Mereka bertemu dalam tujuan masing-masing. Seperti kata temannya dalam hubungan itu tidak ada perasaan yang dipertaruhkan hanya ada profesionalitas semata.
Bersama selama tujuh bulan sebagai pasangan suami-istri palsu adalah hal yang mudah pikir mereka. Tapi apakah benar takdir akan membiarkannya begitu saja?
"Maksudku. Kita tidak mudah akur bukan? kita sering bertengkar dan tidak cocok."
"Bernarkah? tapi aku merasa sebaliknya."
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Home Sweet Home
Kani berdiri terpaku memperhatikan sebuah rumah yang ada di hadapannya, bergaya industrial. Di bagian depannya tidak ada halaman besar seperti yang ia bayangkan sebelum ke sana.
Ia memasukkan kunci untuk membuka pintu utama dan melangkah ke dalamnya. Ia takjub sekaligus sedikit takut karena rumah itu didominasi dengan warna hitam dengan langit-langit yang tinggi, jendela yang sangat besar terletak di bagian belakang sementara dapurnya di desain dengan sangat sederhana menampilkan batu bata terbuka dilengkapi dengan kitchen set yang terbuat dari kayu dihiasi kerangka rak berwarna hitam.
Siapapun bisa tau ini rumahnya Baswara yang terasa seperti meninggalkan nyawanya di rumah.
Suasana di sini cocok dengan karakter pemiliknya, dingin dan suram. Setelah mengamati keseluruhan rumah Kani menyeret kopernya naik ke lantai atas menuju ruangan yang akan menjadi kamarnya.
Dua minggu yang lalu mereka telah menikah. Pernikahan dilaksanakan dengan sangat sederhana dan cepat, hanya keluarga besar yang hadir dikarenakan sehari sebelum acara, kesehatan ibu mertuanya menurun dan Baswara pun memutuskan untuk membuat semuanya sesederhana mungkin. Kani tentu senang mendengarnya karena ini bukan pernikahan sungguhan pikirnya tidak perlu terlalu serius.
Di kamar barunya Kani sedang menata pakaian kedalam lemari mungkin hanya di sana suasananya sedikit lebih hangat dengan warna putih gading membuat kamar tersebut jauh lebih terang.
Kani bertekad akan membuat kamar itu agar jauh lebih menyenangkan untuk ditinggali.
Setelah hari pernikahan kemarin dia tidak pernah lagi bertemu dengan pria itu bahkan untuk sekedar bertukar kabar lewat telepon.
Kunci rumahnya diberikan oleh sekertarisnya sehari setelah dia menikah bersamaan dengan pesan di secarik kertas:
- Kamarmu di lantai dua, jangan masuk ke kamar atau ruang kerjaku -
Kani bergegas turun ke bawah mengecek kondisi kulkas di rumah itu dan ternyata tidak ada apa-apa hanya terdapat sekotak buah semangka potong yang sudah busuk, Kani pun berinisiatif untuk berbelanja ke supermarket.
***
Baswara kembali ke rumah pukul sebelas malam, dia masuk sambil memperhatikan sekeliling rumah dan menemukan seorang wanita yang mungkin sedang menunggunya duduk di meja makan sembari mengerjakan sesuatu dengan laptop-nya.
Kani seketika menyadari jika sang suami barunya sedang berdiri di hadapannya memperhatikan dirinya.
"Kau sudah pulang?" tanyanya yang agak canggung.
"Lain kali tidak usah menungguku," ucap Baswara seraya membuka kulkas untuk mengambil air dingin dan menenggaknya sampai habis.
"Aku tidak menunggumu. Hanya saja lampu di kamarku mati dan aku tidak bisa menemukan tangga untuk mengganti lampunya," ucapan Kani membuatnya merasa tertampar, dia merasa malu.
Baswara akhirnya membantu mengganti lampu kamar Kani, saat lampu kamar itu dinyalakan dia melihat jelas beberapa perubahan yang terjadi di dalam kamar itu. Di atas meja rias terdapat beberapa produk kecantikan wanita, di sudut kamar ada tanaman daun monstera dan ada sebuah foto yang terletak di atas meja samping tempat tidur, fotonya dengan seorang wanita paruh baya yang dia tebak pasti neneknya.
"Tidurlah," ucap Baswara sembari membereskan tangga dan membawanya keluar.
"Terima kasih, Bas," ucap Kani sambil menutup pintu kamarnya meninggalkan Baswara yang tertegun dan merasakan perasaan yang aneh setelah mendengar namanya disebut.
