NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Se Motor

Assandi mengendarai motornya denga laju cepat. Kepalanya selalu menoleh mencari sosok Airin.

Dia sangat khawatir dengan keadaan Airin yang sakit tapi berkeliaran di luar sana.

"Tuh cewek kemana sih, bukannya istirahat malah pergi keluar." Gumamnya.

Assandi menancap gas motornya untuk menuju suatu tempat.

Dia menuju pasar tradisional yang sering dikunjungi Airin pagi hari.

Matanya menyipit mengamati semua orang yang sudah ramai memenuhi pasar.

"Bagaimana aku harus mencarinya di dalam sana. Banyak sekali orang di sana."

Assandi berjalan pelan sambil memasang masker. Dia tidak suka dengan bau pasar yang menurutnya bau comberan.

Tangannya selalu menyemprotkan hand sanitizer agar terhindar dari kuman.

"Uhh, kotor sekali. Kenapa dia nggak pergi ke supermarket atau pasar modern di tengah kota aja sih."

Assandi terus mengomel di tengah perjalanannya menyusuri pasar.

Banyak orang yang memandangnya aneh karena pakaiannya yang serba tertutup.

Tidak sedikit orang yang mencurigainya sebagai pencopet.

Brukkk...

Tubuhnya bertabrakan dengan salah satu ibu-ibu bertubuh besar.

Dia terkejut melihat semua belanjaan ibu itu jatuh berserakan.

"Hei, kamu bisa jalan atau tidak? Lihatlah belanjaanku jadi jatuh semua!!" Bentak ibu itu.

Assandi menunduk malu karena banyak orang yang memandanginya.

"Maafkan saya bu, saya benar-benar minta maaf." Ucap Assandi sambil membantu mengambil barang belanjaan ibu itu.

"Wah jangan-jangan modus itu, dia ingin mencopet anda bu." Ucap salah satu perempuan berambut pendek.

Assandi menghela napas kesal, dia di tuduh sebagai pencopet.

"Jangan asal ngomong anda, saya bukan pencopet."

"Halah, mana ada orang jahat ngaku!!" Teriak salah satu pria tua.

Assandi semakin geram dengan semua orang di pasar itu.

Dia mengepalkan tangannya dan berjalan pergi keluar pasar.

Semua belanjaan ibu tadi dia lemparkan begitu saja, saking kesalnya mendengar ocehan mereka.

"Sialan, semua orang yang ada disini seenaknya sendiri menuduh orang lain tanpa bukti." Gerutunya.

Dia segera naik motor dan pergi meninggalkan pasar untuk mencari Airin.

Drrrtt...

Drrrtt...

Drrrrttt ..

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, membuat Assandi menepikan kendaraannya.

Dia merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponsel kesayangannya.

Dahinya mengeryit melihat nomor kakeknya yang muncul di layar ponsel.

"Halo kek." Sapa Assandi.

Kakeknya terdengar menghela napas kesal, "Kamu sekarang ada dimana?"

Assandi tertegun mendengar pertanyaan kakeknya. Dia mengira pasti ibunya telah memberitahu kakeknya jika saat ini dirinya keluyuran keluar.

"Aku...."

Kepalanya celingukan melihat kesekelilingnya. Dia menemukan papan nama di toko peralatan tulis.

"Ah, aku sekarang sedang di luar kek ke toko peralatan tulis dekat lampu merah taman kota."

"Kamu ngapain disitu pagi-pagi? Jangan mencoba membohongi kakek."

"Benar kek, aku nggak bohong."

"Sekarang kamu buka pesan chatt dari kakek."

"Hah pesan?"

Assandi segera membuka pesan berupa foto yang dikirim kakeknya.

Dia terkejut melihat foto Airin bersama laki-laki lain sedang pergi ke rumah sakit.

"Sandi!!! Kamu ini sebagai suaminya Airin kenapa tidak bertanggung jawab sama sekali!!!"

"Ma-maksud kakek?"

"Masih tanya maksud kakek? Itu istrimu sedang sakit dan berobat sendiri kesana. Untung ada temannya yang membantu, jika tidak kamu yang akan kakek buat sakit."

Kakek Assandi menutup panggilannya secara sepihak. Membuat Assandi terdiam kecewa.

Pasalnya dia memang tidak pernah perhatian dengan Airin. Bahkan menyapanya saja tidak pernah.

Apalagi harus berdekatan dan memberinya perhatian penuh.

Assandi mengusap wajahnya kasar, dia merasa bersalah dengan kakeknya.

Kini dirinya dilanda kebingungan karena kakeknya sudah mengetahui sikap aslinya terhadap Airin.

