Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta malam
Beberapa orang datang menuju ke halaman Utara tempat tinggal Nona kedua Li. Perempuan usia dua puluh tahun memimpin enam pelayan wanita bersamanya. Dia berhenti tepat di depan pintu kamar Nona kedua Li. "Adik kedua," suara ketukan pintu terdengar. Saat pintu di buka Nona pertama Li Huan menatap enggan. "Nanti malam akan ada pesta perayaan kedua. Kamu harus hadir. Semua orang akan datang. Bahkan teman-teman ku dari akademi juga datang," nada bicaranya terdengar kesal. Jika bukan karena mementingkan harga dirinya Nona pertama Li Huan tidak akan berbesar hati memohon.
Li Yue An menetap santai, "Kakak pertama, adik kedua ini tidak berpendidikan. Takut mengotori pandangan semua orang."
"Kamu!" Nona pertama Li Huan terlihat menahan amarahnya. "Asalkan kamu datang aku tidak peduli. Kamu hanya perlu menghindar di tempat tenang. Apa pun yang kamu lakukan aku tidak akan peduli," dia semakin tidak sabar. Tatapan mata adiknya sangat berbeda dari beberapa waktu lalu. Tapi sekarang tatapan itu sangat dingin juga jauh. Bulu kuduknya bahkan berdiri saat kedua matanya saling menatap.
"Baik. Seperti yang kakak pertama inginkan," Li Yue An tidak ingin berdebat terlalu banyak.
Tatapan merendahkan sangat jelas terlihat. "Aku ingin pergi berganti gaun baru. Kembali ke kamar," Nona pertama Li Huan berjalan pergi meninggalkan halaman Utara di ikuti semua pelayan di bawah kendalinya.
"Nona kedua, anda jelas-jelas tidak menyukai keramaian. Kenapa harus menyusahkan diri sendiri!" Cui menatap tidak tega.
"Cui. Aku juga harus berganti baju. Siapkan baju yang lebih sederhana," Li Yue An kembali duduk dan mengambil buku cerita yang ada di kamarnya. "Heheheh..." tawanya sesekali terdengar. "Cerita ini cukup menarik. Peran utama dari cerita cukup mengenaskan."
Pelayan Cui datang membawa baju ganti sederhana. "Nona kedua. Saya juga pernah membaca buku cerita ini. Cerita di dalamnya cukup tragis. Tapi kenapa anda tertawa senang?"
Li Yue An menutup buku cerita meletakkannya di meja. "Aku menertawakan kebodohan wanita di dalam cerita. Dia berulang kali mengetahui keburukan suaminya tapi tetap membela juga membantunya. Pada akhirnya dia meninggal di tangan suaminya sendiri karena wanita baru," menyentuh gaun di tangan pelayannya Cui. Wanita di dalam cerita mengingatkan kebodohan dan kegilaannya akan kekuasaan, kemuliaan, kemewahan. Yang harus membuatnya menjadi kambing hitam dari kekejaman suaminya sendiri. "Gaun ini cukup sederhana. Tapi juga lebih nyaman saat di gunakan. Kain sangat ringan dan halus."
"Saya akan membantu Nona berganti."
"Baik."
Setelah berganti baju Li Yue An duduk di depan cermin. Wajah tanpa riasan masih terlihat segar dan penuh aura gadis muda. Hanya taburan ringan di wajah bahkan sama sekali tidak terlihat. Di tambah pewarna bibir yang cukup kalem. Membuat wajahnya menjadi jauh lebih segar. Dia ingat betul kejadian di malam ini pada kehidupan sebelumnya. Saat itu dia tidak terlalu mengerti banyak hal. Demi ingin tampil cantik dirinya merias wajahnya menjadi bahan tertawaan semua orang. Pakaian yang ia kenakan sangat mewah bahkan lebih mewah dari kakak pertamanya. Tatapan semua orang semakin merendahkan bahkan bisikan pelan mereka sangat menusuk telinganya.
"Nona kedua waktunya sudah tiba," pelayan Cui membuka pintu kamar.
Li Yue An berjalan keluar dengan langkah anggun juga sangat tenang. Gaun sederhana yang ada di tubuhnya justru semakin memperlihatkan aura gadis muda tenang dan sopan. Tusuk konde berbentuk teratai merah menggantung indah di kepalanya. Dia berjalan di ikuti pelayan setianya Cui menuju halaman depan. Saat sampai di halaman depan suasana terlihat sangat meriah. Lampion berwarna-warni dengan lima bentuk hewan berbeda. Kucing, kelinci, marmut, dan kupu-kupu tergantung memenuhi halaman depan. Sutra biru dan putih saling menyatu menggantung di setiap sudut bangunan. Orang-orang mulai berdatangan banyak dari mereka berpakaian mewah.
