Colloseum: Survival Game

Colloseum: Survival Game

Undangan telah tiba.

Prolog.

Di sebuah pantai.

Terlihat seorang anak SMA yang bernama Taro yang saat ini sedang berjalan sambil membaca buku, dia kemudian merasakan ada yang mengikutinya dari belakang, jadi Taro memancing orang itu ke dalam lorong gelap dan bersembunyi menunggu orang itu, tapi setelah menunggu beberapa detik, orang itu tidak kunjung datang.

"Selamat."

Suara tiba-tiba muncul di belakang Taro, Taro terkejut dan langsung berbalik badan sambil mengarahkan pedang nya.

"Selamat, anda sekarang adalah seorang survive." kata nya sambil tersenyum dan menyerahkan surat undangan.

Dia adalah seorang gadis cantik berambut hitam pendek dan berpakaian maid, Taro menatap gadis itu dengan tatapan curiga, lalu mengambil surat undangan itu secara perlahan dan hati-hati.

"Undangan?" tanya Taro.

Gadis itu mengangguk, Taro kemudian membuka surat undangan itu dan hanya ada tulisan "Survive Game", seketika itu tubuh Taro bercahaya dan ter teleport.

Berpindah ke kisah lain

Terdapat seorang putri bangsawan yang sedang menikmati pemandangan taman belakang istananya. Putri itu bernama Nocturne, dengan penampilan rambut short bob warna hitam, dan pakaian victorian Noble family.

Putri itu melihat ke arah belakang karena merasa ada hawa kehadiran orang lain selain dirinya.

"Siapa disana?" tanya putri dengan nada santainya.

Gadis yang sama dengan yang muncul di hadapan Taro tadi, kini muncul di hadapan putri Nocturne.

"Selamat, anda sekarang adalah seorang survive." kata nya sambil tersenyum dan menyerahkan surat undangan.

Tanpa basa-basi, putri Nocturne langsung mengambil undangan itu dan membukanya, dan tulisan "Survive Game" tertulis di undangan itu, seketika itu tubuh putri Nocturne bersinar dan menghilang.

Gadis maid itu tersenyum dan mengambil telepon nya, lalu menghubungi seseorang.

"Permisi tuan, para pemain sudah lengkap dengan total 10 orang." kata gadis maid itu.

"Bagus, segera kembali kemari." jawab seseorang dengan suara yang tampak serak.

"Aku mengerti tuan." kata gadis maid itu.

Sebuah portal terbuka dan gadis maid itu masuk ke dalam portal itu, kemudian portal itu tertutup kembali.

___

Taro terbangun di sebuah aula yang sangat besar, dan tidak jauh dari Taro ada putri Nocturne dan beberapa orang yang juga perlahan mulai terbangun.

"Dimana ini?" tanya Taro.

Secara tiba-tiba, lampu panggung menyala dan gadis maid itu muncul di panggung.

"Selamat datang para player, di Survive Game." teriak gadis maid itu.

Semua perhatian langsung tertuju ke gadis maid itu.

"Namaku Sela, aku adalah pemandu di dalam game ini, saya akan menjelaskan peraturan di game ini, masing-masing pemain akan bertarung dan bertahan hidup dengan cara apapun, dan yang terakhir bertahan akan mendapatkan hal untuk meminta satu permintaan apapun dari sang game master. Kalau begitu, selamat berjuang!" kata Sela sambil tersenyum.

Semuanya terkejut dan tidak berkata-kata selama beberapa detik, hingga seorang laki-laki yang merupakan seorang kurir dengan rambut hitam dan mata berwarna hitam maju.

"Tunggu dulu, kami tidak bilang kalau kami akan ikut." kata Kurir itu.

"Maaf tapi, kalian tidak punya hak untuk menolak nya." jawab Sela.

Kurir itu terdiam sebentar lalu berbicara lagi.

"Aku tidak mau ikut! Kembalikan aku ke dunia ku!" teriak kurir itu.

Sela tersenyum jahat dan mengarahkan pistolnya ke kurir itu lalu menembak tapi dengan sengaja meleset, semuanya terkejut ketika Sela menembak, kurir itu gemetar ketakutan dan kehilangan tenaga untuk berdiri.

"Itu peringatan, jika kau masih tidak setuju, aku bisa menganggap mu sebagai player gagal dan membuang mu sekarang juga." kata Sela.

Semuanya terdiam tidak ada yang berbicara, kemudian tubuh mereka mulai bercahaya lagi.

