Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.
Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.
Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Penyelidikan
Bab 10
Keluarga Pradipta terlihat seperti tikus yang dikelilingi macan dan hyena. Mereka sampai diam di pojok padahal keluarga besannya bergabung bersama dengan yang lainnya.
"Dia suaminya Malika?" tanya Angkasa kepada Rain.
"Iya, Kak," jawab Rain. "Kita sudah menyelidiki orang itu."
"Apa yang sudah kalian dapatkan?" tanya Angkasa yang kini menatap Rayyan.
"Dia bersih. Tidak ada catatan kriminal atau skandal apa pun," jawab Rayyan.
Angkasa diam sambil menatap ke arah keluarga Pradipta satu persatu. Walau dalam jarak sekitar sepuluh meter, dia bisa mengamati objek dengan jelas.
"Ulangi lagi penyelidikan kalian!" titah Angkasa kepada adik bungsu dan sepupunya.
Rain dan Rayyan saling melirik. Keduanya tahu insting seorang Angkasa tidak bisa disepelekan atau diragukan.
"Kita mulai cari tahu dari mana, Kak?" tanya Rain.
"Malam di mana Malika bisa tidur dengannya," jawab Angkasa.
"Itu sudah kita lakukan. Rekaman CCTV menunjukkan kalau Malika masuk ke kamar Pradipta," jawab Rayyan dan dibenarkan Rain.
"Teliti dengan cermat hal sekecil apa pun!" ucap Angkasa. "Ulangi dan teliti walau sampai ratusan kali."
Rayyan dan Rain hanya bisa meneguk ludah mereka. Jika saja Angkasa tinggal di Indonesia, mungkin dia bisa membantu.
"Kita minta bantuan Kak Bintang saja," celetuk Rayyan.
"Jangan ganggu dia!" Angkasa melotot kepada sepupunya.
"Kita kerja bertiga sama Mega. Jangan merepotkan Kak Bintang," bisik Rain. "Kamu tahu sendiri kalau Kak Bintang terpancing emosinya semua bakal kacau."
Malika tersenyum ketika Chelsea meraba-raba perutnya sambil bershalawat. Istrinya Mega itu ingin segera hamil. Tidak perlu kembar seperti Rania karena takut keteteran ketika membesarkannya.
"Ibu mertua dan adik iparmu gimana orangnya?" tanya Chelsea.
"Alhamdulillah, semua aman," jawab Malika.
"Mereka kayak orang matre dan culas," ujar Chelsea.
Malika hanya tersenyum tipis dan bicara, "Tidak juga."
"Kalau mereka menyakiti kamu, bicara sama kita. Jangan diam saja," ucap wanita bule itu dengan nada tegas dan Malika hanya menganggukkan kepala.
Pradipta tidak berani berkumpul dengan keluarga Rain atau Rayyan. Dia merasa ada aura menekan dan membuat rasa takut kepada mereka.
"Kak Dipta, sini ikut gabung!" teriak Adzam sambil melambaikan tangan.
Mau tidak mau Pradipta ikut bergabung bersama adik iparnya. Di sana ada ayah mertua dan kakek mertua. Saat ini mereka sedang membuat barbeque, berbeda dengan Rain dan Rayyan yang sedang membuat ikan bakar.
Mereka kumpul sambil masak bersama dan nanti makan bersama. Biasanya mereka akan membiarkan keseharian dan kesibukan yang sedang mereka lakukan.
Malika tadi mengajak mertua dan adik iparnya untuk ikut gabung di dapur, tetapi mereka tidak mau. Malah memilih duduk di gazebo melihat anak-anak bermain.
"Enak bener, ya, jadi mereka. Lahir di keluarga kaya raya. Mau apa saja bisa. Keliling dunia hal biasa saja. Apa kita juga bisa ikut ngintil mereka jika lagi liburan?" tanya Puput.
"Minta saja sama Malika pasti akan diizinkan. Mereka pergi keliling dunia juga naik jet pribadi. Bisa menginap di hotel mewah, karena mereka punya hotel hampir di seluruh dunia," jawab Bu Mayang.
"Hah, serius, Bu?" tanya Puput terkejut.
"Iya. Keluarga Anderson itu, kan, salah satu keluarga terkaya di dunia," jawab Bu Mayang.
"Kalau tahu keluarga Anderson salah satu orang kaya di dunia, kenapa Kakak tidak kebal saja anak atau cucunya," ujar Puput kecewa.
"Hush!" Bu Mayang menutup mulut anaknya. "Kamu jangan sembarang bicara di sini. Bisa-bisa ada yang mendengar ucapan kamu."
Puput menganggukkan kepala. Dia lupa kalau sedang berada di rumah orang lain. Tanpa keduanya ketahui di sana banyak tersebar kamera CCTV, salah satunya di gazebo.
