Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.
Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Peristiwa aneh
"Eva tunggu dulu, adakah aku bilang kamu mengganggu waktuku?." Adolf sambil memegang tangan Eva.
"aku pikir aku mengganggu mu tuan, karena aku membuat waktumu terbuang." Eva berkata sambil melihat Adolf.
"tidak sama sekali, sudahlah jangan dipikirkan, waktu masih bisa dicari lagi hehe." Adolf pun melepas tangan Eva.
"tuan bisa saja."
Mereka berdua pun melanjutkan obrolan, kini Pan dan 2 pengawal makan bersama di meja yang sama mereka pun mengobrol dengan santai, Pan menceritakan tentang jadwal keberangkatan menuju kota Sula, namun ia merasa tidak enak mengganggu Adolf mengobrol dengan Eva tadi.
"Pan, kamu seharusnya tidak mengganggu mereka ketika sedang mengobrol, bisa jadi wanita itu adalah calon ratu kita, aku berharap tuan memaafkan kesalahanmu ini." Ron menegur Pan sambil tertawa lepas.
"Ron, aku tidak bermaksud mengganggu tuan, aku merasa aku harus memberitahu tuan agar tidak lupa, untuk itulah aku merasa tidak enak mengganggu waktu mengobrol mereka berdua." Pan pun berkata dengan sedih, kemudian Rey pun menjawab.
"ya sudah tidak apa apa, palingan juga tuan sudah senang mengobrol dengan Wanita itu, berharap saja tuan tidak marah." Rey menyemangati rekan nya itu
"terimakasih Rey, dengar itu Ron, harusnya jika rekan mu sedih kamu harus menghiburnya, jangan menertawakannya, huh dasar sialan." Pan pun mendengus dan menggerutu, Ron yang melihat itu hanya tertawa cekikikan.
Setelah selesai makan Pan, Ron, Rey, menghampiri Adolf yang sedang berbincang dengan Eva, Adolf yang melihat mereka pun hanya bisa tersenyum kecut, ia pun menatap Eva dalam dalam.
"Eva, jika urusanku sudah selesai, maka aku akan menemui mu, jangan lupakan aku yah, aku harap kita bertemu kembali."
"tidak akan saya lupakan anda tuan, saya juga berharap bahwa anda kembali dengan selamat." Eva berkata sambil menahan tangis nya, seorang pria yang mampu membuka hati nya, padahal mereka baru saja sehari kenal.
Adolf pun menggenggam tangan Eva erat erat, kemudian melepaskannya sambil dirinya tersenyum, "aku pergi dulu ya, semoga takdir mempertemukan kita berdua."
Adolf pun pergi bersama Pan dan 2 pengawal nya, ia berjalan lurus jalan menuju luar desa, sesekali ia pun menoleh kebelakang dan masih ada Eva yang setia menunggu Adolf sambil melambaikan tangan, Adolf melihat itu tersenyum, hampir saja air mata nya jatuh ke pipi karena harus berpisah dengan Eva.
"tuan, kita hanya pergi beberapa hari, jika takdir mempertemukan kalian berdua kembali, maka tuan harus melamar nya dengan meriah." Rey pun berkata demikian mencoba menenangkan Adolf.
"Makasih atas sarannya Rey, kini benar bahwa aku telah jatuh hati ke gadis itu, begitu sampai ke kota Sula, kirimkan prajurit bayangan untuk melindungi Eva."
"baik yang mulia."
prajurit bayangan merupakan prajurit khusus yang dimiliki Adolf, mereka terkenal sebagai unggulan siasat dan taktik, salah satu prestasi nya adalah mampu membuat Herman tidak menyadari Konspirasi yang Adolf buat untuk menggulingkan Herman dalam kompetisi tahta, misi berhasil setelah warga Beurne (wilayah dekat dengan perbatasan kerajaan Muri) membunuh pangeran Herman, dan membuat nama Adolf bersih dari tuduhan konspirasi pembunuhan Herman.
Beralih ke perjalanan mereka, kini Adolf dan pengawalnya telah sampai ke kota Sula, kota ini memiliki ciri khas nya sendiri, dengan benteng besi yang berdiri kokoh, melebar menutupi seluruh bagian kota.
Kota ini memang kaya akan sumber daya besi, tembaga, perak, untuk itulah kota ini mampu membangun benteng besi, Adolf dan pengawalnya pun tiba di gerbang, 2 prajurit menghampiri Adolf.
