BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

01 - Pertemuan Kembali

"Lo dimana ? Gue aja yang kesana gimana?" ucap seorang gadis yang sedang menggenggam ponselnya di depannya hanya di temani Juice Fav nya.

"Big No! yang ada gue sumpek, Lo anteng-anteng aja disana, bentar lagi gue kesana." balas seseorang yang ada di ponsel nya

"Oke, Lo masih lama nggak ? Perlu gue pesenin sesuatu?" tawar gadis yang sedang mengaduk jus alpukat nya.

" Ide yang bagus tuh, kebetulan gue lapar, seperti biasa yaa." balas temannya di telepon

"O..." gadis itu hanya memajukan bibirnya kesal karena belum sempat dia mengucapkan sesuatu telepon nya sudah berakhir.

Meskipun jam selalu berputar , terlihat dari beberapa pegawai lalu lalang terlihat sibuk mengantarkan makanan susuai pesanan membeli. Namun gadis itu tak kunjung memakan' pesannya yang sudah ada di depan mata. Jangankan memakannya bahkan Juice yang di menemani dia dari awal belum ia sentuh sedikitpun.

Saat gadis itu mengalihkan pandangan ke arah pintu masuk , gadis itu melambai karena melihat temannya yang baru masuk. Temannya hanya tersenyum melihat lambaian dari seseorang yang sudah lama menunggunya .

"Sorry yaa gue telat, ada sedikit kendala," ucap temannya yang mempunya tinggi ±160 cm.

gadis tersebut hanya mengangguk sambil tetap mengaduk minumannya . Ya Gadis yang sedari tadi menunggu itu , bernama Faira Arsanika Abrina Dao, yang kerap di sapa Saa oleh teman-teman yaa

" Jadi gimana keputusan Lo ?" tanya temannya yang menggunakan pakaian serba pink .

"Gue bingung, justru itu gue mau sharing sama Lo." ucap Arsa

"eh eh sorry , heheee . " Gadis itu menutup mulutnya terlihat penuh oleh makanan.

Arsa hanya bisa tersenyum, tertawa kecil tepat disana juga Arsa berhenti mengaduk minuman fav nya itu . "makan dulu aja, lo ga sempet makan lagi?"

"Heem, ya seperti itu cuma sama Lo gue bebas makan apapun yang gue suka tanpa perlu itung itung kalori ." ucapnya

Arsa dan temannya yang kerap disapa Belza saling melempar tawa.

"Wait, Lo bilang apa tadi ? Lo bingung ? jangan bilang selama Lo nunggu gue Lo ga nyentuh itu minuman cuma Lo aduk aduk doang ?" sarkas Belza.

" Eh eh ...." Arsa pun baru tersadar dengan apa yang di katakan Temannya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal.

"Sini itu minuman , juice fav Lo ini jadi minuman gue sekarang. Ini Juice Lo dan ini makanan lo."Belza menular makanan Tom Yam Goong miliknya dengan Ramen milik Arsa.

" Tapi... Zaa . Lo tau kan gue selalu makan ini." Arsa memegang Juice Strawberry temannya .

Belza mengangguk membenarkan ucapan temannya, Arsa. "Udah mending Lo nikmati aja makanan Lo sekarang ini. Selamat makan."

Arsa ataupun temannya tidak ada yang bersuara hanya terdengar dentingan suara garpu dan sendok sesekali terdengar suara orang-orang yang memanggil waiters. Hal tersebut berlangsung beberapa waktu.

Belza menyeruput Juice alpukat yang telah jadi miliknya . Ia pun yang memulai topik pembicaraan setelah beberapa saat mereka tidak bersuara sama sekali hanya menikmati hidangan yang mereka pesan.

"Jadi gimana? Apa langkah yang Lo mau ambil ? Tanya Belza pada temannya .

"Gue bingung gue masih menimbang-nimbang, semua hal yang dirasa lebih baik pasti punya resiko." jawab Arsa sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Saa, Dulu setahun yang lalu tepat dihari ini . Kalau gue nggak salah, Lo juga yang sempet ngomong ke gue sama Elyn. Hidup itu hanya soal sudut pandangkan , di geser sedikit saja cara kita memandang nya, kita bisa mengubah sesuatu yang mengenalkan menjadi sesuatu yang berbeda. Tapi gue lupa kata kata siapa, tapi yang gue ingat Lo sempet ngomong itu ke kita berdua."

"Tereliye. Kata bang Tere. Terus apa hubungannya sama itu" ucap Arsa membalas perkataan Zaa

"Nah sekarang coba Lo ceritain gimana rasanya makanan yang Lo makan barusan." tanya Belza

"Makanannya cukup enak, ga buruk juga, Gue baru kek ngerasa ada sesuatu yang beda." balas Arsa yakin

"Nah itu Lo tau. Gue rasa Lo ngerti maksud gue." ucap Belza

Namun sungguh sayang Arsa belum mengerti maksud dari perkataan Zaa, iya memang tidak mengatakan bahwa iya tak mengerti perkataan temannya hanya mengelengkan kepala nya memberikan jawaban kepada Zaa.

