Serpihan Luka

    Menjelang malam, Fiona yang tidak memiliki arah dah tujuan hanya bisa duduk di pinggir jalan memangku anak nya.

  Sebentar lagi hujan akan segera turun, namun Fiona belum juga memiliki tempat untuk berteduh.

beberapa kontrakan yang Fiona datangi, tidak ada yang kosong semua nya penuh.

Sampai akhirnya hujan pun turun, Fiona hanya membawa anak nya berteduh di sebuah halte bus.

Hujan yang sangat deras, angin yang sangat kencang. membuat ibu dan anak itu kedinginan.

bahkan sejak siang mereka belum makan, Hal itu membuat Caraka merengek kelaparan.

Fiona hanya bisa menangis, bukan menangisi perceraian nya melainkan menangisi putra nya yang sedang kelaparan.

    Malam semakin larut, jalanan sudah mulai sepi dan hujan pun tak kunjung reda.

Tiba tiba ada sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan halte bus, dimana Fiona dan anak nya duduk disitu.

Turun lah seorang pria tampan, entah siapa dia yang jelas pria tampan itu menghampiri Fiona.

   Fiona memeluk Caraka begitu erat saat pria itu datang menghampiri nya.

Fiona menunduk ketakutan karena pria itu berdiri tepat dihadapan nya.

    "Hai, kanapa tengah malam begini kau duduk di halte sambil membawa anak" tanya pria itu.

Namun Fiona tidak menanggapi nya.

    "memang nya kau mau kemana"? tanya nya kemudian saat melihat satu koper dan tas besar berada di samping nya.

Lagi lagi fiona hanya diam saja.

Sementara pria itu hanya tersenyum lalu mengulurkan tangan nya.

Tapi Fiona sangat takut untuk membalas ukuran tangan pria tersebut.

"Nama ku Aditya Sanjaya, kamu tidak perlu takut aku bukan orang jahat. aku pemilik perusahaan Sanjaya" ucap Adit seketika membuat Fiona mendongakkan wajah nya.

Nama perusaan itu sangat tidak asing bagi Fiona. karena memang Pras bekerja di sana sebagai karyawan tetap di bagian keuangan.

Fiona tersenyum tipis, namun wajah nya terlihat pucat.

mungkin karena belum makan dan kedinginan.

"Nama ku Fiona" jawab nya dengan nada pelan.

"Aku tidak memiliki tujuan" ucap nya memberi tau.

Pria itu menatap ke arah putra kecilnya, merasa iba melihat anak sekecil itu seperti kedinginan di tengah malam.

"Jika kau bersedia, kau boleh ikut bersama dengan ku. Kasihan anak mu ituu sudah kedinginan apa lagi hujan masih begitu deras dan angin nya juga kencang"

Fiona hanya diam, wanita itu sangat ragu.

"Jangan takut, aku bukan orang jahat, apa kau tidak kasihan melihat anak mu dalam keadaan seperti itu kedinginan"

Fiona masih menatap ragu pada Aditya.

Tapi rasa ragu nya mengalahkan rasa kasihan pada anak nya.

Mau tidak mau Fiona ikut dengan Aditya, laki laki yang belum ia kenal sama sekali.

Aditya melepas jas miliknya lalu menyematkan pada Caraka yang kedinginan.

Mereka pun masuk ke dalam mobil lalu pergi.

Sepanjang perjalanan tidak ada perbincangan, hingga pada akhirnya Adit sampai dirumah nya.

Pria itu mengajak Fiona masuk ke dalam rumah nya yang sangat besar dan mewah bak istana.

Mata Fiona liat menyisir setiap ruangan yang ia lewati.

"Kau bisa menidurkan anak mu di kamar ini" ujar Adit seraya membuka pintu kamar tamu.

"Terima kasih" ucap Fiona.

Fiona segera menidurkan anak nya di kamar itu, lalu menyelimuti nya agar tidak kedinginan.

