NovelToon NovelToon
RED FLAG

RED FLAG

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Rosita

"Kita putus!"

"putus?"

"ya. aku mau kita menjadi asing. semoga kita bisa menemukan kebahagiaan sendiri-sendiri. aku pergi,"

"Silahkan pergi. tapi selangkah saja kamu melewati pintu itu ... detik itu juga kamu akan melihat gambar tubuh indahmu dimana-mana,"

"brengsek!"

"ya. itu aku, Sayang ..."


***

Bagai madu dan racun, itulah yang dirasakan Eva Rosiana ketika jatuh dalam pesona Januar Handitama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Rosita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08

Eva itu tidak pernah takut menghadapi orang-orang yang pernah mengganggunya. Dia bukan sekali dua kali dibully. Sudah makanan Eva sejak dia masih SMP. Dan jika diruntut alasannya masih sama, kalau bukan karena cowok ya pasti karena mereka menganggap Eva itu sok. Katanya sombong karena tidak terlalu hormat dengan kakak kelas.

Aneh memang.

Tapi untuk pertama kalinya, lebih tepatnya malam ini Eva sedikit gelisah karena matanya menangkap beberapa orang yang pernah membuat masalah dengannya di kampus.

Bukan takut, tapi Eva sedikit cemas jika cecunguk itu akan mengacau disaat ia sedang bekerja begini. Bagaimana pun mereka datang sebagai calon konsumennya.

Sebisa mungkin Eva menghindar agar mereka tidak bisa melihatnya.

Namun sungguh sial, sepertinya dewi fortuna tidak memihaknya kali ini. Baru saja ingin berbalik dan beralih ke pengunjung yang baru mendekati mobil, salah satu mereka malah melihatnya.

"Waw. Lihat siapa Mbak-Mbak spg yang cantik ini?"

Sialan! umpat Eva dalam hati. Tentu kata seruan itu bukan pujian yang sesungguhnya, itu kata cemooh yang bertujuan merendahkannya.

"Eits. Mau kemana manis?" tangan Eva yang hendak pergi itu di cekal oleh satu dari mereka. "Lang, lo katanya mau beli mobil kan? Nih, gue udah ketemu sama spgnya!"

Ya, gerombolan itu adalah Gilang dan teman-temannya.

Gilang menyeringai dengan langkah pongahnya mendekat ke gadis yang sudah menginjak harga dirinya di depan banyak orang.

"Lepas," desis Eva seraya menghempaskan tangan yang berani mencekalnya. Matanya menatap Gilang dengan nyalang.

"Beginikah cara menyambut calon pelanggan, cantik?" bisik Gilang dengan seringaiannya. Menatap Eva dengan remeh dari atas ke bawah. "Lo seksi juga ya ternyata? berapa nih harganya?" lanjutnya.

"Yang pasti mahal," jawab Eva dengan ambigu dan berani. Tak mau terlihat cemas walau ada rasa takut pekerjaannya akan berantakan karena cecunguk itu.

"Waw, mahal katanya," Gilang melirik ke arah teman-temannya dengan wajah yang dibuat takjub, membuat ke empat temannya itu tertawa remeh.

"Berapa sih mahalnya, Lang? tanyain, Lang. Kalo terlalu mahal, bisa lah kita patungan. Asik nih buat rame-rame!" sahut salah satu teman Gilang. Dan lagi-lagi mereka tertawa.

"Berapa harganya?" Gilang turuti temannya untuk bertanya ke Eva.

"Mobil yang mana yang kalian tanya? disini ada tiga jenis yang berbeda," jawab Eva masih stay kalem, menjaga profesionalnya sebagai karyawan.

"Kalau yang merah itu, berapa?"

"Tangan lo, bangsat!" maki Eva karena tangan Gilang dengan lancangnya meremas bok*ngnya.

