Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 08
POIN-POIN PERNIKAHAN KONTRAK
Semuanya kembali tenang. Tiara sungguh kewalahan menghadapi dua temannya itu. Pertengkaran mereka tak ada habisnya, kau tahu.
“Baik. Ini hanya saranku, jika kalian mau menikah, tujuan kalian akan tercapai. Kakek mu akan menyetujui mu pergi ke London, kau ingin mencari ayahmu' kan?” ucap Tiara menatap ke Noah yang masih diam menatap ke meja di depannya.
Sedangkan iseng Hari menatap ke pria berjas rapi itu sedikit sendu, setelah tahu tujuan awalnya di London. Mencari ayahnya!
“Dan kau juga ingin ke makam ibumu' kan?” Hari juga diam saat harus mengingat sang ibu, itu cukup membuat Noah tertarik melihat ke arahnya.
Pada dasarnya mereka berdua saling membutuhkan. Dan itulah yang Tiara pikirkan.
“Ayolah teman-teman! Kalian hanya perlu menikah, anggap saja pernikahan kontrak. Jika tidak mau, aku tidak akan memaksa, semua keputusan ada di kalian.” Semuanya masih terdiam.
Noah dan Hari masih kalut ke dalam pikirannya. -'Apa aku menikah saja!' Pikir keduanya sama. Hari mulai menutup matanya, dan Noah masih ingat akan janjinya kepada kekasihnya dulu. Itulah yang membuat Noah sedikit bimbang.
“Baiklah!” Tiara dan Noah menoleh ke sumber suara tersebut. Hari mendongak menatap Noah yang kini sama menatap dirinya.
“Aku tahu kau bisa memberi ku uang dengan jumlah besar, mengingat kau seorang pengusaha. Tapi aku tidak mau menerima uang cuma-cuma ataupun mengemis hanya demi uang! Setidaknya jika aku menikah denganmu, itu sudah sama seperti aku bekerja.” Entah kenapa, ceramah Hari membuka Noah lebih tertarik mendengarnya, tidak ada wajah konyol ataupun pertengkaran lagi.
Noah dapat melihat keseriusan di mata Hari.
-'Cih! Dia benar-benar butuh uang, ya!' batin Noah tersenyum kecil dalam hati.
“Bagaimana jika aku masih tidak mau?!” balas Noah tersenyum remeh.
Hari balik menunduk, menutup rapat matanya sambil menghembuskan napas panjang. Tiara dan Noah di buat heran saat melihat wanita bersurai gelap itu mulai berdiri, menggeser sedikit meja di sana, berjalan menghampiri Noah lalu mulai berlutut dengan satu lutut menyentuh lantai.
Tanpa malu, Hari meraih kedua tangan Noah yang masih diam karena syok. Tiara juga sama terkejutnya, baru kali ini sebuah pemandangan memperlihatkan seorang wanita yang berlutut melamar sang pria.
“Tolong, menikahlah denganku!" Hari berucap sungguh-sungguh, menatap lekat manik mata biru lautan itu.
-'Apa ini? Aku seperti mengemis cinta, jika seperti ini. Kau bodoh Hari! Lupakan saja.' Pikirannya campur aduk.
“Ck. Baiklah!” akhirnya Noah pasrah juga. Hari tersenyum lebar, mulai berdiri dengan girangnya dan berhenti seketika saat sadar pria itu menatapnya dengan senyuman kecil berpaling.
Mereka kembali duduk seperti semula. Noah berjalan ke arah meja kerjanya, meraih dua kertas folio dan satu map cokelat juga dua pena. Pria itu kembali ke arah sofa, memberikan satu kertas dan pena kepada Hari.
“Ini surat perjanjian. Masing-masing dari kita akan menulis poin-poin selama pernikahan berlangsung. Dan kita tidak boleh melanggarnya.” Jelas Noah. Mengingat dia juga sama membutuhkan Hari sebagai istrinya, jadi ia harus adil pada wanita itu.
Merek mulai menulis di masing-masing kertas tersebut, sementara Tiara pamit sebentar karena kekasihnya baru saja menelfon nya. Apakah buruk jika harus meninggalkan dua orang tadi?