Sementar Aditya hanya memperhatikan dari ambang pintu.

"Kau juga istirahat lah, kita bicara besok pagi" ujar Aditya.

Pria itu pun berbalik badan hendak pergi ke kamar nya yang berada di lantai dua.

Tapi langkah nya terhenti saat mendengar suara Fiona.

"Maaf apakah ada makanan? saya lapar"! Ucap Fiona malu.

Aditya membalikkan tubuh nya , lalu menatap Fiona yang sedang tertunduk malu.

" Ikut aku ke dapur" ajak nya.

Mereka pun menuju ke dapur, pria itu lalu membuka kulkasnya.

Namun tidak ada makanan siap saji di kulkas itu.

"Jam segini biasa nya sudah tidak ada makanan, biar aku panggil ka bik Surti dulu buat masakin kalian " ucap Aditya.

"Tidak perlu, kalau boleh saya minta bahan makanan nya saja biar saya masak sendiri"

"Kamu bisa masak"? tanya Aditya ragu"

Fiona hanya memberikan jawaban dengan mengangguk kan kepala nya.

"Kalau gitu silakan, masak lah sesuka mu"

Setelah mendapat ijin dari sang pemilik rumah, Fiona segera mengeluarkan beberapa sayur untuk ia masak.

Wanita itu berniat untuk membuat nasi goreng seafood.

Dengan sangat lihai Fiona membuat nasi goreng itu.

Dari jauh Aditya terus memperhatikan gerak gerik Fiona yang sangat lihai mengunakan semua alat masak di dapur itu.

Aroma nasi goreng itu sangat mengoda, membuat Aditya mengurung kan niat nya untuk pergi ke kamar nya.

Tak berapa lama, nasi goreng itu pun selesai di masak.

Fiona yang melihat pria itu masih berada di dapur itu mengambil dua piring lalu mengisi nya dengan nasi goreng.

Wanita itu berjalan ke arah Aditya dengan membawa dua piring berisi nasi goreng buatan nya.

Dengan tangan yang sedikit bergetar Fiona meletakkan satu piring nya di depan pria itu.

"Apa ini buat ku"? tanya Aditya.

Fiona na pun mengangguk.

sebenarnya Aditya sudah makan tadi, tapi mencium aroma nasi goreng itu membuat perutnya kembali lapar.

Aditya langsung memakan nya dalam keadaan panas.

begitu pun dengan Fiona yang sudah sejak tadi merasa lapar.

"Sebenarnya kau dan anak mu mau kemana"? Tanya Aditya yang merasa penasaran.

Tiba tiba Fiona menangis, hatinya begitu teriris pedih saat mengingat rasa sakit yang sedang ia rasakan saat ini.

" Aku baru saja bercerai dari suami ku, aku dan anak ku tidak memiliki tujuan karena aku sebatang kara.

Sudah mutar mutar cari kontrakan juga tidak ada yang kosong "

"Kenapa kau bercerai"?

" Karena suami ku selingkuh, jadi aku memutuskan untuk pergi membawa anak ku" jawab Fiona jujur.

Aditya menghela nafas panjang, pria ini merasa iba pada keadaan Fiona yang terlihat seperti orang penuh tekanan.

Aditya hanya diam menunggu Fiona sampai selesai makan. Karena Aditya sendiri sudah selesai makan.

"Ganti pakaian mu dan beristirahat lah, kita bicara besok pagi saja" ujar Aditya.

"Sekali lagi Terima kasih" ucap Fiona kemudian kembali ke kamar nya.

Rumah itu sangat sepi, Fiona sebenarnya sangat takut.

Tapi rasa takut nya di kalahkan oleh keadaan dirinya yang begitu memprihatinkan.

Berbeda lagi dengan Prasetya, pria itu tidur dengan nyenyak nya tanpa memikirkan Fiona dan anak nya.

Entah apa yang membuat mata hati nya mati, apa karena tertutup oleh wanita itu??