Gilang bukannya merasa bersalah dan minta maaf, cowok itu malah terkekeh sinis. "Nggak usah sok jual mahal. Gue beli itu mobil, tapi asal lo bisa layanin gue. Bukannya satu mobil laku, lo dapet fee? nanti juga gue tambahin. Lo tenang aja,"

Plak!

"Bajingan lo!"

Tamparan dari Eva membuat wajah Gilang menoleh kesamping, cowok itu mendesis dan menatap Eva dengan tajam. Bahkan suara tamparan dan makian Eva mengundang perhatian banyak orang. Ada dua orang laki-laki memakai dasi yang berjalan cepat ke arahnya.

"Ada apa ini?" seruan itu datang dari salah satu orang yang berdasi itu, manager dari salah satu brand mobil yang dipegang Eva.

"Memang begini ya, aturan perusahaan untuk menyambut calon pelanggan?" Gilang yang menjawab, laki-laki itu menyeringai melihat Eva yang sudah melotot.

"Maaf, Mas. Maksudnya bagaimana?"

"Saya di tampar sama mbak ini, Pak. Padahal saya tanya harga baik-baik, karena saya tertarik dengan mobil yang merah itu!" jawab Gilang memasang wajah kesal tak terimanya dan mulai memainkan peran sebagai korban.

"Benar itu Eva?" tanya Burhan, manager marketing

Eva menggeleng pelan menatap Gilang dengan makna yang beda. Benar feelingnya tadi, apa yang dia takutkan akan terjadi juga. Sialnya lagi dia sadar posisi, mau mengelak dan membela diri sampai mulut berbusa pun pasti dia yang akan kalah disini. Belum lagi dia hanya pegawai lepas, ini nasib gajinya seminggu ini bisa dipertaruhkan jika Gilang semakin ngelunjak.

"Tapi dia melecehkan saya, Pak," balas Eva pelan, setelah beberapa detik terdiam.

Suara pelan Eva membuat Gilang tersenyum menang, berfikir gadis itu sekarang sangat ketakutan dan nasibnya bergantung ke keputusan Gilang selanjutnya. Tapi Gilang salah besar, Eva begitu bukan karena takut ke Gilang, gadis itu malah takut ke diri sendiri, takut tidak bisa mngontrol jika sudah lanjut emosi sekarang.

"Tangan bajingan ini meremas area tubuh saya," imbuhnya dengan gemetar. Rasanya emosi ini sudah di ubun-ubun tapi tetap dia tahan. Otak warasnya masih memikirkan gaji seminggunya, biar nanti urusan belakang dengan Gilang.

Burhan, si manager nampak bingung. Ada rasa percaya dengan pengakuan Eva, tapi tak punya nyali juga jika harus membela Eva jika nantinya jabtannya juga akan dipertaruhkan.

"Bohong dia, Pak. Saya itu mau tanya mobil loh. Ada niatan beli sya ini, tapi malah digampar sama cewek sialan itu!" tuding Gilang ke wajah Eva, "Mana Bosnya disini? saya mau ngomong langsung, saya mau minta pertanggung jawaban. Bisa saya tuntut ini!"

"Setan lo, Gilang!" desis Eva tertahan.

"Mas, tenang dulu. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Saya mewakili karyawan disini meminta maaf. Mari kita rundingkan disana, Mas!" tukas Burhan berusaha membujuk Gilang.

***

"Mau kemana lo?"

Malam ini Evan datang ke apartemen Janu, mau mengajak cowok itu untuk nongkrong lagi ke cafenya Budi. Evan ketagihan main disana. Tapi baru saja sampai lobi, dia berpapasan dengan Janu yang sudah rapi.

"Mau ke pameran mobil. Ikut kagak lo?" balas Janu tanpa menghentikan langkahnya.

Tadi dia mendapat kabar dari salah satu temannya, mengatakan jika ada barang bagus dan baru. Sebagai penyuka mobil sport, Janu tertarik dan ingin mendatangi slah satu temannya itu.