"Aduh kenapa Lo jadi Oom Gini. Arsa teman gue yang bijak mana?" keluh Belza

"Jadi gini, bukannya Lo udah sejak lama ada niatan mau resign dari perusahaan Lo sekarang. Untung dulu gue dengerin nyampe sekarang gue bisa terbebas dari segala hal hal toxic di perusahaan itu." Arsa hanya mengangguk dan menyimak perkataan temannya

"Nah kenapa nggak Lo ambil kesempatan ini, bukannya Lo udah dapet tawaran di perusahaan lain yang lebih baik dari perusahaan Lo sekarang. Nggak ada tuh nantinya fisik Lo terkuras ini itu. Tapi itu juga kalau Lo mau ambil kesempatan loh. Lo tinggal anteng aja duduk depan komputer, pesen gue satu aja Lo hanya perlu lebih teliti, biar dapat nilai plus.

"Tapi kan Lo tau sendiri, Gue susah sekali adaptasi di tempat yang baru apalagi dapat teman ga kaya lyin ataupun Lo yang dengan mudahnya bisa kenal orang-orang." ucap Arsa dengan Sura lirih

"Lagian untuk apa Lo perlu kenal semua orang. Lebih baik Lo berteman satu sampai dua orang dulu aja di tempat Lo yang baru. Itu pun kalo Lo jadi ambil kesempatan, kenal semua orang ga berati Deket juga." ucap Belza membenarkan helaian rambutnya

" Gue juga yakin Lo bisa, Lo tuh sebenernya friendly pengertian bahkan etika Lo baik. Cuma ya, Lo itu terlalu membangun benteng tersendiri, mana benteng yang Lo bangun tinggi banget lagi , gimana orang-orang mau deket kalo terlalu menutup diri." jelasnya.

Arsa hanya berdehem menimpali perkataan Belza yang menjelaskan sesuatu.

"Lalu apa yang harus gue lakuin.?" tanya Arsa

"Lo tanya lagi sama Diri Lo. keputusan mana yang bakalan Lo ambil ? Apa Lo mau stay di perusahaan toxic Lo sekarang apa Lo mau ambil sedikit resiko buat gabung di perusahaan baru." menjelaskan kepada Arsa sambil menunjuk hidangannya dan hidangan temannya.

"Gue ambil resign dari perusahaan, gue udah terlanjur cape aja. Tapi masalahnya gue juga ga terlalu pandai bergaul kalo sampai gue ambil pekerjaan baru. Lo sendiri yang bilang gue terlalu membangun benteng bukan?" senyum kecut terlihat di wajah Arsa

"Wait-Wait . ibaratnya gini , Lo terlalu menutup diri , dan di sekeliling Lo bangun benteng yang tinggi tanpa pintu. terus gimana orang-orang mau masuk? Kalo gue atupun lyin ga masalah karena terbiasa manjat benteng Lo. Tapi gimana dengan orang-orang baru yang bakalan Lo temui.? jangankan bertemu orang kalo Lo sendiri ga pernah keluar dari ruangan Lo." cerocos Belza

"Itu masalahnya juga , gue terlalu takut keluar dari zona nyaman. Gue lebih nyaman dengan hal hal yang sama berulang kali?" jelas Arsa pada Zaa

"jadi bisa di artikan Lo lebih baik jatuh ke lubang yang sama terus, kalo begitu dapat di ambil kesimpulan Lo ga bisa belajar dari sesuatu yang Lo alami." pernyataan Belza mulai serius

"Ya kalo itu lebih baik bagi gue kenapa nggak. Gue terima." jawab Arsa dengan mata menunduk

"Saa dengerin baik baik yaa, keluar dari zona nyaman tuh perlu , Lo ga bisa diem terus begini. Kalau masalahnya Lo susah dan takut memulai , Lo perlu ingat aja momen ini . Momen dimana pertama' kalinya Lo makan dan minum minuman yang baru buat Lo. Bukannya Lo bilang rasanya nggak seburuk itu." jawab Belza dengan wajah serius

"Ga janji tapi gue coba." balas Arsa

"Lo harus coba pokonya, ambil sedikit resiko keluar dan lebih banyak take action . Btw Lain kali kalo pesen lagi gue ga mau liat ramen dan jus alpukat lagi titik. Banyak menu yang harus Lo coba itung-itung Lo latihan keluar dari zona nyaman." gelak tawa Belza.

"Zaa !!!" ucap Arsa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!