NovelToon NovelToon
Pembalasan untuk Bibi Licik

Pembalasan untuk Bibi Licik

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nofi Aprinsa

Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 8

Kamar utama, di sinilah Sinta dan Bagas berada. Setelah keterkejutan nya beberapa menit yang lalu, Sinta tidak bisa membendung emosinya. Marah, kecewa, cemburu membaur jadi satu. Hingga ia memutuskan untuk meninggalkan ruang makan tersebut dan berlari menuju kamarnya.

Bagas bersimpuh di lantai mememang kedua tangan sang istri yang duduk di ranjang sembari menangis.

“Sayang, mas tau kamu terkejut dan marah. Tapi apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang kamu bayangkan.”

“Memangnya mas tau apa yang aku bayangkan? Mas, aku dan Gabriel merencanakan ini dari jauh-jauh hari. Pulang diam-diam untuk memberikanmu kejutan. Tapi ternyata justru aku yang terkejut. Hiks, di sana aku selalu memikirkanmu mas. Aku khawatir dengan keadaanmu. Aku juga berfikir kamu akan merasa kesepian tanpa aku. Tapi ternyata, kamu justru bersenang-senang seperti keluarga harmonis. Hiks.”

“Tidak. Tidak seperti itu sayang, kamu salah paham. Dengar! Mas selalu merindukanmu. Mas memikirkanmu dan anak kita. Sudah beberapa kali mas berniat memberitahumu tentang bibi, tapi mas ragu. Mas pikir akan cerita semua ini saat kamu sudah di rumah.”

“Kalau begitu sekarang ceritakan!”

“Bibi baru tiga hari ini tinggal di rumah ini. Sebenarnya saat Bibi datang mas ingin mempertimbangkan nya dulu denganmu. Tapi saat itu aku tidak mungkin mengusir Bibi. Dia seperti ibuku, dan Bimo juga seperti adik ku sendiri. Mereka bilang bahwa mereka tidak nyaman tinggal di rumah fasilitas kantor. Semua orang menghinanya. Mengatakan bahwa mereka seperti karyawan. Sementara aku ini keluarganya, seperti anaknya. Mas tinggal di rumah mewah hidup nyaman, mas ngak tega! Lagipula rumah ini sangat besar untuk kita tinggali bertiga. Banyak kamar kosong setidaknya ijinkan mereka tinggal disini mas mohon,” ucap Bagas lembut sembari mencoba meredam kemarahan sang istri.

“karena rumah ini besar dan banyak kamar, bukan berarti siapapun bebas menempatinya mas! Kamar-kamar itu ada pemiliknya. Kamar ayah ibu, kamar kak Arya dan kakak ipar, juga anak-anaknya.”

“Iya, iya mas tahu sayang. Itu sebabnya bibi dan Bimo menempati kamar tamu. Bukankah kamar tamu di rumah ini ada dua. Jadi pas untuk bibi dan Bimo. Lagi pula mereka cuma sementara. Setelah mas ada rezeki lebih, mas berniat untuk membelikan bibi rumah.”

“Kenapa harus mas? Kenapa tidak bimo saja yang membeli rumah?”

“Itu karena Bimo masih harus mencicil hutang-hutangnya. Belum lagi untuk kebutuhan nya dengan Bibi. Dan mas ini kan sudah seperti anak bagi bibi, jadi sudah sewajarnya jika mas ingin membalas budi.”

“Terserah mas saja, akupun tidak bisa melarang. Tapi kenapa Sofi ada disini? Apa mas juga ingin memberinya tempat tinggal!”

“Sayang, tenang. Sofi itu bukan siapa-siapa kita. Tidak mungkin mas memberikanya tempat tinggal. Semalam itu Sofi di teror sama mantan suaminya yang kejam itu, jadi dia disini untuk meminta perlindungan pada bibi dan Bimo. Dan mas juga ingin memberitahumu, bahwa Sofi itu sekarang bekerja di kantor sebagai asisten Bimo. Itu karena asisten nya yang lama berhenti bekerja. Jadi sekarang Sofi yang menggantikan nya.”

