan mereka. Tapi karena ingin segera pulang, Nindy memilih tidak ambil pusing.

---

Kalau kamu ingin, bagian ini bisa langsung disambung ke bab berikutnya, atau dibuat transisi ke pertemuan Sabtu sore. Mau dilanjut sekarang atau istirahat dulu naskahnya?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!