NovelToon NovelToon
BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:200
Nilai: 5
Nama Author: Ansu Arisanti

"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana Baru

Arsa kini berada tepat di pintu masuk di tempat yang akan menjadi rumah kedua baginya. Arsa melihat seseorang yang terbilang cukup mudah memakai pakaian berwarna krem terlihat sangat rapi berdiri tegak, sebelum pintu masuk.

pria yang menggunakan seragam berwarna krem tersebut mengatakan kepada Arsa, untuk menunggu sebentar di kursi, yang tidak jauh berada di sana. sepertinya pria yang menggunakan topi dan berpakaian rapi tersebut tahu bahwa Arsya merupakan orang baru yang akan bekerja di sana, terlihat dari pakaian Arsa yang begitu mencolok, menggunakan kemeja berwarna putih, celana hitam ya walaupun dirinya masih menggunakan jaket namun satpam tersebut sudah tahu.

Arsa bertanya tanya apakah semua satpam seperti itu tahu sebelum dirinya berbicara atau Memeng hanya satpam ini yang pandai menebak.

Setelah mendengar permintaan dari laki laki yang menggunakan baju dinas tersebut Arsa hanya menurutinya , mengucapkan terimakasih kemudian keduanya saling mengangguk.

Arsa yang berniat ingin melepaskan jaketnya yang sedari tadi ia pakai, menghentikan sejenak kegiatannya karena dirinya mendengar samar-samar 2 orang pria yang sedang berbicara.

jika tidak salah berhitung mungkin kurang dari 1 menit dia duduk, pria yang menggunakan seragam dinas memanggil nama seseorang yang sepertinya tidak asing bagi Arsa.

"Mas Raffi!" panggil satpam tersebut

"Mas, tolong sekalian antar Mbak ini ke ruang pak Thomas ya." imbuhnya lagi, sementara itu Raffi yang merasa dirinya dimintai tolong hanya sekilas melirik ke arah tunjuk pria didepannya.

"Mbak bisa ikut mas ini yaa, Mas tolong anterin ya." ucap satpam tersebut

Arsa yang mendengar perkataan dari satpam tersebut hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Arsa maupun pria yang kerap disapa Raffi tidak saling berbicara satu sama lain terjadi keheningan beberapa saat di antara mereka, seakan ada udara yang terus menyapa mereka berdua.

Arsa sebenarnya sedang merasakan perasaan yang tidak bisa ia jelaskan seperti rasa gugup nervous, mungkin karena ia di tempat baru yang, ingin mencoba mengobrol dengan pria di depannya pun seakan sangat sulit sekali dilakukan, seolah mulutnya mendadak terkunci rapat.

di saat ia ingin memberanikan diri untuk memulai obrolan dengan pria yang kerap disapa Raffi, di sanalah rapi mencoba memecahkan keheningan bertanya lebih dulu kepada Arsa.

"eh by the way kamu perempuan yang tadi bukan sih." tanya Raffi ragu

"eh sorry kak maksudnya?" Arsa kebingungan dengan perkataan Raffi

"sorry sorry maksudnya tuh perempuan yang tadi bayar lontong kari punyaku, hehee." ucap Raffi di akhiri dengan garuk kepala.

Arsa tidak menjawab apapun namun dia hanya mengangguk membenarkan perkataan Raffi. Arsa merasa tempat yang ia datangi benar-benar sangat berbeda dengan pekerjaan terakhirnya,

ini seperti suasana baru yang ia dapatkan, bisa dibilang Arsa seakan berada dalam sebuah cerita dalam novel atau film-film yang paling ia tonton bersama temannya.

tempat-tempat yang ia lewati bersama Raffi, terlihat sangat rapih sekali jauh dari kata berantakan bahkan di setiap sudutnya terdapat AC, ruangannya harum, lantainya juga bersih sekali mengkilap seakan tidak ada noda yang ia lihat.

Arsa tidak pernah membayangkan akan berada di tempat seperti ini, tempat yang akan menjadi rumahnya keduanya mulai hari ini. dia tidak menyangka tempat kerja yang ia pijak sekarang begitu besar. Karena Arsa melihat perusahaan nya dari luar tadi seperti tidak berpenghuni kecil namun di dalamnya saat ia memasukinya dengan rapi sangat berbeda sekali jauh seperti yang ia lihat tadi.