Bagas tidak mungkin menceritakan apa yg sebenarnya terjadi. Bahwa dia yang membawa Sofi untuk menginap tadi malam, ataupun asisten lama Bimo, yang sebenarnya bukan berhenti melainkan di pecat.

Namun Sinta hanya diam. Ia merasa bahwa sepertinya pernikahan nya akan banyak mendapatkan ujian. Dari Bibi yang kini tinggal di rumah. Dan Sofi yang juga bekerja di kantor sang suami. Tapi Sinta mencoba untuk tenang dan berfikir positiv, agar dia juga bisa mempersiapkan mental apabila ada hal-hal mengejutkan di masa mendatang. Mencoba percaya kepada sang suami, juga adalah suatu upaya yang harus ia lakukan. Untuk tetap mempertahankan pernikahan sampai akhir.

“Sayang, kumohon bicaralah! Mas tidak tahan jika kamu hanya diam seperti ini.”

Bagas mencoba memeluk sinta lembut, namun yang di peluk hanya diam membatu.

“Mas tolong lepaskan aku! Aku ingin istirahat.”

Bagas tahu persis bagaimana istrinya. Meskipun saat ini ia sedang marah, namun Bagas paham betul bahwa Sinta mempunyai hati yang baik dan pemaaf.

“Sayang, mas ing-”

“Mas ?!” Belum sempat Bagas melanjutkan kalimatnya, Sinta sudah terlebih dahulu memotong nya.

“Baiklah. Istirahat dan tenangkan pikiranmu dulu. Nanti setelah semuanya tenang kita bisa bicara lagi. Mas keluar dulu.”

Sembari mencium kening sang istri, Bagas keluar kamar dan meninggalkan nya sendiri untuk beristirahat. Sementara Sinta menangis pasca kepergian suaminya dari kamar. Sungguh ia terlalu lelah. Ia merasa bahwa suaminya selalu saja memihak pada keluarga Bibinya di banding dirinya dan anak semata wayang nya. Sudah teramat sering Sinta harus mengalah dan mencoba memahami kondisi sang suami terhadap keluarganya. Bagas tidak pernah tegas dan selalu saja di atur oleh Bibinya. Dan mengesampingkan perasaan istrinya. Sampai kapan Sinta harus selalu kalah dengan keluarganya seperti ini? Mungkin kah Bagas bisa berubah di kemudian hari? Entahlah. Sinta hanya berharap rumah tangganya tetap utuh dan bahagia apapun yang terjadi.

————

“Tidak sopan!”

Itulah kalimat pertama yang Bagas dengar dari sang Bibi setelah kembali ke ruang makan.

“Bukan nya kasih salam sama orang tua, malah pergi begitu saja tanpa permisi.”

“Bibi, tolong mengerti. Sinta hanya terkejut. Jadi tolong beri dia waktu sendiri untuk istirahat. Dan Gabriel sayang, berhenti bermain game sama uncle, sini peluk papa!”

Dengan riang nya Gabriel berlari ke pelukan sang ayah yang selama beberapa hari ini ia rundukan.

“Papa i miss you. Papa, apakah mommy oke?”

“Miss you to jagoan papa. Mommy oke. Dia hanya ingin istirahat. Setelah ini mandi bersama papa terus makan. Lalu main game setelah itu tidur.”

“no! Terus main game sampai malam. Ga mau tidur!”

“Baik. Terus main game dan main game lagi?”

Ahahaha…

Ayah dan anak itu tampak bahagia bercanda gurau bahkan seolah tidak memperdulikan keberadaan orang-orang di sekitarnya.

“Gabriel sangat lucu ya mas. Ingin sekali punya anak seperti dia. Oh ya mas, apa mbak Sinta marah karena aku disini? Apa perlu aku bertemu dengan nya dan menjelaskan semuanya?”

Sofi mencoba mencari perhatian Bagas dengan seolah menawarkan diri untuk menjadi orang yang paling bisa di salahkan.

“Tidak. Sinta baik-baik saja. Jangan khawatir. Sebaiknya kamu berangkat ke kantor bersama Bimo. Karena hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersama keluargaku.”

