Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Malam yang semakin larut kelima orang itu berpencar untuk menjalankan misinya masing masing sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Rafendra setelah menyelesaikan misi pemusnahan camp tentara bayaran.
Dalam malam yang semakin pekat tampak dua orang yaitu Ahmad alias Jack yang sedang menggendong tubuh Sherly yang masih lemas sehabis menghadapi musibah yang mungkin saja bisa merenggut kesuciannya jika Ahmad tidak menolongnya.
Selama perjalanan yang hampir lima menit itu Sherly hanya diam saja sampai Ahmad bertanya kondisinya "Emmmm Sherly bagaimana tubuhmu apakah ada yang sakit?" Ucap Ahmad kepada Sherly.
Sherly yang mendengar Ahmad bebicara kepadanya cuma bisa diam saja saat ini, memang saat ini tubuhnya tidak mengalami luka fisik yang berarti, tapi di hatinya Sherly mendapatkan luka yang sangat sakit yang membuatnya shock dan kemungkinan akan membuat Sherly trauma kedepannya.
Bagaimana tidak mungkin trauma di diperlakukan sangat keji oleh tunangannya sendiri padahal dirinya sudah membuka hatinya untuk Angga, dan yang paling parah adalah kelakuan dari sahabatnya sendiri yaitu Puput yang tega tidur dengan tunangannya cuma untuk memberikan informasi kepada dirinya Angga.
Setelah diam sesaat Sherly kemudian bicara kepada Ahmad "Emmm aku tidak apa apa Mad, cuma..... " Sherly kemudian berhenti berucap dan kemudian meneteskan airmata mengingat kejadian yang memilukan tadi.
Ahmad yang menyadari itu kemudian membiarkan Sherly menangis di gendongannya, "Menangislah Sherly itu akan membuat mu membaik" Ucap Ahmad kepada Sherly.
Seketika Sherly pun menangis sejadinya dan menumpahkan airmatanya di punggung Ahmad. Selang beberapa saat tangisan Sherly mereda.
"hiks hiks hiks, T-Terimakasih Mad kalau kamu tidak datang tadi entah apa yang akan terjadi padaku aku tidak bisa membayangkannya" Ucap Sherly yang masih tersengguk sehabis menangis.
"Iya sama sama itu juga sudah menjadi tugasku untuk melindungi warga sipil dari ancaman mereka" Ucap Ahmad yang mencoba menghibur Sherly tapi hatinya semangat senang dia sudah bisa menolong Sherly dari kejadian dicamp tentara bayaran.
"Emmmm makasih sekali lagi Mad" Ucap Sherly sambil mengeratkan pelukan tangannya di leher Ahmad. Ahmad yang merasa Sherly semakin kencang merangkul lehernya kemudian memperlambat jalannya.
"Sherly aku mau tanya, kenapa kamu bisa bisanya di tangkap oleh mereka?" Ucap Ahmad yang ingin mengetahui kenapa Sherly bisa di tangkap oleh para tentara bayaran itu.
"Aku juga enggak tau Mad, tadi itu aku emang mau membeli nasi goreng dan mau dimakan dirumah Puput, eh tapi setelah selesai memasang nasi goreng dan aku mau kerumah Puput tiba tiba dari belakang aku dibungkam pakai tisu setelah itu aku tidak ingat lagi dan bangun bangun sudah diruangan tadi" Ucap Sherly menjelaskan kepada Ahmad.
"Hemmm lain kalai Sher kalau keluar malam jangan sendirian ngajak temen atau siapa biar kejadian tadi tidak terjadi lagi" Ucap Ahmad kepada Sherly sambil memberikan nasehatnya.
"Aku enggak ada temen didesa ini kecuali Puput Mad, perempuan didesa ini semua membenciku sedangkan semua pria didesa ini hanya melihat aku dengan nafsu mereka karena kemolekan tubuhku ini Mad" Ucap Sherly menjelaskan ke Ahmad.
"Cuma Puput saja yang mau berteman dengan aku secara tulus, tapi dibalik itu semua dia malah menusukku dari belakang" Ucap Sherly yang sedih dan kecewa dengan sahabatnya itu.
