Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?
Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimas Arka Pratama
Kalau Aisy lagi bucin-bucinnya, pasangan sang satu ini baru didera rasa dag-dig-dug menjelang kelahiran anak mereka.
Siapakah itu....yapp benar.
Tari istrinya Fredy harap-harap cemas menantikan kelahiran anak pertama mereka, usia kehamilan memasuki trimester akhir diperkirakan ''7" hari lagi anak itu lahir. Tari sudah sering merasakan kontraksi palsu, Fredy sebagai seorang suami yang siaga selalu sigap..Seperti sore ini,Tari merasakan kram pada perut nya, Fredy buru-buru mengantarnya ke klinik dan kata dokter baru kontraksi palsu.
"Saat ini belum ada pembukaan pak,kondisi kandungan ibuk sehat, bayinya sudah masuk panggul, air ketubannya cukup untuk melahirkan, mungkin tadi ibuknya kecapean saja sehingga menimbulkan kontraksi palsu, tapi itu wajar kok buk. Kontraksi ini nanti akan sering terjadi kedepannya pak, Bu." Kata pak dokter.
"Alhamdulillah." Ucap pasutri ini bebarengan.
"Vitaminnya jangan lupa dminum ya buk, kalau pagi jalan-jalan tidak usah pakai sandal, banyakin gerak intinya. Akan tetapi dselingi istirahat juga ya." Pak dokter memberikan saran.
"Iya dok, terimakasih sarannya Kami permisi pulang dulu." Sambil pasutri ini berjabat tangan dengan pak Dokter dan berjalan keluar.
Setibanya dirumah Tari duduk druang tamu sambil membuka album foto dengan seulas senyum terlihat.
"Aku jadi kangen sama mereka." Batin Tari.
"liat apa sih bumilku satu ini senyum ngga ada abisnya." Ucap sang suami sambil nyubit pipi istrinya.
"Foto lama Yah, diantara kami bertiga Siti lah yang paling cerewet, sedikit galak tapi baik banget Kalau Aisy mas tahu sendiri dia kalem,
eh ..lagi apa ya mereka kira-sudah isi apa belum ya?."
"Eh iya, udah "7" Bulan ya usia pernikahan mereka ..coba dtelfon Bun." Suruh Fredy sang suami.
"Tuuuuttt."
"Tuuuutt."
"Hallo, Assalamualaikum ada apa bumil? Adek bayi kangen ya sama aunty heheehe." Ucap Aisy kegirangan.
"Walaikumsalam...jelas iya donk Aunty barusan aku buka album foto jadi kangen sama kalian, Siti juga sibuk ya sekarang sama kuliah S1nya." Kata Tari.
"Sama Aku juga kangen, alhamdulillah dulu hubungan pertemanan ku sama Siti dapat di perbaiki ya Tar?." Curhat Aisy.
"Iya setiap hari sedih aku di kos jadi nggak betahh hahahaha....btw kamu dah isi belom nihh?." Tanya tari.
"Belom Tar kemarin sempet telat datang bulan, pas aku cek negative belum rejekinya mungkin hehe." Jawab Aisy.
"Yasudah aku istirahat dulu ya cin mau rebahan, assalamualaikum."
"Waalaikum salaaam." Aisy menyahut.
Tiga hari setelah sore itu terjadinya kontraksi palsu, kontraksi semakin sering dirasakan oleh Tari saat baru berjalan saja sudah terasa lagi, hal ini membuat Fredy cemas dan ia libur dulu untuk mengajar. Mertua Tari juga sekarang tinggal drumahnya untuk membatu menjaga tari.
"Aaaaaduuuuuhhhhh...ssssshh...Maassssss...sakittt.'' Tari merintih.
"Iyaa dekk..air ketubannya merembes dek, ayo kita segera ke klinik, ayok Bukk tas yg d kamar tlg dbawakan."
"Iya ayo." Kata Bu Mega.
"Sabar ya sayangg 15menit lagi sampai." Ucap Fredy agar tenang.
"Iyaa ssshh." Sambil meringis terlihat gigi Tari yang berbaris rapi.
"Nyebut ALLAH nak." Kata ibunya.
Ketika sudah sampai Tari langsung diberi tindakan oleh dokter dan dbantu untuk bersalin tidak sampai setengah jam terdengar suara bayi menangis kencang!
"Oweekkk...ooooeekkk."
Fredy dan ibu mertua berucap. "Alhamdulillah" Ketika mendengar suara tangisan bayi tersebut bersamaan dengan kedatangan ibunya Tari yang tadi sudah dikabari.
"Pak Fredy." Suara pak Dokter memanggil Selamat ya pak Bayinya laki-laki dan sehat.
"Habis ini Bu Tari segera dipindah ke ruangan, nanti bisa melihatnya disana."
"Ohh..terimakasih ya dok." Ucap Fredy.
Tari dirawat di klinik cuma 2hari, karena kondisi bayi dan ibunya yang sehat.
Setiba dirumah dsambut dengan hangat semua keluarga bersorak senang melihat kehadiran bayi mungil ini.
"Hallo....jagoan Aunty yang ganteng idung kamu mirip sama ibumu." Siti menyapa dengan perasaan gemas.
Aisy dan Wahid juga ada dsana Ia juga turut berbahagia sore harinya diadakan syukuran atas kelahiran putra pertama mereka.
"Mau kamu kasih nama siapa Tar?" Aisy bertanya tanpa menoleh kepada ibunya sibayik karena pandangannya fokus pada bayi mungil yang baru tidur di dalam boxnya.
"Mmm...Dimas Arka Pratama." Tari mengatakan sambil mengulas senyuman.
''MashaALLAH tabarakallah, semoga menjadi anak yang Sholih." Wahid berucap.
"Amiinnnn."
Semua yang hadir turut mendoakan.
Acara Aqiqah syukuran kelahiran pun segera dimulai, berjalan dengan lancar dan penuh khitmad..
Tepat pukul delapan malam Aisy dan suami berpamitan untuk pulang karena sudah malam.
"'Aku pulang dulu ya Tar, sudah malam." Pamit Aisy.
"Sekali lagi selamat ya brow? Aku pulang dulu.'' Kata Wahid sambil bersalaman.