————

Di saat Bagas asik bermain bersama sang anak. Sinta masih tak kunjung keluar dari kamar. Sementara Bibi Salamah menangis seorang diri di sudut ruangan dan nyaris tanpa suara. Seolah kesedihan itu hanya miliknya sendiri. Sambil menatap sebuah figura kecil yang tertata rapi di sudut nakas, di samping tangga. Memperlihatkan sebuah foto bayi peremuan yang terlihat lucu dan juga cantik dan di perkirakan berusia sekitar dua bulan.

Bibi Salamah melamun. “Bayi ini sangat cantik. Mungkin saat putriku berusia dua bulan, dia juga akan secantik ini. Hik, seandainya putriku masih bersamaku, dia pasti akan tumbuh jadi wanita yang cantik. Satu minggu lagi putriku ulang tahun yang ke 30th. Bagaimana keadaan nya sekarang. Apakah dia baik-baik saja? Di mana kamu nak, hiks. Ibu sangat merindukanmu. Ibu selalu berdoa agar kamu selalu bahagia. Hiks.”

“Bibi?”

Bibi Salamah sangat terkejut ketika ada seseorang yang memanggilnya. Ia buru-buru meletakan foto tersebut dan kemudian menghapus air matanya dengan gugup. Sungguh tidak ada yang boleh tahu rahasia dalam hidupnya meskipun itu Bimo atau siapapun, terlebih-

______________<>___________

{Halo para pembaca yang baik hati, mimin mau ngingetin nich. Tolong beri mimin dukungan agar mimin semakin semangat untuk update cerita selanjutnya. Dan berikan komentar untuk kesan dan pesan kalian.}

1
P S
/Good/
Wanita Aries
Kepok tu si ulat bulu
Wanita Aries
Karakternya ngeselin
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
NA: 😬🙏🏻 jewer aj kk kalo ngeselin 😅
total 1 replies
Wanita Aries
Hadeh karakter bagas ngeselin
Wanita Aries
Salamaha bakal menyesel krna menghancurkan kebahagiaan anaknya
Wanita Aries
Apa anak bibi itu menghilang atau nnti si shinta anaknya
Wanita Aries
Awal yg menarik
NA: Terima kasih banyak kk sudah mampir🙏🏻
total 1 replies
Be Ce
Wow 👩‍🏫
NA: Makacih 🫶🏻🙏🏻
total 1 replies
Nona Egaa
Memang ya kalo dalam hubungan ada yg ikut campur itu menyebalkan.. apalagi kalo pengaruhnya dari orang yg dekat kayak (keluarga kita/ keluarga suami) gitu deh 🥱
NA: Betul sekali.. dan rasanya sungkan untuk melawan karena alesan keluarga.
total 1 replies
Nona Egaa
Lanjut thor,, akan lebih enak kalau dialognya menggunakan tanda seperti ini "" , selebihnya sangat baguss..
NA: Trimakasih masukan nya.. akan saya coba 🙏🏻
total 1 replies
sSabila
ceritanya bagus, alurnya mudah dipahami
sSabila: hihi terima kasih kak
NA: Aku baca juga punya kk “bertahan luka” kok bisa si bikin cerita sebagus itu.. aku msh perlu bnyk belajar ni dr kk🙏🏻🥰
total 2 replies
sSabila
hai kak aku udah baca semua karya kakak, ceritanya bagus aku suka. semangat berkarya terus kak


jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"

Terima kasih
NA: Trimakasih banyak… 💪🏻💪🏻 jadi semangat buat nulis lagi 🥰😘🙏🏻
total 1 replies
NA
Tolong bantuanya untuk para pembaca..🙏🏻 tolong beri aku like agar aku lebih semangat untuk update episode☺️
NA
Mohon bantuan like nya untuk para pembaca.. agar aku lebih semangat dalam update cerita🙏🏻
Lourdes zabala
Nggak bisa berhenti.
ciara_UwU
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
NA: Trimakasih banyak.. nantikan kelanjutan nya🙏🏻☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!