"Boleh deh," tak jadi ke cafe Budi, Evan sekarang yang malah mengikuti Janu. "Mau nambah mobil lagi?"

Janu mengedikkan bahu, "Liat entar. Kalo ada yang cocok, ya angkut," jawabnya sambil melajukan mobilnya menjauh dari pelataran apartemen.

Evan memutuskan untuk ikut di mobil Janu dengan meninggalkan mobilnya sendiri di apartemen temannya itu. Tak sampai satu jam, mobilnya Janu sampai di tempat tujuan. Begitu mereka masuk, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Banyak orang berkumpul di satu titik, mereka pikir orang-orang itu sedang melihat mobil yang bagus. Jadi mereka berdua mendekat ke gerombolan itu.

"Nggak bisa. Dia harus tanggung jawab!"

Janu dan Evan saling tatap saat mendengar seruan suara dari laki-laki yang entah siapa, mereka masih belum bisa melihat apa yang dikerubungi orang-orang ini. "Kayaknya orang berantem deh, Jan, yang mereka lihat," kata Evan menunujuk gerombolan orang di depannya dengan dagunya.

Janu mengangguk, membenarkan praduga Evan.

"Lo yang salah kenapa gue yang tanggung jawab, setan?!" terdengar lagi sahutan suara, namun kali ini suara dari seorang cewek. Dan Janu kenal betul itu suara siapa.

"Itu Eva bukan sih, Jan?" seru Evan yang ternyata hafal juga dengan suara gadis tadi.

Janu tak menjawab, cowok itu malah berjalan cepat dan mencoba menerobos orang-orang itu. Dan benar saja, dia melihat Eva sedang bersitegang dengan Gilang. Ada juga empat teman Gilang dibelakng cowok itu. Dan ada dua orang laki-laki dewasa yang sepertinya ikut memarahi Eva.

"Bapak lihat sendiri kan? ini cewek emang kurang ajar, Pak. Masa mulutnya berani begitu ke konsumen? Cih, dia tuh mau memfitnah saya melecehakn dia, terus setelahnya mau minta ganti rugi pakai duit! jalang emang begitu!"

Bugh

Jika tadi Eva menampar Gilang, sekarang cowok itu kena bogem oleh Eva. Gadis itu emosinya sudah tidak bisa dibendung. Jika begini, persetan dengan gaji seminggunya. Yang penting amarahnya tersalurkan. Lagian cewek mana yang terima jika dia korban tapi malah dituduh jalang.

"Sialan! Dasar jalang!"

Bugh.

Gilang yang murka dan tak terima dipukul Eva, langsung menegakkan badan. Memaki gadis itu dan sudah mengangkat tangan untuk membalasnya. Namun belum sampai tangannya sampai ke wajah Eva, ada tangan yang sudah lebih dulu membogemnya.

Janu. Cowok itu yang memukul Gilang sebelum pukulan Gilang membalas Eva.

Apa cukup satgu kali Janu memukulunya? Jelas tidak, melihat satu kalimat Gilang yang menyudutkan Eva dan mengatai gadis itu jalang sudah memancing emosinya Janu. Cowok bertato yang ganteng itu menarik krah kemeja Gilang dan memberikan bogemannya lagi.

Mulai ricuh, semua orang memekik karena Janu seperti setan yang kelaparan ingin makan menyan. Memukuli Gilang yang tanpa memberi kesempatan untuk cowok itu membalas. Teman-teman Gilang tadi blank melihat kedatangan Janu yang tiba-tiba menyerang Gilang, begitu sadar mereka langsung menarik tubuh Janu.

"Lepas sialan!" emosi Janu menepis kedua tangannya kencang membuat pegangan dari teman Gilang lepas.

"Janu!" seru Eva membuat Janu urung melangkah untuk mengantam lagi Gilang yang sudah terkapar.