"tuan masuk ke kota dikenakan biaya 2 perak
Setiap orang, dan mohon tunjukan identitas anda."
Adolf yang tidak ingin berlama lama langsung menyerahkan 8 perak dan menyerahkan identitasnya, setelah dikonfirmasi, petugas mengizinkan mereka masuk ke dalam kota.
Dalam kota tersebut dipenuhi oleh para pedagang dan penduduk yang berlalu lalang, ia pun berdiri dan memantau sekitarnya, ia pun berpikir untuk membeli barang untuk memperoleh informasi dari pedagang terkait kebijakan yang telah ia buat, ia pun menghampiri pengrajin hiasan. Ia pun bertanya kepada pedagang itu
"halo, berapakah untuk harga kalung dan cincin emas ini, ini sangat indah karena terbuat dari emas dan besi."
"ah tuan ini tidaklah mahal, cincin dan kalung itu cocok untuk seorang wanita, apakah tuan berminat membeli nya? Ini berharga 5 koin emas."
"baik saya akan membeli, tapi boleh kah aku mendapatkan informasi?."
"informasi apa yang tuan inginkan? Jika saya mengetahui informasi pertanyaan maka akan saya jawab."
"oke, baru baru ini raja baru yang telah naik tahta telah membuat kebijakan pajak untuk pedagang, bagaimana menurut anda?."
"saya merasa jika kebijakan yang mulia buat sebenernya membuat pendapatan penjualan pedagang berkurang, imbasnya adalah beberapa pedagang kehilangan gairahnya untuk terus berdagang, namun dibalik itu, penjualan saya lebih terjamin karena sekelompok preman telah dibasmi dan berandal tidak ada lagi, kurasa ini sepadan tuan."
"jika anda memiliki koneksi pedagang di kota lain apakah akan berpendapat demikian?."
"kurasa iya, hampir semua pedagang di kota ini puas dengan kebijakan raja baru."
"oke satu pertanyaan terakhir, bisakah anda menceritakan desas desus bubuk hitam misterius? saya mendengar bahwa bubuk itu berasal dari kota ini."
"tentu tuan, bubuk hitam itu benar adanya, bubuk itu ditemukan didalam salah satu tambang gunung Sula, lokasi nya pun dekat dengan kawah berbau busuk, namun yang menakutkan bubuk itu bisa meledak jika terkena api, saya pernah melihatnya sendiri tuan."
"terimakasih atas informasinya, ini 6 koin emasnya, saya beri tip karena mau memberitahu informasi ini."
"terimakasih banyak tuan."
segera setelah Adolf mendapatkan informasi, dia merasa tidak perlu untuk berkeliling kota lain karena para pedagang puas dengan kebijakannya, dari perjalanan ini Adolf menemukan banyak ide, ia pun memberitahu pengawal untuk pulang ke istana, namun saat hendak pergi tiba tiba dari kejauhan terdengar suara ledakan begitu keras, seolah olah ada ledakan di dekat gunung Sula, Adolf dan pengawalnya itu menghampiri sumber ledakan itu.
Saat ia berlari, ia terkejut melihat potongan d*ging manusia berceceran, ia melihat banyak orang yang terluka disekitarnya, sontak saja Adolf memerintahkan 3 pengawalnya untuk membantu orang yang terluka, Adolf menyuruh Rey untuk kembali ke markas pasukan bayangan di kota Sula untuk membantu korban tragedi ini, Adolf pun menggendong orang yang selamat dan berniat meminggirkan nya dari pusat ledakan, hingga akhirnya orang yang selamat berjumlah 8 orang.
"saudaraku bisakah kamu memberitahuku apa yang terjadi?." Adolf berkata sambil menahan luka korban agar tidak mengeluarkan darah terus menerus.
Sambil berteriak kesakitan pemuda itu berteriak "bubuk hitam sialan itu, meledak, seseorang tidak sengaja menyenggol obor itu hingga mengenai tong bubuk itu, ahhh sakittt."
Adolf yang bingung harus menolong bagaimana hanya bisa pasrah melihat rintihan kesakitan dari korban yang selamat, tibalah Rey membawa paramedis untuk membantu korban terluka, mereka pun menggotong mereka dan membawa mereka menggunakan gerobak kuda....