Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta bantuan Fajar.
Persiapan pernikahan Amelia sudah selesai semua tinggal menunggu dua hati lagi Amelia menikah namun entah kenapa aku merasa akan terjadi sesuatu namun entah apa. Pagi ini Renaldi pamit untuk ke luar kota karena ada masalah di kantor cabang.
"Kamu tenang saja aku akan kembali besok jadi saat acara pernikahan Amelia kita berkumpul" ucap Renaldi sebelum berangkat.
Aku pun hanya mengangguk dah tersenyum. Renaldi pun langsung pergi dan aku langsung masuk namun saat di dalam aku berpapasan dengan mama.
"Kamu jangan sedih, Renaldi cuman sehari di sana" ucap mama menenangkan aku.
Aku pun hanya tersenyum. Aku masuk kamar namun hati dan perasaan ku tidak tenang malah membuat aku semakin takut.
Hari sudah sore namun sampai sekarang aku belum mendapatkan pesan atau telepon dari Renaldi malah semakin membuat aku takut dan tak tenang. Namun tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk aku pun langsung membuka pintu dan ternyata itu mama namun raut wajah mama membuat aku takut.
"Sayang" panggil mama lirih.
"Ada apa ma? " tanya ku.
"Renaldi kecelakaan" beritahu mama dan itu membuat aku kaget dan aku hanya bisa diam dengan air mata sudah keluar begitu saja.
"Maira" panggil mama dengan menyentuh pundak ku namun aku hanya menatap kosong dengan air mata sudah membasahi pipi ku Hingga akhirnya aku tidak tau apa lagi yang terjadi karena saat membuka mata aku sudah terbaring lemah di rumah sakit dengan di temani mama ku.
"Maira akhirnya kamu sadar" ucap mama dengan wajah lega.
"Abang gimana ma? " tanya ku menanyakan keadaan Renaldi.
"Dia masih di perjalanan untuk di pindahkan ke rumah sakit sini" jawab mama.
"Maira takut ma" ucap ku.
"Kamu berdoa sayang, supaya Renaldi baik-baik saja" balas mama sambil mengusap rambutku.
Aku pun menangis di pelukan sang mama karena aku benar-benar takut jika harus kehilangan Renaldi. Hingga tengah malam aku dapat kabar jika Renaldi sudah sampai di rumah sakit ini dan dia sudah berada di ruangan, aku yang mendengar itu minta sama mama agar melihat keadaan Renaldi. Namun saat sampai di ruangan Renaldi aku di buat kaget dengan keadaan Renaldi yang tak sadarkan diri lalu di tubuhnya banyak di pasang alat membuat aku sedih.
Aku berdiri di sampingnya lalu menatap Renaldi yang tertidur dengan pulas, ku pegang tangannya lalu aku berkata "Abang harus bangun, sebentar lagi anak kita lahir bang" dengan air mata yang keluar tanpa bisa aku bendung.
"Jangan menangis sayang, jika kamu menangis Renaldi ikut nangis" ucap mama membuat aku semakin gak bisa menahan air mata ini.
Aku pun di tuntun ke luar oleh mama dan di luar aku menangis lagi di pelukan mamaku. Istri mana yang tega melihat suaminya terbaring tak berdaya.
"Al, aku titip Humaira karena malam ini aku harus pulang besok Amelia menikah" ucap mama mertuaku pada mama ku.
"Iya mbak aku akan jagain Humaira dan untuk Renaldi siapa yang nungguin? " tanya mamaku pada mama mertua ku.
"Biar nanti papanya yang urus karena saat ini kondisi Renaldi sudah stabil" jawab mama mertua ku.
Akhirnya mama membawaku pulang dan tibanya di rumah aku langsung masuk kamar dan di dalam kamar aku hanya bisa melamun saja.
Besoknya aku datang lagi dan Renaldi masih sama seperti dulu belum ada perubahan sama sekali. Sepulang dari rumah sakit aku tidak langsung pulang melainkan datang ke rumahnya Fajar.