"Kalau masalah pemuda disini itu gampang sher cobalah kamu berpenampilan yang sopan ketika diluar rumah dan ketika keluar rumah jangan memakai pakaian ketat dan sexy lagi ya, supaya mereka tidak nafsu sama membencimu" Ucap Ahmad yang menasehati Sherly sambil masih menggendong perempuan itu di punggungnya.
"Nah untuk Puput sudah lupakan saja apa yang dia lakukan kepadamu dan kedepannya kamu juga harus bisa memilih mana teman yang baik dan yang buruk buat kamu Sher" Ucap Ahmad yang kembali menasehati Sherly.
"Iya Mad, akan aku coba semua saranmu itu" Ucap Sherly sambil mengganggu yang menandakan dia menerima saran dari Ahmad.
Sherly yang menikmati obrolannya dengan Ahmad tanpa dia sadari dia sudah mau sampai didepan rumahnya. "Emmm Sher ini sudah hampir sampai rumahmu aku akan menurunkan kamu di disini ya" Ucap Ahmad yang mulai menurunkan Sherly.
"Maaf aku enggak bisa mengantarmu sampai rumah karena aku tidak bisa membiarkan identitas kami terbongkar" Ucap Ahmad mencoba memberikan pengertian kepada Sherly.
"Iya Mad aku mengerti, terimakasih ya atas bantuanmu dan teman temanmu tadi" Ucap Sherly kembali berterimakasih. "Iya sama sama Sher ya udah aku pamit ya" Ucap Ahmad sambil berbalik badan.
"Mad bentar deh, aku boleh minta nomor hpmu?" Ucap Sherly kepada Ahmad. "Nomorku masih sama seperti yang dulu Sher dulu kamu sempat WA aku ketika rapat pemuda kan" Ucap Ahmadi kepada Sherly.
Sherly yang mengingat itu kemudian tersenyum, "oh iya aku lupa Mad, nanti aku bolehkan WA kamu Mad?" Ucap Sherly kepada Ahmad.
"Boleh Sher WA saja tapi aku kemungkinan akan menjawab setelah misi kami selesai" Ucap Ahmad kepada Sherly.
"Iya enggak apa apa Mad" Ucap Sherly kepada Ahmad. "Iya udah aku pergi dulu ya Sher" Ucap Ahmad yang langsung berlari menuju lokasi ketiga temannya itu.
"Mad Hati hati ya" Teriak Sherly kepada Ahmad, Ahmad yang mendengar itu cuma mengacungkan jemput keatas menandakan dia mengiyakan ucapan Sherly.
Sherly yang melihat itu pun tersenyum seakan peristiwa yang menimpanya tadi tidak pernah terjadi, "Emmmm kalau diliat liat Ahmad oke juga apa lagi di perhatian ke aku, eh bentar bentar kenapa aku malah kepikiran Ahmad sih" Ucap Sherly dalam hatinya sambil wajahnya mulai memerah.
*******
Setelah Ahmad selesai mengantar Sherly dia berlari menuju lokasi teman temanya itu, dalam perjalanan dia melihat ketiga temannya itu sudah berjalan dengan membopong tubuh Juragan Udin dan Angga yang masih pingsan.
Fikri yang memelihat kedatangan Ahmad kemudian berkata kepada Rafendra, "Ehhh capt lihat tu yang habis mesra mesraan sama si Sherly dan lupa sama kita" Ucap Fikri kepada Rafendra.
"Enak aja siapa yang mesra mesraan sama Sherly" Ucap Ahmad yang mendengar sindiran sahabatnya itu. "Ya kamu lah masak nganter dia sampai setengah jam lebih padahal jarak dari sini ke rumah Sherly cuma lima belas menit" Ucap Fikri yang menanggapi ucapan Ahmad.
"Yaaaa itung itung sambil ngobrol lah, pumpung ada kesempatan, kapan lagi bisa gendong kembang desa kita" Ucap Ahmad sambil menaikan satu alisnya.