"by the way siapa namamu." tanya Raffi

"Faira, panggil aja Faira Kak."

"duh aduh." meniru suara penjual lontong kari di depan, "panggil nama aja mbak, Rafii" ucap nya lagi sambil mengulurkan tangan

"panggil Fai juga Kak." ucap Faira

"Kak ? panggil aja Raffi Fa'i." tanya Raffi

Arsa beranggapan bahwa jika dirinya tidak memberikan kata sapaan di depan nama seseorang , dirinya tidak punya kesopanan, apalagi takut jika seseorang yang ia panggil dengan nama secara langsung memiliki kedudukan yang lebih tinggi di bandung dirinya , atau mungkin umurnya yang lebih tua di banding Arsa.

"Kita buat kesepakatan gimna?"

"haha kesepakatan gimna kak?" tanya Arsa bingung

"Lo bebas panggil apa aja ke gue asal jangan pake embel embel Kak," Ceros Raffi

Arsa yang mendengar itu hanya mengangguk walau sebenarnya, dirinya kebingungan harus bagaimana memanggil nama pria di depannya.

"Kau A Raffi bagaimana?" tawar ansa

Raffi terlihat sedang memikirkan perkataan Arsa, tak lama iya pun menggangguku menyetujui tawaran oleh gadis yang menggunakan baju formal berwarna putih lengkap dengan celana berwarna hitam.

"Seperti nya itu lebih baik." respon Raffi menanggapi perkataan Arsa.

...----------------...

Tanpa seorang pun sadar bahkan Raffi, ini kali pertama nya Arsa Menaiki lift , Arsa sebenarnya diam diam memperhatikan gerakan tangan Raffi. Ya tentu saja dirinya ingin tahu bagaimana cara menggunakan lift tersebut, sekecil tombol apa yang harus ia tekan pertama kali, sama persis saat dirinya melihat tutorial yang sering dia liat di ponsel, dia memperhatikan tangan Raffi step by step.

Arsa sempet berpikir apakah dirinya termasuk wanita yang kuno yang bahkan baru pertama kalinya mencoba menaiki sesuatu seperti itu, sebenarnya bisa saja dia mencobanya bersama dengan teman-teman nya saat dirinya main ke Mall.

Tapi itu tidak mungkin terjadi pasalnya Mall , tepat yang sering dia datangi tidak terdapat Mall hanya terdapat tangga berjalan. Adapun saat di tempat dia kerja dulu ,tidak mungkin Arsa menaiki lift, jika di perusahaan nya hanya terdapat lift barang.

Sebenarnya ada lift seperti yang ia naikin bersama Raffi sekarang namun lift itu tidak bisa di gunakan oleh sembarang orang termasuk dirinya. Lift itu hanya di gunakan oleh orang-orang penting yang memiliki kedudukan tinggi di perusahaan nya dulu, atau hanya untuk tamu-tamu penting perusahaan yang sedang berkunjung. Jika Arsa tidak salah menduganya pun lift yang tersedia di perusahaan dulu terbilang sangat kecil dari lift yang ia naikin sekarang.

Keheningan terjadi beberapa saat di dalam lift, masing-masing diantara Raffi maupun Arsa tidak ada yang memulai berbicara, keduanya sama-sama bunkam seakan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Arsa sebenarnya ingin mencoba memecahkan keheningan tersebut antara dirinya dan Raffi, ini sungguh perasaan yang canggung bagi Arsa berdiri dekat dengan laki-laki. Namun jangankan memecahkan keheningan menjawab pertanyaan-pertanyaan Raffi tadi seakan sulit. Di tambah Arsa merupakan tipe orang yang sulit me'mulaiiii obrol dengan orang lain. Walau kenyataan dia ingin sekali keluar dari zona nyaman ia ,ingin mencoba hal hal baru, ingin seperti teman-teman nya yang terlihat sangat mudah mendah mengobrol ini itu.

"Fa'i...." panggil Raffi

"fayyyy!!" panggil Raffi kembali

"Mbak Faira...." sapa Raffi yang sebelum nya sudah membasahi kerongkongannya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!