Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dude jadi ayah
Seminggu setelah misi penyelamatan Sandera di negara Kongu kelima orang tentara bayaran kembali keaktivitas harian mereka. Tentara bayaran ini memiliki nama pasukan Iblis Neraka. Awal terbentuknya pasukan ini tidak disengaja dimana kelima anggotanya berasal dari negara yang sama tapi kota yang berbeda. Awalnya mereka direkrut oleh seorang tua mantan pembunuh bayaran yang mereka panggil God father. God Father sendiri sudah meninggal tiga tahun lalu karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Dari lima anggota pasukan Iblis neraka empat orang diantaranya adalah yatim piatu yang tidak punya keluarga lagi, mereka dibawah dan diasuh oleh God Father dari jalan, Sedangkan Dewa atau si mata Elang merupakan salah satu dari anggota pasukan ini yang masih memiliki keluarga utuh. Zizau dengan nama samaran Singa, Martin si black angel, Dude si kancil karena otaknya yang jenius, dan Adam si Hantu. Nama samaran mereka sesuai keahlian mereka masing-masing. Dalam keseharian mereka memiliki kesibukan masing-masing, rata-rata mereka memiliki usahanya sendiri.
Disebuah kafe dengan Coal Kafe, Dewa duduk didalam ruangannya sambil melihat laporan yang dipegang. Dia manggut-manggut sendiri dan kadang geleng-geleng sendiri. Tidak lama kemudian dia memanggil anak buahnya untuk meminta mereka melanjutkan kerjaan mereka.
Salah satu anak buahnya yang dipercaya untuk menjadi manajer Kafe bernama Toni di panggil kedalam ruangan Dewa. " Ton apakah gaji bulan ini sudah kamu bagikan kepada teman-temanmu?"...tanya dewa. "Sudah Kak..., serta bonus untuk mereka yang kinerja mengalami peningkatan, saya juga sudah menambah karyawan untuk bantu didapur seperti yang kak Dewa minta., sekarang total karyawan kita ada 14 orang...." Lapor Toni. "Bagus Ton untuk urusan Coal Kafe saya serahkan semuanya padamu, kalau adik kamu mau kerja sambil kuliah biarkan dia membantumu disini, berika dia gaji sesuai dengan kerjaan supaya tidak ada kecemburuan diantara teman-teman kamu"...Oh...ya saya akan pulang setelag ini, apapun keperluan dan urusan Coal kafe itu tanggung jawabmu, ingat saya hanya sesekali datang kesini"... Dewa kemudian pamit pulang kerumahnya menaiki Mobil pick up yang sudah di modifikasinya sendiri.
Sebelum pulang kerumahnya Dewa mampir kesebuah Toko otomotif milik temannya Brian. "Hallo boss Brian....tambah makmur saja sekarang, kamu makin kaya saja Bry"....suara Dewa mengema dalam ruangan Brian yang tidak ditutup pintunya sehingga Dewa bisa melenggang masuk dengan bebas. "Halaaahhhhh....pasti ada maunya ini orang, datang dengan kalimat seperti itu paling alat apa lagi dari tempat ini yang raib sebentar lagi..." Balas Brian.
'benar sih....ada beberapa part yang saya butuhkan untuk melanjutkan proyek motor saya yang sudah lama tidak digarap itu...kemarin Martin katanya sudah mentransfer uang jadi hari ini saya datang untuk mengambil saja".....jelas brian.
Oh.....no....itu uang untuk motor yang kamu buang di Kongu, lagian kenapa motor itu dibuang disana, jangan bilang kamu jual lagi disana Dewa?" Tanya brian. "Saya titipkan diteman disana, mungkin nanti baru bisa diambil Bry...." Jawab Dewa.
Kemudian masuk kedalam toko otomotif tersebut lalu mengambil beberapa part sepeda motor yang dia butuhkan, tidak lama Dewa memanggil anak buah Brian untuk menjumlahkan semua barang yang dia ambil dan meminta mereka memasukan kedalam Pick upnya.