Oh, ayolah, Janu ini makanan tiap harinya boxing. Ngadepin Gilang begini cuma di anggap ngunyah tempeh sama dia. Cuma emosinya saja tadi yang berkobar karena tak terima Eva dikatai jalang, jadi bogemannya sampai ngeluarin power.

"Are you okey?" tanya Janu yang sudah mendekat ke Eva.

"Jan ..." ck, Eva bingung. Terima kasih sekali karena Janu sudah mewakilkan emosinya ke Gilang, tapi karena keributan ini pasti akan berbuntut panjang.

Bagaimana jika Gilang tak terima dan keluarganya minta tanggung jawab? Ck, alamat keseret namanya. Kerja nggak dapat duit malah dapat kasus nanti.

Dan Eva itu mahasiswa dengan status beasiswa yang harus menjaga kelakuan dan namanya tetap baik. Kalau urusan sama polisi, bisa lenyap itu bantuan.

Janu yang peka kekhawatiran Eva itu, menoleh melirik sebentar ke Gilang lalu menatap dua laki-laki yang ia tebak atasan Eva.

"Ini kartu nama saya," Janu keluarkan kartu namanya dalam dompet yang tadi dia rogoh dalam sakunya, "saya yakin jika teman saya yang korban. Kalau kalian dan bajingan itu ..." tunjuk Janu ke arah Gilang dengan tajam, "... Minta tanggung jawab, silahkan hubungi saya. Saya tunggu!" tukasnya sebelum menarik tangan Eva membawa pergi dari kerumunan itu.

Burhan yang menerima kartu nama Janu sedikit terkejut, siapa sangka jika pemuda kesetanan tadi anak dari konglomerat.

1
Nia Arizani
seruuuu banget,, doble up dong thor😍
Ita Retno
gokil si ipe👏👏💪🔥
Ita Retno
dari cerita Ajeng jd tau cerita Eva👍❤️🔥
tati hartati
benar pasangan yg cocok sama emosian
Novita Ambarwanti
Thor lupa ya ada kontrakan disini 🫠
eva rositadewi: `nggak lupa. tapi pikun. hoho
total 1 replies
Vtree Bona
haha Eva di lawan
Vtree Bona
duh kemana aja kak thor
Arumi Putri
di lanjut gak nih padahal novel nya bagus loh
Arz Kaf
ya ampun kasiang juga si eva berarti yg masih beruntung hanya ajeng ya disayang mama dewi walau tiap hari ribut berdebat masalh yg gak genah tapi eva ternyata selalu dibedakan 😌😌va knapa nasibmu ngenes sih ga punya ibu tapi pilih kasih 😭
Arz Kaf
awasin ya di ipe ntar ada yg nyelakain kan repot apa perlu si bang janu yg jagain eva 🤭
Arz Kaf
gegara si janu nih terlalu seksih jadi baca kesini eh ternyata si markojeng teman nya si ipe toh😁😁😁
Safa
belum up lagi kah ?
anak meong
kaya nya memang ga di lanjut lagi sih cerita ini..
Aleea24
kereen siih ini novel.. semangat terus kaa...😊😍
Anonymous
nah uda keliatan ni red flag nya si januu
Rica Eldagita
akhirnya kesini juga 😊
anak meong
kak kata gw emang kurang panjang ih 😭😭
kak kenapa ga di fizo aja sih novel ini..
Anonymous: nah iyaaa. kenapa gak di pijo ajaa 😭😭😭
total 1 replies
Sri Wahyuni
bagus banget
Novia Herlina
Ho'oh...
Anonymous
aku nebak2 judul dan dimana letak red flag nya si Janu. Sejauh ini dia manis, tapi kayaknya dia bakal pecemburu bgttt Krn kecintaan atau bahkan seobses ituu sama si Eva. thorrr, makasih ya Uda up
✨litlestar🌟: belum kali kak ini kan masih awal, biasanya kan manis2 dulu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!