Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?
Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akurnya Maduku
Diatas sajadahnya Aisy menangis memanjatkan doa agar cobaan yang sedang mereka alami cepat berlalu, memohon untuk selalu di permudah Urusannya dan Pak Suyitno cepat mengembalikan uang Suaminya. Karyawan terpaksa harus dikurangi agar memperkecil pengeluaran, baik karyawan di toko listrik maupun di Loundry.
Toko dan gudang listrik serta kegiatan jual beli ecer dan pengiriman sekarang menjadi tanggung jawab Toro, Wahid menyerahkan tanggung jawab kepada Adik nya itu sedangkan Wahid akan fokus untuk mengelola usaha loundry nya. Wahid sudah tidak mempunyai modal ditoko itu karena kejadian Pak Suyitno kemarin, alat listrik yang masuk saat ini ke gudang pembayarannya menggunakan uang dari hasil menagih temponan di grosir. Wahid merasa semua ini kesalahannya sisa barang yang ada di toko dan gudang akan diputarkan oleh Adiknya sambil menagih uang dari barang yang sudah di tempo sebelumya masuk kembali. Mereka juga terpaksa mengurangi jumlah karyawan, hanya dua orang yang akan bekerja yaitu Santi dan Eko.
Toro awalnya menolak keinginan Wahid karena Ia merasa tidak mampu untuk mengurus toko sendirian, Wahid Sales marketing yang hebat Ia selalu mendapat pesanan dengan jumlah yang banyak sedangkan kemampuan Toro masih satu garis dibawah Wahid.
''Aku yakin dik Kamu pasti bisa mengurus toko dengan baik. Mas masih memantau kok cuman tidak aktif seperti biasanya.'' Wahid meyakinkan.
''Tapi Mas...'' Toro Menolak.
''Aku mohon tolong dikelola dengan baik...Mas percaya kepadamu. Mas nanti masih memantau kok dan bila ada pesanan nanti Mas beritahu jika nanti Pak Suyitno sudah mengembalikan uangnya insyaallah Mas bisa bergabung kembali.'' Jelas Wahid.
''Baiklah Mas..'' Toro menyanggupi.
Wahid sudah merasa lega Karena Adiknya sudah menyetujui. Wahid sekarang fokus ke usaha loundry nya yang memang murni dari modal sendiri dan juga karyawan diloundry juga dikurangi hanya satu saja yang bekerja. Nanti Wahid dibantu oleh Sari dan Aisy mereka nanti bergantian untuk melakukan pekerjaan diloundry dan mengantar cucian yang sudah rapi. Kedua istri nya sama sekali tidak mengeluh dengan kondisi ekonomi yang sekarang meskipun harus berhemat namun keuangan mereka masih stabil. Santi Anak Sari yang pertama juga masih bisa melanjutkan kuliahnya sambil bekerja di toko listrik Ia kuliah menggunakan uang hasil jual rumah mereka yang lama untuk membayar biaya masuk dan semesteran.
Alhamdulillah nya loundry mereka selalu ramai pelanggan yang datang banyak dan juga kerjasama dengan kosan putri masih berjalan. Mereka selalu merasa puas jika meloundry di tempat Wahid hasilnya pasti bersih rapi dan wangi. Ada juga yang datang meloundry pakaiannya hanya untuk melihat keakraban istri tua dan istri muda ini. Mereka merasa heran tinggal satu rumah tapi akur. Jam menunjukkan pukul ''16:00'' Waktunya loundry tutup Mbak Ari karyawan Wahid yang masih dipertahankan sudah bersiap mau pulang. Ia seorang janda dan juga sangat tekun dalam bekerja jadi Wahid dan istri nya memilih janda satu Anak ini agar tetap bekerja membantu pekerjaan mereka. Sebenarnya masih ada beberapa pakaian yang harus di gosok tapi karena sudah waktunya untuk pulang Wahid melarang Mbak Ari mengerjakannya dan diambil alih oleh Wahid.
''Aku sama Aisy antar cucian dulu ya mas? Pumpung belum sore.'' Ucap Sari.
''Buk Aisy nggak capek..kan baru saja pulang kerja.'' Ucap Wahid yang sedang menggosok pakaian pelanggan.
''Nggak Yah.. sekalian mau belanja sayur.'' Aisy menjawab.
''Aku dah bilang nggak usah ikut tapi Dianya yang maksa lho Yah..'' Sari berucap lirih tapi masih bisa didengar.
''Nggak papa lho mbak...kan sekalian mau belanja.'' Aisy memaksa.
''Ok-Ok.. cepat berangkat keburu sore nanti pelanggan Ndak menunggu.'' Suruh Wahid dengan bibir menyunggingkan senyum.
''Iyaaaa....'' Sari dan Aisy berucap bersamaan sambil melajukan motornya.
''15'' Menit kemudian mereka sampai dirumah pelanggan. Ada ''10'' rumah yang mereka datangi tapi dilokasi yang berbeda ketika mengantar ke rumah yang terakhir Aisy dan Sari bertemu dengan seorang yang mereka kenal Sedang mengantri seblak dipinggir jalan. Mereka berdua berhenti sejenak untuk bertegur sapa.
''Claraa...'' Sari berteriak.
''Mbakk! Kalian ini.. ngagetin saja.'' Clara terkejut.
''Ngantri seblak ya..??'' Tanya Aisy.
''Nggak kok nih lagi ngantri cilok hihihi... Beli sini mbak makan bareng.'' Ucap Clara sambil ketawa.
'' Nggak ah..mbak mau belanja sayur keburu magrib nih duluan ya..???'' Sari dan Aisy melajukan motornya ke tukang sayur.
Para madu yang berboncengan membuat banyak mata melihat nya dengan kagum apalagi mereka berboncengan sambil ketawa ketiwi. Ketika lewat di warung kopi banyak Bapak-bapak yang membicarakan mereka.
''Jarang banget loh istri tua sama istri muda akur apalagi mereka masih muda..'' Ucap Bapak RT yang sedang ngopi diwarung.
''Iya Pak RT.. kebanyakan mereka pada bertengkar.'' Ucap Bapak B
''Bukan cuma bertengkar cakar-cakaran malah kaya kucing kemarin Aku liat itu di RT ujung.'' Penjual kopi ikut bicara.
''Itu belum jadi istrinya tapi masih selingkuhannya kata Anak Saya.'' Bapak Rudi menyahut.
''Kalo bobok gimana ya??'' Bapak RT penasaran.
''Hahahahaha....'' Semua pada ketawa bersamaan.