Lalu Dewa mendekati kasir lalu menyerahkan kartunya untuk membayar belanjaannya. Ketika Brian melihat itu dia segera mendekat lalu memarahi Dewa karena membayar barang yang telah diambilnya. "Kenapa sih Dewa harus begitu terus sama saya, kalau kamu butuh bawa saja Dewa, ingat toko ini juga kamu punya saham 20% disini., atau kamu marah karena perkataanku tadi?"....sungut Brian pura-pura marah depan Dewa.
"Justru karena saya punya saham disini saya tidak mau toko ini bangkrut gara-gara saya ambil barang tanpa bayar Bry..." Sambil mengambil kartu dari kasir tidak lupa dia mengucapkan terimakasih pada kasir toko dari Brian itu.
"Terserah kamu sajalah Dewa....ayo kita kesebelah dulu...", ajak Brian sambil menarik lengan Dewa. Disebelah toko Milik Brian ada Bengkel dan dibelakangnya Brian sengaja membuat mini bar untuk Dia nongkrong bersama teman atau karyawannya kalau sedang santai.
Brian lalu mendekati sebuah kulkas lalu mengeluarkan empat kaleng Beer untuk mereka dua.
"Apakah kemarin semua berjalan lancar Dew"...tanya brian. "Semua berjalan lancar...thanks yah bry untuk suport perlengkapannya..., bagaimana rencana kamu untuk liburan dipulau kemarin apakah jadi Bry....sambung Dewa mengalihkan topik. Karena untuk masalah misi mereka tidak pernah bahas diluar Markas mereka. Dan Brian paham soal itu. Brian adalah salah satu teman dari mereka yang sedikit tahu tentang pekerjaan Dewa dan rekan-rekannya. Brian dulunya adalah seorang gangster lokal yang mereka angakt untuk mengelola toko otomotif yang di pegang Brian sekarang, perlu diketahui Brian bukanlah pemilik toko tersebut, brian hanya memiliki 10% saham ditoko tersebut. Sisanya milik rekan-rekan Dewa yang lain. Mereka percaya Brian bisa mengelola dan memajukan Toko dan bengkel tersebut karena Brian memiliki basik otomotif dan pernah kuliah Tehnik mesin.
"Kemarin baru saya pulang liburan bersama anak dan istri saya Dewa, terimaksih yah kamu mengizinkan kami menginap di kabin mewahmu itu....tempatnya asik, maaf kalau sedikit berantakan disana karena ulah si Junior...sambung Brian. Junior adalah anak Brian yang baru berumur empat tahun. "Tidak masalh Brian yang penting kamu happy bersama keluargamu..." Sahut Dewa.
Setelah mereka ngobrol hampir satu jam dan menghabiskan empat kaleng beer masing-masuing mereka Dewa pamit untuk pulang kerumahnya.
Dirumahnya yang terletak disebuah perumahan Dewa memasukan mobilnya ke garasi lalu mengeluarkan semua barang yang di beli dari toko tadi lalu dibawa ke halaman belakang yang telah dia sulap jadi bengkel pribadinya. Dewa kemudian masuk kedalam Rumah dan menganti pakaian serta mengeluarkan beberapa kunci pas untuk dibawa kebengkel dihalaman belakang.
Sebelum memulai mereparasi motor customnya Dewa membuat segelas kopi dan meletakan di meja dibengeklnya. Setelahnya hanya terdengar bunyi kunci beradu dengan baut. Terkadang suara alat las atau gerinda terdengar dari bengkel miliknya. Sesekali Dewa meyesap kopi dan mengisap rokok yang ada meja bengkelnya. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Dewa masih sibuk dibengkelnya tanpa menghiraukan jam yang semakin malam. Dia baru tersadar ketika perutnya berbunyi, kemudian Dewa masuk kedalam rumahnya dari pintu belakang. Dia masuk kekamar untuk membersihkan diri lalu Dewa menuju dapur untuk memasak makan siap saji yang ada didalam kulkas yang ada didapur.