"Dasar otak mesum, lihat yang montok aja langsung gas coba kalau aku yang enggak bisa jalan udah diseret tu sama kamu" Ucap Fikri yang jengkel dengan sahabatnya itu.
"Ya jelas lah kalau perlu aku tinggal sekalian" Ucap Ahmad sambil tertawa. "Udah udah kalian mau berdebat sampai kapan hah" Ucap Rafendra yang menegur keduanya.
"Mad bantu Zaki buat bopong tubuhnya Angga, biar Aku dan Fikri yang membawa tubuh Juragan Udin kita antarkan mereka ke rumah pak lurah" Ucap Rafendra kepada Ahmad.
Ahmad mengangguk dan mulai membantu Zaki membawa tubuh dari Angga yang masih pingsan, perjalanan mereka membutuhkan waktu sekitar sepuluh menitan.
Setelah sampai dirumah Pak Lurah tubuh Juragan Udin dan Angga ditaruh di depan rumah kemudian Rafendra mengetuk rumah pak lurah itu.
Tokkk Tokkk Tokkk setelah beberapa saat terdengar suara dari dalam rumah, "Iya sebentar" Ucap orang dari dalam rumah. Setelah beberapa saat pintu depan rumah pak lurah terbuka dan keluarlah laki laki yang hampir paruh baya itu keluar.
"Selamat malam Pak Soleh" Ucap Rafendra yang masih memakai pakaian tempur dan penutup wajahnya. "M-Malam kalian siapa?" Ucap Pak Sholeh.
"Kami adalah pasukan dari kemiliteran yang ditugaskan untuk menumpas para tentara bayaran yang berdada didesan ini" Ucap Rafendra kepada Sholeh.
Pak Sholeh yang mendengar itu pun kaget baru pertama ini ada yang mengirimkan pasukan untuk mengehentikan masalah di kampung mereka.
"E-ehhh iya Pak" Ucap Pak Sholeh yang tergagap melihat pria didepannya itu. "Dan ini kami menangkap juga dua orang warga yang ikut terlibat dengan tentara bayaran itu" Ucap Rafendra sambil menyerahkan tubuh Juragan Udin dan Angga yang masih pingsan.
Sontak Pak Sholeh yang melihat salah satunya adalah anaknya itu pun berteriak "Anggaaaaa" Sambil memeluk tubuh anaknya itu.
"Apa yang kalian lakukan kepada anakku?" Ucap pak Sholeh yang melihat kaki anaknya berdarah. "Maaf Pak Sholeh kami terpaksa menembaknya dikaki karena mencoba kabur setelah menjual tunangannya kepada Juragan Udin dan Para tentara bayaran itu" Ucap Ahmad yang menjelaskan kepada Pak Sholeh.
Seperti tersambar petir pak Sholeh yang mendengar itu pun luruh ke lantai karena mendengar ucapan dari tentara didepannya.
"Maaf Pak Sholeh kami serahkan mereka berdua ke bapak karena tugas kami hanya menumpas tentara bayaran itu dan masalah dua orang ini silahkan bapak selesaikan sendiri kami permisi" Setelah berucap itu Rafendra dan tiga anggota tim Shadow kemudian pergi dari rumahnya pak Sholeh menuju kegelapan malam.
Pak Sholeh yang kembali tersadar segera menelfon ambulan untuk membawa Juragan Udin dan Angga kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dahulu dari luka tembak dikaki mereka.
Setelah menunggu dua puluh menit ambulan pun datang, karena mendengar suara sirine ambulan para warga yang rumahnya disekitar rumah Pak Sholeh keluar rumah dan membantu untuk menaikkan Juragan Udin dan Angga ke ambulan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
Warga kemudian bertanya kepada lurah mereka "Pak lurah itu Angga dan Juragan Udin kenapa kok bisa terluka dikaki?" Ucap salah satu warga kepada pak lurah.