...***...
Di kediaman Harrison. Morena tengah bersiap-siap pergi ke rumah sakit, tak lama si mesum keluar dari ruang kerjanya membawa beberapa novel buatannya. Ya! Si mesum adalah suaminya sendiri.
“Mau kemana?” tanya Morena kepada sang suami. Norman berhenti dan berbalik ke arah istrinya.
“Mencari inspirasi! Aku perlu menulis novel lagi. Para penggemar ku sudah tidak sabar menunggunya!” dengan senyuman lebar.
“Aku yakin para penggemar mu itu sama seperti mu. Konyol dan berotak mesum!” sindir Morena menggeleng heran dan mulai memakai Cardigan hitam.
“Eittss, jangan salah! Mungkin kita tidak akan tahu cara bercinta jika bukan karena orang-orang seperti ku!!” Morena tersenyum miring. Sementara Norman tertawa kecil dan mereka mulai berjalan sejajar menuju ke luar kamar.
“Jika Noah menikah, aku akan berikan salah satu novel erotis ku!! Dan aku harap istirnya cantik alami!” ucap Norman hingga langkah Morena berhenti tiba-tiba, aura gelapnya mulai muncul membuat Norman sadar akan ucapannya barusan.
“Kau berpikir aku jelek?” suaranya mengalun seram. Sungguh, Norman mulai begidik takut.
“Ti-tidak Sayang! Pasti lebih cantik dirimu, mengingat kau yang selalu rutin memakai susuk!” Bug! Satu bogeman mendarat di pipi Norman hingga kepala pria itu menoleh.
Dengan kesal Morena langsung melangkah pergi meninggalkan suami biadabnya itu.
...***...
•Poin-poin pernikahan kontrak Hari Clarissa dan Noah.
1. Tidak menerima hubungan intim
2. Tidak menerima perintah Noah
3. Tidak boleh mencampuri urusan pribadi
4. Dan, tidak boleh mengatakan kepada siapapun mengenai kontrak pernikahan.
5. Kontrak berakhir saat tujuan selesai
•Poin-poin pernikahan kontrak Noah to Hari
1. Tidak boleh membantah
2. Tidak boleh mencampuri urusan pribadi
3. Rahasia pernikahan kontrak ini hanya tiga orang yang tahu. Noah, Hari dan Tiara. Selain itu, tidak ada yang boleh tahu.
4. Selama pernikahan, Hari akan menjadi pembantu pribadiku. Hehehe!!
5. Kontrak berakhir selama 1 Tahun.
Peringatan keras! Tidak boleh SELINGKUH! Mereka yang berselingkuh akan mendapatkan hukumannya sendiri.
...***...
Begitulah isi kontrak dari keduanya. Anggap saja seperti itu. Setelah selesai menulis, keduanya bertukar kertas untuk di baca masing-masing sebelum menandatangani resmi di atas matre.
Noah membaca lekat milik Hari sehingga seringaian kecil terukir di bibirnya dengan kesal. - 'Wanita ini sungguh cerdik.' Pikir Noah saat membaca poin ke-2 Hari.
Sedangkan Hari mulai berkerut alis saat membaca lebih ke bawa poin milik Noah.
“Apa ini?” suara tak terima keluar lagi. Noah balik menatap dengan senyuman tipis.
“Kau menjadikan ku pembantu pribadi?”
“Hm! Selama aku bekerja mencari nafkah untuk kita, kau di rumah harus membersihkan seluruh rumah, mencuci piring, memasak setiap hari untukku, memijat kepala ku di malam hari dan— ”
“Berhenti! Aku tidak menulis yang aneh-aneh, dan kau lupa poinku nomor 2?!” Hari mulai tersenyum menunjuk ke arah kertasnya. Dan sesaat senyuman lebar Noah hilang saat ia ingat akan hal itu.
“Tapi ini harus adil. Aku bekerja dan kau harus bersikap seperti seorang istri pada umumnya, jika tidak mau, maka ini di batalkan.”
“Apa!!”
...🛫📍🛬...