"Selamat berjuang, para player." kata Sela sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

Semua player ter teleportasi lagi ke suatu tempat.

Sementara itu, di balik panggung terdapat sebuah ruangan yang sangat besar, dan terlihat sebuah meja yang sangat besar dengan lima kursi.

"Yo maid yang cantik, bagaimana kondisi game nya?" tanya seorang laki-laki.

Orang itu memiliki rambut putih dan dua tanduk, dia memakai pakaian berwarna merah putih dan tubuhnya di lilit oleh rantai di beberapa bagian, orang itu adalah Luxion.

Sela langsung menundukkan kepalanya begitu melihat Luxion.

"Lancar tuan Luxion, sejauh ini baik-baik saja." jawab Sela.

Luxion langsung mengambil kursi yang khusus untuk bos dan mulai duduk di kursi itu.

"Senang mendengar nya." kata Luxion sambil tersenyum.

Tiba-tiba, dari belakang Luxion, seseorang mencondongkan sebuah pedang.

"Oi Luxion, kursi itu untuk bos kita, jangan seenaknya duduk." kata orang itu dengan suara yang berat.

Orang itu memiliki penampilan seorang orang tua yang memakai baju pemburu berwarna coklat, jubah merah pendek yang sudah robek, syal bulu, mata melotot, dan rambut warna perak, dia adalah Blood Shadow.

Luxion tersenyum dan menatap Blood dengan tatapan tajam.

"Kau pikir aku peduli?" tanya Luxion. "Lagian, bos belum datang, jadi tidak masalah kan." lanjut Luxion.

Blood mengajukan pedangnya ke arah Luxion, Luxion mengeluarkan tombak rantai nya dan menangkis pedang Blood, Luxion tersenyum bersemangat tapi Blood tidak.

"Akan ku ladenin kalau kau maunya seperti itu." kata Luxion dengan bersemangat.

"Dasar bocah." kata Blood.

Mereka kemudian mengambil jarak, Luxion berlari dan langsung mengarahkan tombaknya ke Blood, dengan sekali ayunan pedang, Blood berhasil menangkis tombak Luxion.

"Kalian berdua tenang lah sedikit dan jagalah etika kalian." terdengar suara lembut seorang gadis.

Luxion dan Blood langsung menghentikan pertarungan mereka dan melihat ke arah meja, tepat di sebelah kanan kursi bos mereka, terlihat seorang gadis yang memakai setelan jas hitam, kemeja putih didalamnya, serta dasi hitam, topeng silver dengan mata hitam pada topengnya, dan warna rambut abu-abu, sedangkan matanya berwarna biru. Gadis itu bernama Nemesis.

Nemesis duduk dengan sopan dan tenang di kursinya sambil minum teh.

"Kalau mau bertarung di luar saja yah, abu nya masuk ke dalam teh ku." kata Nemesis dengan sopan dan senyuman lembut.

Luxion tersenyum dan mendekati meja Nemesis, kemudian dia mengangkat kakinya ke meja tepat di hadapan Nemesis.

"Jangan sok sopan begitu, tidak cocok dengan karakter mu." kata Luxion sambil tersenyum.

Nemesis hanya tersenyum dan menaruh minumannya di meja, secara tiba-tiba tubuh Luxion penuh dengan bekas luka tebasan, dan di belakang Luxion terlihat Nemesis yang sedang memasukkan katana nya ke dalam sarung.

"Sudah ku katakan, jaga etika mu." kata Nemesis dengan nada dingin dan tatapan seorang pembunuh.

Darah mulai berlumuran di tubuh Luxion, Luxion kemudian tersenyum dan tertawa layaknya orang gila.

"Hahahaha...... Kau benar-benar menarik Nemesis, aku mengerti kenapa bos merekrut mu." kata Luxion.

Luxion mendekati Nemesis dan merangkulnya kemudian menggodanya.

"Bagaimana kalau kau jadi kekasih ku?" tanya Luxion.

"Semuanya duduk!" sebuah suara menyeramkan tiba-tiba bergema dan menggetarkan tempat itu.

Semuanya langsung berjalan ke tempat duduk mereka masing-masing, dan bayangan hitam dengan mata merah muncul di kursi bos.

"Sela, berikan laporan mu!" kata Bos.

"Baik tuan, sejauh ini benar-benar lancar, tidak ada masalah, kita bisa masuk ke tahap pertama." jawab Sela.

"Bagus, mulai tahap pertama." kata Bos.

Terpopuler

Comments

Protocetus

Protocetus

kunjungin ya novelku, Mercenary of Dorado

2025-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!