Survive Game adalah permainan dimana semua pemain nya harus bertahan hidup hingga dia menjadi orang terakhir, para pemain di bolehkan saling membunuh ataupun kerja sama. Dan siapapun yang berhasil bertahan sampai akhir, akan mendapatkan hadiah berubah hal untuk meminta satu permintaan apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rider1049v, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Labirin yang membingungkan
Taro dan Chaelye bersembunyi dari monster-monster bayangan itu, mereka bersembunyi di lorong sempit di labirin tersebut.
"Untuk saat ini kita aman." bisik Taro.
"Be-benar," kata Chaelye.
"Tapi, bagaimana kita akan menghadapi mereka?" tanya Taro sambil sedikit mengintip.
"Jangan tanya aku." jawab Chaelye.
Chaelye duduk dengan ekspresi yang terlihat sedih.
"Aku hanya manusia biasa, tidak punya kekuatan layaknya Asaki ataupun diri mu, masuk ke dalam game ini, merupakan suatu kesialan bagi ku." kata Chaelye dengan sedih.
"Jangan berkata seperti itu, siapapun awalnya bukanlah seorang yang hebat, meskipun memiliki kekuatan yang luar biasa, orang itu pasti akan berusaha dan berlatih untuk mengendalikan kekuatan mereka, jadi jangan pernah menganggap diri mu itu lemah, jika kau terus berusaha kau pasti akan menemukan kekuatan di dalam diri mu." kata Taro sambil tersenyum.
Chaelye merasa senang di hibur oleh Taro, dia juga tersenyum ke arah Taro dan kembali berdiri.
"Sekarang, bagaimana caranya kita menemukan jalan menuju core itu lagi?" tanya Taro.
Chaelye berusaha berpikir, tapi dia tidak bisa menemukan jalan keluar dari situasi ini, hingga akhirnya Chaelye memikirkan sesuatu.
"Taro, bisa kau tarik perhatian mereka? Aku akan berlari mencari core itu." kata Chaelye.
"Kau yakin?" tanya Taro.
Chaelye mengangguk meskipun dia masih takut.
"Sejujurnya aku benar-benar takut, tapi, berkat kata-kata Taro, aku jadi memiliki setidaknya sedikit keberanian." kata Chaelye.
"Kalau begitu aku tidak akan berbicara lagi." kata Taro.
Tari keluar sambil tertawa keras untuk menarik perhatian monster-monster bayangan itu.
"Hahahahaha....... Kalian orang-orang bodoh yang merusak festival ku, aku akan menghukum kalian semua!!! Hahahaha....." teriak Taro dengan penuh semangat dan kegirangan.
"Siapa?" tanya Chaelye.
Taro mengamuk dan menarik perhatian monster-monster bayangan itu, sementara Chaelye lari mencari core itu, beberapa kali dia bersembunyi karena melihat monster-monster bayangan berlari ke arah Taro.
Hingga akhirnya Chaelye sampai di depan lorong yang di jaga oleh banyak monster bayangan.
"Disitu pasti core nya, tapi..... Bagaimana caranya aku kesana?" pikir Chaelye.
"Perlu ku bantu?" tanya seseorang dari belakang Chaelye.
Chaelye terkejut dengan suara yang muncul tiba-tiba dari belakang nya, Chaelye berteriak tapi orang itu langsung menutup mulut Chaelye.
"Sssttt, kalau kau berisik kita akan ketahuan." bisik orang itu.
Chaelye mengangguk dan orang itu melepaskan Chaelye, Chaelye melihat ke arah orang itu, dia adalah seorang wanita memakai kacamata, baju abu-abu, rok hitam, mata ungu, serta rambut hitam panjang.
"Kamu siapa?" tanya Chaelye dengan suara yang pelan.
"Nama ku Yintia Dylitre, kau bisa panggil aku Yintia." jawab wanita itu.
"Yintia," gumam Chaelye. "Nama ku Chaelye, salam kenal." kata Chaelye dengan senyuman.
"Salam kenal." balas Yintia. "Jadi, kau ingin melewati monster-monster bayangan itu kan?" tanya Yintia.
"Be-benar." jawab Chaelye.
"Kalau begitu aku akan menarik perhatian mereka, kau pergi ke core dan hancurkan core itu." kata Yintia sambil menyerah kan sebuah gagang pedang berbentuk silinder panjang dan berbahan metalik dengan sebuah tombol di gagang itu.
"Tapi, mereka terlalu banyak!" kata Chaelye.
"Tenang saja, aku ini kuat." kata Yintia sambil berjalan ke arah monster-monster bayangan itu.
Monster-monster bayangan yang melihat Yintia langsung berlari kerahnya, Yintia tersenyum kemudian mengeluarkan sebuah card dari kantong nya, di card itu terdapat gambar dan nama Asaki.
"Asaki, pinjamkan aku kekuatan mu!" teriak Yintia.
Api milik Asaki langsung menyelimuti tubuh Yintia, Yintia langsung menciptakan bola api yang cukup besar dan mengarahkan nya ke monster-monster bayangan itu, monster-monster bayangan yang terkena api itu langsung lenyap.
"Pergilah!" teriak Yintia ke arah Chaelye.
Chaelye awalnya terlihat ragu, tapi akhirnya dia berlari, dia berhenti di depan Yintia.
"Kenapa kau menolong ku?" tanya Chaelye sambil melihat ke arah Yintia.
Yintia tersenyum kemudian menjawab. "Aku juga, ingin keluar dari labirin ini!"
Chaelye tersenyum dan lanjut berlari, sementara Yintia menciptakan tembok api untuk membuka jalan Chaelye.
"Jika kalian ingin menghentikan nya, maka langkahi dulu mayat ku!" kata Yintia.
Kembali ke Taro yang masih bertarung sambil tertawa riang, Taro mengeluarkan gasing dengan gambar buah persik, tapi kali ini gasing itu berwarna hijau, Taro memasang gasing itu di gagang pedangnya dan memutarnya sekali.
Lagu Soran Bushi, salah satu lagu tarian Bon Odori mulai terdengar, Taro terus memutar gasing itu berkali-kali, hingga pedang merah nya berubah warna menjadi hijau.
"
Taro mengayunkan pedangnya dan tebasan angin besar langsung mengarah ke monster-monster bayangan itu, setelah membunuh beberapa monster bayangan, tebasan itu berhenti dan terhisap ke dalam tubuh monster-monster bayangan itu seperti sebelumnya.
"Lagi-lagi begini, apa-apaan mereka ini?" tanya Taro.
Sebuah persegi panjang tiba-tiba muncul dan terus meluas sampai 30 meter, dan dalam sekejap seorang gadis secara tiba-tiba muncul di hadapan Taro, gadis itu memiliki rambut perak dan menggunakan topeng yang terbuat dari metal, dengan mata tajam warna abu-abu dan motif garis di bawah mata nya.
"Mereka di sebut Grades, monster bayangan yang saling terhubung dan akan memiliki resistensi terhadap serangan. Meskipun memiliki banyak jumlah, mereka sebenarnya satu tubuh, karena itu jika kau menyerang mereka dengan sihir mu, lama kelamaan mereka akan memiliki resistensi terhadap sihir itu." kata gadis itu dengan nada santai.
Monster-monster bayangan itu langsung terpotong menjadi kecil-kecil dan menghilang, gadis itu melepas topeng milik nya dan menyimpan nya di saku nya.
"Siapa kau?" tanya Taro.
"Nama ku, Nemesis." jawab gadis itu. "Mungkin bagi mu aku ini seorang, malaikat kematian." kata Nemesis sambil tersenyum tipis.