Malika merasa tidak enak kepada semua saudaranya. Karena dia sekarang jadi pembohong untuk menjaga nama baik suami dan keluarganya. Dia tahu keluarga dan saudara-saudaranya menyayangi dia. Mereka juga akan dengan senang hati membantu dirinya jika dia minta tolong.
Aisyah mengusap kepala Malika. Sebagai seorang ibu dia bisa merasakan kalau putrinya menutupi banyak hal darinya. Namun, dia tidak boleh ikut campur. Selagi melihat keadaan Malika baik, dia tidak perlu risau.
Acara pertemuan itu berjalan lancar penuh kebersamaan. Bu Mayang dan Puput senang karena mendapat banyak hadiah dari Keluarga Anderson dan Hakim. Bukan hanya barang, uang cash pun mereka dapat.
"Bulan besok akan diadakan di mana? Ibu mau ikut lagi," tanya Bu Mayang ketika mereka pulang.
"Di rumah Rayyan," jawab Malika.
"Aku boleh ikut lagi, kan?" tanya Puput sambil memandangi tas tangan keluaran terbaru dari butik Gaya, salah satu brand terkenal dunia asal Indonesia.
"Boleh," balas Malaika dan Puput bersorak gembira.
Jika Bu Mayang dan Puput bahagia, bahkan ingin ikut perkumpulan keluarga konglomerat itu lagi, berbeda dengan Pradipta. Dia merasa sesuatu yang akan terjadi kepadanya. Laki-laki itu merasa kalau keluarga Malika mulai menyelidiki tentang dirinya. Dia sudah memperhitungkan hal ini dari awal. Namun, pertemuan dengan Angkasa tadi membuat dia merasa terancam.
"Kak! Kakak!" teriak Puput sambil mengguncang bahu kakaknya dan membuat Pradipta terkejut.
"Ada apa?" tanya Pradipta.
"Ih, aku tadi ingin membeli dulu es krim viral! Jadinya terlewati tempatnya," jawab Puput menggerutu.
"Maafkan, Kakak," balas Pradipta. "Kakak capek, ingin istirahat. Jadi, tidak bisa fokus."
"Kalau Mas Dipta lelah, biar aku saja yang menyetir," kata Malika.
"Tidak perlu. Kamu duduk saja yang bener," ucap Pradipta dan Malika pun nurut.
***
Airlangga menjambak rambutnya. Tidak ada satu pun rekaman kamera CCTV dan bukti lainnya di hotel. Katanya rekaman itu akan terhapus otomatis setelah satu bulan. Sementara kejadian sudah hampir tiga bulan.
"Sekarang aku harus bagaimana?" Airlangga merasa kesal kepada dirinya sendiri.
"Kalau sulit cari bukti itu. Kita cari tahu dulu tentang Pradipta," ucap Adam yang merasa kasihan kepada Airlangga.
"Ya. Aku tidak kenal dia sama sekali. Siapa keluargannya? Kerja di mana? Alamat rumahnya juga tidak tahu," kata Airlangga yang merasa frustrasi.
"Kalau begitu, kita kuntit saja Malika. Nanti kita akan kuntit Pradipta jika sudah ketemu alamat rumahnya," ujar Adam memberikan sebuah ide.
"Bener juga," balas Airlangga. "Setelah kejadian itu, aku tidak bisa lagi menghubungi Malika. Aku tanya kepada keluarganya malah diminta jangan mengganggu Malika lagi."
Terlihat raut kesedihan dari wajah Airlangga. Dia harus menahan rasa rindu yang berat kepada sang pujaan hati. Dia belum ikhlas melepas begitu saja sebelum yakin Malika hidup bahagia.
"Hah, yang bener? Kalian sampai putus kontak juga!" Adam terkejut sekaligus merasa heran.
"Iya. Malika mengganti nomor dan akun medsosnya juga dia privat. Tidak satu kali pun dia membuat postingan setelah menikah."
Hal ini malah membuat Airlangga khawatir. Tidak ada sedikit pun kabar tentang Malika, malah membuat dia berpikir keadaan wanita itu sedang tidak baik. Namun, dia bingung harus mencari tahu dengan cara apa.
***
Maaf, aku update cuma 1 bab sehari. Kondisi kesehatan sedang buruk. Untuk menyelesaikan 1 bab saja perlu sehari semalam.
Sambil menunggu update bab berikutnya, yuk baca karya aku ini. Novel ini temanya cinta manis, jadi bisa bikin baper dan senyum-senyum akan kelakuan para bocil. Kisah Rain, Rayyan, Rayhan ( bukan Reyhan). Seru, pokoknya.