Setelah makan malam Dewa mengeluarkan motor Gedenya dari garasi lalu keluar menuju jalan raya setelah keluar dari kompleks perumahan tersebut. Dewa memacu motornya menuju sebuah Bar yang ada ditengah kota Mandar untuk sekedar minum dan nongkrong.
Setelah sampai di bar Dewa mendekati meja bar yang disana sudah ada bartender yang mengenalinya seorang lelaki Paruh Baya bernama Mike. "Lama tidak jumpa bro.....kemana saja?" Tanya mike.
"Tidak kemana-mana mike, hanya bantu Brian dibengkel saja, selama berapa hari ini bengkelnya tidak pernah sepi...hehhee....ujar Dewa sambik terkekeh.
Yang orang tahu Dewa adalah seorang Karywan bengkel milik Brian, karena mereka tidak pernah menunjukan aktivitas mereka yang sebenarnya. Begitu pula dengan rekan-rekan mereka yang lain.
Sudah hampir satu jam lamanya Dewa berada dibar milik mike tersebut, sambil minum wine dan berbicang dengan berapa orang gangster yang berada diwilayah dekat bar tersebut. Dewa juga sangat terkenal bagi gangster dikota Mandar. Ketika gangster besar atau kecil yang ada di Mandar melihat dan mengenal Dewa mereka pasti langsung memberinya hormat. Karena Dewa sangat ditakuti oleh para gangster tersebut, sebelumnya Dewa adalah penguasa bagi para gangster tersebut sebelum dia memutuskan keluar dari dunia Para gangster tersebut.
Tidak lama Kemudai ponsel Dea bergetar dalam saku celana jeansnya. Dia melihat nama orang yang menelepon dia segera bangkit berdiri lalu berpamitan kepada mike dan berapa orang yang ada di bar tersebut.
Sambil berjalan keluar dari Bar Dewa menerima panggilantersebut. Ternyata itu Adam yang memberitahunya kalau istri Dude sudah ada dirumah sakit mau melahirkan.
Dewa segera bergegas kerumah sakit menggunakan motor Gedenya, suara motor Dewa menggelegar membelah malam, Dewa melaju motornya sangat kencang untuk segera sampai Di Rumah sakit.
Tidak makan waktu lama Dewa sudah sampai dirumah sakit langsung menuju ruang bersalin dimana sudah ada empat Rekan dan istrinya masing-masing, mereka berdiri didepan pintu ruang bersalin. Sementara Dude masih mondar mandir tidak tenang karena istrinya mau melahirkan anak pertama mereka.
Dewa langsung mendekati Dude dan memeluknya, dia memberikan beberapa kalimat untuk menenangkan Dude saudaranya.
"Tenang Dud ponakan saya yang kelima ini adalah seorang petarung sejati dia pasti kuat dan menjaga ibunya....percayalah" kata Dewa sambil merangkul Dude.
Setelah cukup lama mereka menunggu diluar ruangan bersalin dengan perasaan yang was-was akhirnya pintu ruangan bersalin terbuka dari dalam.
"Sreetttt.....keluarga ibu Sonia?"....tanya Suster yang membuka pintu. Dengan cepat Zizau berdiri dan langsung menjawab "Saya Sus....bagaimana keadaan ibu dan anaknya?...tanya Zizau dengan cepat. "Selamat ya pak istri bapak telah melahirkan seorang Putra yang tampan, bapak bisa masuk sekarang tapi jangan mengajak pasien untuk berbicara dulu pak dan bapak harus pake masker ya pak dengan baju yang sudah disiapkan....jelas suster tersebut kepada Zizau. Zizau hanya bediri bengong saja mendengar penjelasan Suster tadi. "Saya suaminya Sus, mereka semua keluarga saya, baik suster saya akan masuk untuk melihat anak dan istri saya sekarang"....balas Dude. Setelah itu Dude masuk untuk melihat anak dan istrinya didalam ruangan bersalin.
