Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Terjadi Keributan.
"Saya benar-benar sangat minta maaf untuk kejadian ini, ini benar-benar di luar dugaan dan apa yang di katakan Alina hanya seloroh saja. Benar bukan Alina," lanjut Monica menatap Alina tajam.
Alina menggelengkan kepala yang tetap pada keputusannya.
"Alina kamu benar-benar ya! kesal Monica dengan pelan.
"Saya sangat berharap tuan Chiko dan tuan Fathan tidak terlalu memikirkan semua ini. Jadi saya benar-benar minta maaf," ucap Monica lagi.
"Kenapa harus Anda meminta maaf. Jika saya merasa tersinggung dengan kata-kata Nona Alina dan bukankah seharusnya dia yang meminta maaf," ucap Fathan yang membuat Alina melihat ke arah Fathan.
Mata mereka berdua bertemu, ini tatapan yang paling intens terjadi di antara keduanya setelah saling bertabrakan di anak tangga yang lalu.
"Apa aku pernah bertemu dengannya?" batin Fathan yang merasa tidak asing dengan wajah Alina
Tatapan mata itu seolah mengingatkan dia kepada seseorang tetapi Fathan tidak bisa mengingat siapa itu yang membuat Fathan terus bertanya-tanya dan mencoba mengingat.
"Alina kamu minta maaf lah, kamu sangat tidak sopan!" tegur Monica.
"Kenapa aku harus minta maaf, aku tidak salah!" seperti biasa Alina keras kepala dan tidak mudah diperintahkan apalagi soal maaf dan dia juga tidak menginginkan Fathan bekerja sama dengan Perusahaannya. Jadi jelas dia tidak ingin meminta maaf.
"Alina kamu benar-benar mengacaukan semuanya. Sekarang kamu minta maaf," tegas Monica.
"Tidak akan," jawabnya dengan yakin yang membuat Monica menghela nafas.
"Sepertinya pertemuan kita kali ini bukan untuk membahas masalah pekerjaan dan penandatanganan kontrak. Nona Monica kami setelah ini ada meeting dengan klien. Jadi mungkin kita bisa bertemu lain kali," ucap Chiko yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Tapi tuan, kita belum tanda tangan kontrak!" Monica yang terlihat langsung panik.
"Fathan ayo!" ajak Chiko yang sudah tidak mood melanjutkan pembicaraan itu.
Fathan mengangguk dan sebelum dia pergi melihat ke arah Alina dulu yang terlihat santai saja dan seperti tidak merasa berdosa sama sekali yang sudah membuat kliennya tidak nyaman.
"T-tuan, tuan!" Monica yang berusaha menghentikan dan berdiri dari tempat duduknya.
"Saya menunggu niat baik rekan Anda!" itu yang diucapkan Farhan sebelum pergi kepada Monica.
"Tuan tunggu!" Monica yang memanggil dengan suara yang sedikit keras. Namun dia menyadari jika banyak orang di sana dan memelankan suaranya.
Monica melihat ke arah Alina yang masih tetap diam di tempat duduknya seperti semula.
"Alina kamu itu apaan sih. Apa yang kamu lakukan hah! Kamu sengaja melakukan semua ini iya. Kamu lihat mereka jadi pergi dan tidak menandatangani kontrak!" oceh Monica yang marah-marah dan terlihat pusing sembari memijat kepalanya yang jadi berat.
"Kita sudah bersusah payah mencari pemain dalam film ini dan kita menemukan pemain yang berkualitas. Ini film skenario kamu yang menulis dan bukankah kamu banyak berusaha dan menginginkan orang yang berkualitas untuk main dalam film ini dan kenapa kamu tiba-tiba membuat ulah seperti ini!"
"Justru aku yang menulisnya dan aku yang tahu siapa yang harus bermain dalam film ini!" tegas Alina.
"Jadi menurut kamu Fathan tidak cocok. Alina kamu itu harusnya sadar. Film apa yang tidak sukses dibintangi oleh Fathan. Kamu akan mendapatkan kesempatan dengan karir kamu sebagai produser dan penulis lebih tinggi lagi jika hasil karya kamu berhasil dibawakan pemain yang berkualitas. Tetapi, kamu dengan mudah berbicara seperti tadi yang membuat semuanya berantakan!" tegas Monica dengan suara penekanan.
"Saya benar-benar tidak tahu jalan pikiran kamu seperti apa. Kamu benar-benar membuat semuanya berantakan," umpat Monica.