"Ayah, Ibu. Ibu selir, kakak pertama."
Li Yue An memberikan salam kepada semua orang.
"Aku sudah bilang. Baju yang aku pilihkan lebih baik. Kenapa kamu malah bersikeras memakai baju lusuh ini. Suami ku sekarang banyak orang dari kalangan pejabat datang," wanita dengan gaun kuning keemasan berjalan menarik suaminya yang terlibat tidak perduli. Dia Bibi kedua keluarga Li. Selalu ingin suaminya yaitu anak kedua keluarga Li, Li Mu Guang menjadi pejabat pemerintahan. Namun Li Mu Guang tidak pernah memiliki ambisi untuk maju menjadi pejabat.
Anak pertama keluarga Li, Li Qiang yaitu ayah Li Yue An menetap dingin. "Jika ingin ribut tidak perlu datang."
Bibi kedua Man Yi terdiam. Dia terus menyenggol lengan suaminya juga mencubitnya beberapa kali.
Anak ketiga keluarga Li, Li Qun datang bersama istrinya dan kedua anaknya.
Keadaan di halaman depan semakin ramai membuat Li Yue An sudah tidak bisa menahan rasa malasnya. "Ayah, Li Yue An ingin duduk di tempat yang lebih tenang."
Tuan Li Qiang tahu anak keduanya sangat tidak menyukai keramaian. "Em," bergumam kecil.
Li Yue An tentu mengerti maksud ayahnya. Setelah di berikan persetujuan dia pergi menuju ke salah satu tempat duduk yang cukup jauh dari keramaian. Di ujung halaman tempat terdekat dengan para pelayan. Dengan tenang Li Yue An menikmati waktunya.
Pelayan Cui menuangkan teh panas ke dalam cangkir kosong yang bersih lalu memberikannya kepada Nona keduanya. Dia mundur berdiri tepat di belakang Nona keduanya.
Ada begitu banyak orang yang datang di kediaman Li. Yang merupakan pejabat tingkat ke tiga menteri pembangunan. Para siswa dan siswi akademi juga telah datang untuk memberikan ucapan kepada Nona pertama Li Huan. Acara di mulai tepat pukul delapan malam. Semua orang duduk di tempat yang telah di siapkan. Acara berlangsung meriah di mulai dari pertunjukan jalanan, pembacaan puisi, permainan Qin (alat musik).
Beberapa siswa laki-laki selalu menatap kearah yang sama. Ketempat gadis muda yang tengah duduk tenang tanpa gangguan di ujung halaman.
"Dia siapa?"
"Sangat cantik. Kecantikan alami tanpa noda."
"Gaun sederhana itu membuat kecantikan tidak tenggelam."
"Dia gadis dari keluarga mana? Aku tidak pernah melihatnya."
Suara bisikkan saling bersautan.
Dari kelompok siswi akademi juga mulai menyadari kehebohan yang terjadi.
"Gadis itu memang sangat cantik."
"Benar. Sesama wanita aku juga merasa begitu."
"Nona pertama Li Huan, apa kamu tahu siapa dia?" Salah satu gadis menunjuk kearah ujung halaman yang sepi.
"Wajahnya di bawah sinar rembulan terlihat jernih juga indah."
Mendengar kegaduhan itu Nona pertama Li Huan merasa kesal. Semua perhatian bahkan sudah di rebut adik keduanya. "Dia adik kedua ku. Tidak bisa membaca ataupun menulis. Dia selalu menyendiri tidak suka keramaian."
"Apa keluarga terpandang juga tidak mengajari putri mereka menulis dan membaca?" seorang gadis muda berbicara cukup keras. Membuat semua orang mendengarnya dan memikirkan hal yang sama.
Nona pertama Li Huan ingin menelan kata-katanya kembali. Namun sudah terlambat, "Ibunya hanya seorang budak rendahan. Bahkan pernah melakukan kesalahan sehingga mereka berdua di asingkan. Baru lima tahun ini adik kedua di bawa kembali karena ibunya meninggal."
Nyonya Li langsung memelototi anak pertamanya. Semua rahasia keluarga bisa saja di bongkar habis oleh kebodohan anaknya itu. "Semuanya, sudah waktunya untuk menikmati pertunjukan selanjutnya."
Nona pertama Li Huan terdiam tidak berani mengatakan apa pun. Semua orang juga diam.
Sedangkan Li Yue An menikmati tehnya sembari memandang kearah rembulan tanpa gangguan.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️