"Terimakasih sayang....kamu luar biasa, kamu akan menjadi ibu yang hebat, saya dengan putra kita bangga padamu sayang"...kata Dude sambil Memeluk dan mecium kening istrinya.
Dude kemudian beralih kekotak disebelah istrinya lalu melihat bayi mungil yang pulas tertidur yang terbukus dalam lampin yang hangat. Tak terasa Dude meneteskan air mata bahagia setelah melihat perjuangan istri dan seorang bayi yang mungil dan putih. "Tampan"...guman Dude.
Tidak lama setelahnya Istri Dude dipindahkan keruangan inap, sementara bayinya masih di rawat diruang inkubator, karena menurut dokter mereka harus mengawasi selama dua puluh empat jam untuk melihat perkemgannya.
Mereka semua akhirnya pindah keruangan VIP yang telah dipesan oleh Martin. Setelah cukup lama mereka di Rumah sakit satu persatu sudah kembali kerumah mereka masing-masing karena meninggalkan anak mereka dirumah.
Di Rumah sakit tersisa Dewa, Adam dan Dude, sementara istri Adam sudah pulang bersama Zizau karena rumah mereka berdekatan.
Sekarang sudah jam empat pagi, Adam dan Dude masuk kedalam kamar untuk istirahat disofa dalam kamar VIP tersebut. Sementara Dewa dia keluar mencari makanan dan minuman untuk mereka makan, karena mereka merasa sudah lapar sejak semalam menunggu istri Dude mereka belum makan.
Dewa menelusuri lorong Rumah sakit lalu keluar menuju Parkiran lalu mengemudikan mobil Adam untuk mencari Restoran terdekat.
Setelah mengendara berapa menit kemudian Dewa melihat sebuah restoran lalu memesan makanan untuk dibungkus sementara dia sendiri makan direstoran itu. Setelah makan dia memanggil pelayan untuk membayar dan mengambil makanan yang sudah dibungkus untuk Adam dan Dude lalu keluar dan balik ke rumah sakit.
Saat keluar dari parkiran menuju Ruangan Resepsionis Dewa ditabarak oleh seorang yang memakai Jas putih khas seorang Dokter. "Bruukkk....aduh....maaf...maaf, saya tidak lihat, saya minta maaf".....suara itu tidak asing ditelinga Dewa. Dia lalu memungut kantungan yang jatuh berisi makanan ringan untuk makanan yang dibungkus untuk Adam dan Dude tidak jatuh. "Tidak apa-apa, saya juga tidak melihat kedepan tadi" kata Dewa menenangkan situasi. "Kamu.....?".....seru dokter tersebut sambil menunjuk kearah Dewa. Dewa hanya melirik sebentar lalu berkata..."kalau kamu tidak apa-apa saya duluan, masih ada urusan...." Kata Dewa.
Dia segera pergi seakan tidak mau bertemu Dokter yang masih bengong tersebut.
Akhirnya Dokter tersebut tersadar dari bengongnya lalu...."tunggu kenapa kamu disini, siapa yang sakit.....apakah kamu dirawat dirumah sakit ini?"....tanya Vanda. Ya dokter yang bertabrakan dengan Dewa tadi adalah Vanda yang sudah dipindahkan kerumah sakit Mandar hari ini. Dia dipindahkan setelah masalh yang dia alami selama ini sudah beres, para pelaku obat palsu sudah ditangkap dan dijebloskan kepenjara.
"Ya.... ada istri...".....apa??...istri kamu dirawat disini? Potong vanda cepat.
Dewa yang tidak mau berurusan lama dengan Dokter tersebut langsung mengangguk dengan cepat kemudian berlalu pergi.
Sementara itu Vanda terdiam di tempat, dia seakan merasakan perasaan yang tidak karuan setelah mendengar Dewa menyebutkan istri tadi. Vanda segera tersadar dari lamunannya lalu kembali keruangannya untuk menganti Baju dinasnya untuk beristirahat karena siftnya sudah selesai.
(BERSAMBUNG)