"Tidak bisa dibiarkan ini." Geramnya melajukan motornya kembali.

Dia menaikkan kecepatan motornya untuk menuju ke rumah sakit yang Airin tuju.

Assandi akan membawa perempuan itu pulang agar kakeknya tidak banyak bicara lagi kepadanya.

Karena jika terjadi sesuatu yang fatal dengan Airin, kakeknya bisa menghabisinya tanpa ampun.

Assandi memarkirkan motornya begitu saja, membuat security rumah sakit itu marah.

Tetapi dia tidak menghiraukannya, karena sekarang dirinya sudah berlari ke dalam rumah sakit.

Dia mencari ruangan dokter umum untuk menemui Airin.

"Nah itu dia." Ucapnya.

Assandi berlari kesana membuka pintu tanpa permisi. Membuat orang yang ada dalam menoleh terkejut.

"Mas Sandi?" Panggil Airin pelan.

Assandi terengah-engah mengatur napasnya. Dia melirik tajam ke arah Airin yang sedang berkonsultasi dengan dokter.

"Ayo pulang."

Assandi menarik lengan Airin dengan paksa, membuat perempuan itu kesakitan.

"Awww mas, pelan-pelan sakitttt." Rintihnya.

Namun Assandi tidak peduli, dia terus menarik Airin untuk keluar dari ruangan dokter itu.

Nando yang melihat itu segera menahan tangan Assandi agar tidak melukai Airin.

"Lepaskan dia!"

Assandi menatap tajam ke arah Nando, "Kamu siapa hah? Berani sekali mendekati istriku."

Airin melotot kaget mendengar Assandi mengakuinya sebagai istri.

"Kalau memang dia adalah istri kamu, kenapa perilakumu sangat kasar kepadanya!!" Balas Nando tidak kalah tajamnya.

"Ini bukan urusanmu, ini adalah urusan keluargaku. Paham!!!" Bentak Assandi.

Dia kembali menarik paksa Airin menuju parkiran motornya. Dirinya memakaikan helm ke kepala Airin dengan kasar.

"Aawww mas, pelan-pelan sakitt." Airin mengusap kepalanya.

"Jangan bawel, pakai saja dan segera naik."

Airin mengangguk menuruti permintaan Assandi. Tetapi Nando mencegah Assandi agar tidak pergi dulu.

Karena dia ingin memberikan resep obat dari dokter untuk Airin.

"Ini obatmu."

Airin tersenyum dan mengangguk. Dia menerima bungkusan obat yang dibawa Nando.

"Sudah kan, sekarang kita pergi."

"Ta-..."

Bremm...

Brem...

Belum sempat Nando melanjutkan ucapannya, Assandi sudah melajukan motornya dengan cepat.

Nando hanya bisa menggelengkan kepala melihat Assandi seperti itu.

Selama di perjalanan, Airin hanya diam takut. Karena Assandi membawa motornya sangat cepat.

Dia ingin memeluk suaminya itu tapi dia tahan, karena dirinya tidak ingin membuat suaminya marah.

Terpaksa Airin memegang jok belakang sebagai pegangan dirinya agar tidak terjatuh.

Assandi bisa melihat raut wajah Airin yang ketakukan dari kaca spion.

Dia mengurangi kecepatannya dan berjalan dengan halus.

Airin mengeryit bingung kenapa Assandi tiba-tiba mengurangi kecepatannya.

Tapi perasaannya merasa lega karena dia sudah tidak ketakutan lagi.

"Terima kasih mas sudah menjemputku." Ucap Airin setelah tiba di rumah.

Assandi meliriknya sekilas kemudian meninggalkannya sendirian di teras.

Airin tersenyum senang karena dia sekarang bisa merasakan berduaan naik motor bersama suami sahnya.

Meski sikap Assandi tetap seperti mode awal yang dingin dan cuek.

Tetapi dia tidak mempermasalahkannya, karena hatinya terlanjur bahagia dengan momen itu.

"Akan aku mengenangnya selalu mas, dimana hari ini kamu pertama kali menjemputku dan memboncengku dengan motor kesayanganmu." Gumanya bahagia.

"Apalagi kamu mengakui diriku sebagai istrimu di depan mas nando. Itu sangat membuatku terkejut dan bahagia." Lanjutnya.

Airin tersenyum dan emeluk obat yang dipegangnya, dia baru ingat jika dirinya sedang sakit.

Tapi, setelah bersama Assandi tadi. Rasa sakit ditubuhnya mendadak hilang seketika.

Sekarang yang datang menghampiri dirinya yaitu rasa bahagia pertama kali berduaan dengan Assandi.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!