Sinar matahari pagi yang hangat perlahan menebus sela-sela jendela kamar pria itu. Dengan malas disibaknya selimut dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Baswara keluar dari kamarnya yang terletak di lantai bawah sudah berpakaian rapi menghampiri Kani yang sedang sibuk membuat sarapan pagi untuk pertama kalinya.
Sepiring nasi goreng lengkap dengan telur dadar yang di atasnya ada hiasan berbentuk emoji terseyum yang dibuat menggunakan saus tomat.
Baswara mengerenyitkan dahinya dan berharap itu bukan untuknya.
"Apa benda mengerikan ini?" ucapnya takut. Baswara menyadari itu adalah senyuman padahal jika dilihat dari jauh tampak benda itu seperti menyeringai ke arahnya.
"Tenang saja rasanya enak. Chika temanku selalu minta dibuatkan makanan ini, ayo duduk dan makan." Kani menarik kursi di seberang Baswara dan duduk sambil memperhatikan pria itu yang mulai ikut duduk juga.
"Kenapa bentuknya seperti ini?" protes Baswara.
"Itu sebagai penambah semangat, tidak semua orang dapat memilikinya anggap saja kau istimewa karena mendapatkannya pagi ini." Baswara perlahan menyendok sarapan paginya itu dan ternyata rasanya sangat enak terlepas dari bentuk telurnya yang terlalu mengejutkan.
Pria itu makan dengan lahap tanpa sepatah kata dan menghabiskan makanan itu dengan cepat setelah itu dia bersiap-siap memakai jasnya dan mengambil tasnya.
Sebelum benar-benar melangkah menuju pintu utama Kani menghentikannya dan menyerahkan sekotak bekal yang berisi buah semangka yang sudah dipotong.
"Aku dengar dari sekertarismu kau suka buah semangka. Kemarin aku menemukan buah semangka yang sudah busuk di dalam kulkas jadi aku ganti yang baru," ucap Kani hati-hati lalu tanpa menunggu respon dari Baswara ia bergegas membereskan piring dan meletakkannya di dalam bak cuci piring, sementara pria itu melangkah keluar sambil membawa kotak bekal itu di tangan kirinya.
***
Di siang hari Baswara terlihat sibuk setelah bertemu dengan beberapa orang koleganya dia kembali duduk di kursi miliknya sambil melepas kancing lengan kemejanya dan bersandar.
Dia melihat ke meja di sampingnya tepat ke sebuah kotak kaca bening yang berisi potongan semangka pemberian istri kontraknya. Perlahan ia menikmati potongan semangka itu sambil teringat pada momen sarapannya tadi pagi sesuatu hal yang sudah lama tidak dirasakannya, terakhir kali sarapan bersama seseorang dulu sekali sewaktu dia masih tinggal di rumah keluarganya dan ibunya yang masih sehat sering membuatkan mereka berbagai macam makanan yang enak, kini dia merasakan momen itu lagi dan rasanya aneh sekaligus membuat hatinya damai.
1 pesan baru ...
Baswara memeriksa ponselnya dan membaca pesan dari temannya Axel yang berbunyi:
'Jangan lupa besok pesta ulang tahunnya pak Banyu''
Baswara lantas tiba-tiba ingat dia lupa untuk memberitahu Kani perihal acara tersebut, ceroboh sekali.
Ia pun lalu mengetik beberapa kata yang menjelaskan tempat dan waktu acara itu pada Kani. Setelah mengirim pesan itu dia menutup kembali kotak bekalnya dan menyimpannya di belakang meja.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan, Jona masuk ke dalam diikuti oleh seseorang di belakangnya.
"Ada yang ingin bertemu dengan anda," ucap Jona tanpa ekspresi.
Seorang wanita masuk dan berjalan perlahan ke arahnya. Wajah itu masih tetap sama, tidak ada yang berubah darinya. Dia masih tetap cantik dan penuh percaya diri.
Baswara tertegun menatap wanita itu, dia menunggu hari di mana mereka akan bertemu kembali dan penasaran akan sesuatu apakah dirinya masih berdebar seperti dulu lagi?
Sementara itu Jona masih setia berdiri di dalam sana. Ia ingin memastikan bosnya tidak terbawa suasana akan kehadiran mantan kekasihnya itu. Dengan tatapan yang penasaran bercampur tidak suka ia menatap wanita itu berjalan penuh semangat menghampiri bosnya.
Baswara memberi isyarat pada Jona untuk pergi dari sana dan dengan enggan sang sekertaris pun beranjak dengan berat hati sambil menoleh sekali lagi berharap pria itu akan berubah pikiran.
** Note: Hai readers, jangan lupa untuk like dan tinggalkan komentar ya. Dukungan kalian bisa buat aku semangat untuk upload next part. Terima kasih dan selamat membaca :)