"Cari siapa ya? " tanya seorang wanita cantik yang memaki hijab.
"Maaf ini benarkan rumahnya Fajar? " tanya ku balik karena aku terkejut melihat seorang wanita di dalam rumah itu.
Namun tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya yang kenal aku.
"Neng Maira" panggilnya membuat aku melirik wanita itu dan tersenyum.
"Apa kabar neng?, duh tambah cantik saja si neng" ucapnya setelah memeluk ku.
"Bu Fajar ada? " tanya ku pada si ibu tanpa menjawab pertanyaannya.
"Rina panggilkan suami kamu" ucap ibu itu menyuruh pada si wanita yang membuat aku kaget karena ternyata wanita itu istrinya Fajar.
"Ayo masuk neng" ajak si ibu pada ku dan aku pun masuk.
Aku pun menanyakan wanita itu dan ibu menceritakan jika Fajar menikah sudah tiga bulan dan gadis itu yang selalu mengejar Fajar hingga akhirnya Fajar luluh dan menerima gadis itu.
Fajar ke laut dari kamar sepertinya baru bangun tidur.
"Maira" kagetnya.
"Nah Fajar udah bangun, ibu tunggal dulu ya! kalian bicara saja" ucap ibu lalu pergi.
"Ada apa? " tanya Fajar setelah duduk di hadapan ku.
"Gue butuh bantuan lo" jawab ku.
"Gue udah tobat" jawab Fajar singkat seperti nya di mengerti maksud dari ucapan ku.
"Gue cuman minta lo buat cari penyebab kecelakaan Renaldi" beritahu ku.
"Renaldi kecelakaan? " tanya nya kaget dan aku mengangguk.
"Oke, apa yang harus gue lakukan? " tanya nya langsung setuju begitu saja.
Aku pun mengatakan apa saja yang harus dia lakukan dan Fajar setuju dia pun berjanji dalam waktu dua hari dia kan memberitahu informasinya.
Aku pun langsung mengeluarkan sebuah amplop dan ku serahkan pada Fajar.
"Apaan ini? " tanya Fajar bingung.
"Bayaran buat lo" jawab ku.
"Gue gak butuh uang lo, lo ambil kembali" ucap Fajar menolak uang itu.
"Ya udah kalau lo gak mau di bayar anggap saja gue kasih buat ibu" ucap ku lalu berdiri dan pergi namun sebelum aku sampai di ujung gang tiba-tiba istrinya Fajar mengejar ku.
"Maaf mbak, mbak kenal Fajar sejak kapan? " tanya nya.
"Kenapa?, aku kenal dia sejak kuliah dan bahkan kami satu tongkrongan" jawab ku.
"Mbak tau dengan Gilang? " tanya nya membuat aku kaget.
"Iya aku kenal, di mantan pacar sahabat ku kenapa? " tanya ku.
"Aku sepupunya" jawabnya membuat aku terkejut dan pantesan saja aku melihat jika wanita ini bukan seperti anak orang kaya.
"Mbak berati wanita yang selalu dekat dengan Gilang? " tanya nya lagi.
"Iya aku cewek yang dulu tergila-gila pada Gilang hingga membuat semua orang membenciku karena aku selalu menghalalkan segala cara agar aku bisa membantu Gilang" jawab ku.
"Mbak tau jika dia sudah gak ada? " tanya nya lagi.
"Aku tau karena aku kepo akan dari Faiz, orang yang berniat menjebloskan Gilang ke penjara namun dia malah meninggal karena di serang seseorang saat di jalan" jawab ku memberitahu istrinya Fajar.
Aku langsung memandang curiga pada wanita itu dan punya pikiran jika dia deketin Fajar hanya untuk mencari tahu tentang Gilang.
"Aku pulang" pamit ku lalu pergi meninggalkan wanita itu.