Alina hanya diam saja yang tidak membalas kata-kata Monica. Dia memang terlihat sengaja mengatakan hal seperti itu agar Fathan menolak film tersebut.
Mungkin Alina tidak ingin berurusan dengan Fathan dan tidak tahu alasannya apa yang membuat dia mungkin tidak nyaman. Tetapi apapun itu rencana Alina berhasil.
**
Fathan yang berada di dalam mobil yang disetir oleh Chiko managernya.
"Aku tidak tahu apa yang membuat dia ragu denganku untuk bermain di film yang dia tulis," Fathan mungkin saat di Restauran tadi terlihat biasa saja tetapi ternyata dia sangat tersinggung yang sangat jelas ditolak oleh Alina
"Bukan ragu Fathan. Tetapi, seperti biasa jika sangat banyak produser yang tidak percaya diri," sahut Chiko.
"Lalu menurut kamu apa dia akan datang meminta maaf?" tanya Fathan. Pertanyaan itu seperti ada harapan yang dia inginkan.
"Aku cukup banyak mendengar tentang sutradara Nona Alina. Dia sangat tegas bekerja dan selalu bertolak belakang dengan atasannya. Jadi ketegasan itu membuat dia juga berkali-kali harus mendatangi orang-orang yang sudah dia buat kesal dan aku bisa menduga jika dia juga akan datang kepadamu dan meminta maaf untuk hal ini," ucap Chiko dengan yakin.
"Membawa bunga dan keranjang buah sudah menjadi ciri khasnya, jika datang meminta maaf," lanjut Ciko.
Fathan tiba-tiba mengingat saat dia bertabrakan dengan Alina di anak tangga. Alina yang datang ke manajemen artis yang mungkin saja melakukan permohonan maaf.
"Lalu kenapa kau ingin mengambil film ini dan membatalkan kontrak film sebelumnya?" tanya Ciko.
"Aku tertarik dengan jalan ceritanya. Tetapi, aku tidak percaya jika pertemuan meeting hari ini, justru tidak sesuai dengan ekspektasi ku," jawab Fathan.
"Aku tidak tahu apa yang membuat dia menolakku untuk bermain di film ini," batin Fathan kebingungan.
Ini pertama kali bagi Fathan mendapatkan penolakan dan bahkan secara terang-terangan di depannya.
*******
Alina terlihat frustasi dengan pertemuan dia dan Fathan secara langsung dan juga terjadi perdebatan di sana. Ingin membuang suntuk di dalam otaknya membuat Alina berjalan-jalan melewati toko-toko yang memang masih ramai.
"Aku sangat berharap apa yang aku katakan masuk kedalam hatinya, dia tersinggung dan marah. Lalu menolak film ini," ucapnya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi jika kami saling bekerja sama. Aku benar-benar akan sangat frustasi," Alina tidak henti-hentinya protes sembari menyibak rambutnya ke belakang.
"Mbak, silahkan di lihat dulu penawaran dari kami," langkah Alina terhenti ketika ada sales wanita yang kelihatan menawarkan sesuatu padanya.
"Silahkan di lihat, Mbak!" ucap wanita itu.
Alina mengerutkan dahi melihat wanita memakai kemeja putih dengan rok hitam span selututnya itu.
"Fiony," batinnya yang mengenali wanita itu yang tak lain adalah Kakak seniornya yang menjadi ketua geng yang pernah membullynya.
"Mbak!" wanita itu menegur membuat Alina kaget dengan lamunannya terbuyar.
"Oh. Maaf," sahut Alina.
"Lihat dulu penawaran kami. Mbak!" Fiony dengan ramah menawarkan.
Lagi-lagi Alina tidak percaya akan bertemu dengan orang-orang yang jahat padanya dan sama seperti Nada yang ternyata tidak menjadi apa-apa. Fiony yang juga menjadi sales.
"Kami ada promo besar-besaran. Jadi bisa di cek dulu," ucap Fiony menawarkan.
"Aku pikir dia tidak bisa berbicara semanis itu. Ternyata dia juga tidak mengenaliku sama sekali," batin Alina.
"Saya akan melihat nanti," ucap Alina.
"Jika tertarik. Bisa langsung saja hubungi pada nomor itu. Itu nomor saya," ucap Fiony membuat mata Alina menoleh dan melihat jelas nama kontak itu Fiony.
Hal itu membuat Alina tersenyum saja.
Bersambung......