"Maaf besok saja saya jelaskan di kantor kelurahan tolong kamu kasih tau warga disini besok pagi jam sepuluh kalian semua saya undang ke kelurahan untuk membahas masalah malam ini" Ucap Pak Sholeh kemudian pergi menyusul ambulans dengan menaiki sepeda motor nya.
*******
Di tempat lain Rafendra dan ketiga sahabatnya sampai di gubuk dekat kebun karet disana mereka membereskan alat alat yang mereka pakai untuk menjalankan misi malam ini.
Setelah selesai beberes merekan santai sebentar di gubuk itu untuk melepas penat. Karena lokasi gunung sangat jauh dari pemukiman membuat mereka aman ketika mulai melakukan operasi tadi dan cuma mereka berempat lah yang sedari dulu berani ke gubuk itu waktu malam hari.
"Hoahhhhhhh akhirnya selesai juga" Ucap Fikri yang sambil merentangkan kedua tangannya. "Ehhh Mad gimana rasanya menggendong Sherly?" Ucap Fikri yang berniat untuk menggoda Ahmad.
Ahmad yang mendengar itu pun menjawab "Wahhh jelas sekali enak lah, apa lagi dadanya yang montok itu kena punggung wih empukkk sekali Fik" Ucap Ahmad yang memanas manasi sahabatnya itu.
"Sialan kamu, urusan kayak gitu pasti kamu nomor satu" Ucap Fikri yang kesal dengan jawaban Ahmad. Ahmad yang medengar itu cuma tertawa.
Tetapi sebenarnya Ahmad tidak seperti itu dan mereka juga tau kalau Ahmad sekarang sedang bergurau untuk membuat suasana tidak tegang lagi. Dan yang tau perasaan Ahmad yang sebenarnya cuma dia sendiri dan Rafendra.
Karena Rafendra tau bahwa Ahmad dari dulu memang suka sama Sherly tapi dia tidak berani mengutarakan perasaannya karena Sherly dulu mengejar ngejar Rafendra.
Dari hal itu lah yang membuat Rafendra tadi menyuruh Ahmad untuk menolong Sherly karena dia tau kalau Ahmad sangat khawatir dengan kondisi Sherly tadi.
Mungkin ini akan menjadi kesempatan untuk Ahmad agar dia bisa mengejar cintanya kepada Sherly yang mungkin sekarang Sherly juga sudah menaruh hati ke Ahmad tapi itu semua tinggal bagaimana langkah mereka berdua kedepannya nanti.
"Udah yuk balik takutnya orang tua kita nyariin" Ucap Zaki mengajak untuk pulang. "Iya udah kita balik kita lanjut pembahasan besok di warung deket lapangan desa ya" Ucap Rafendra kepada ketiga sahabatnya itu.
Ketiganya pun mengangguk mengiyakan usulan dari Rafendra. Setelah itu mereka berempat berpisah untuk pulang kerumah masing masing karena sudah pukul dua belas malam.
Sesampainya dirumah Rafendra orang tua Rafendra sudah tertidur dan membiarkan rumah tidak terkunci karena mereka tau kalau anaknya akan pulang malam kalau sudah berkumpul dengan teman temannya.
Disisi lain Ahmad yang sudah sampai rumah dan masuk ke kamar mengeluarkan hpnya yang dari tadi bergetar. Setelah dilihat benar saja Sherly benar benar mengirim pesan kepada Ahmad yang menanyakan dia sudah pulang atau belum.
Ahmad yang kegirangan karena mendapat WA dari pujian hatinya sejak dulu itu pun memberitahukan bahwa dia sudah sampai rumah.
Ahmad dan Sherly terus saling berbalas pesan WA sampai keduanya tertidur. Memang perjuangan Ahmad dari dulu untuk menekan perasaannya kepada Sherly akhirnya terbayarkan dimalam ini. Dan inilah buah dari kesabaran Ahmad dalam menunggu Sherly untuk bisa mulai membuka hatinya untuk Ahmad.
Dan itu semua berkat pengertian dari kaptennya karena Rafendra lah yang memberikan perintah untuk menolong Sherly, dan karena hal itulah yang membuat Sherly mulai tertarik dengan Ahmad.