NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.

"Ria, Deria..." Panggil Anand pelan karena Deria terlihat begitu lelap dalam tidur pulasnya.

Anand bangun dari kursinya lalu sedikit mendekat kearah Deria, perlahan tangannya dengan lembut mulai menyentuh lengan kanan Deria.

"Ria..." Anand kembali mengulanginya.

"Eummmm!" Jawab Deria lalu perlahan membuka matanya.

"Apa kaki mu masih sakit?" Tanya Anand memastikan dengan mata yang kini beralih menatap kearah kaki Deria.

"Bagaimana Ria? apa masih nyeri dan perih?" Tanya sang petugas yang baru saja kembali ke ruangan tersebut.

"Udah mendingan, apa boleh langsung pulang?" Tanya Deria memastikan.

"Sebelum pulang sebaiknya mampir dulu ke rumah sakit untuk memastikan keadaan kaki mu itu. Anand, tolong antarkan Ria ke rumah sakit." Pinta petugas UKS.

"Baik buk, ayo Ria..." Anand langsung membantu Deria turun dari ranjang dan juga membantunya untuk berjalan menuju tempat parkiran mobil Anand.

Anand terlihat begitu telaten mengurus Deria, bahkan sampai memasangkan sabuk pengaman saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

"Maaf!" Pinta Anand dengan kepala tertunduk dan kedua tangan yang sudah bersiap di stir mobil.

"Maaf untuk yang mana? mengataiku sok pinter atau luka ini? atau...?"

"Untuk semuanya, aku minta maaf."

"Okay!" Jawab Deria simpel.

"Segampang itu?"

"Lalu? apa aku harus mematahkan kaki mu lebih dulu?"

"Jika memang itu bisa membuat mu memaafkan aku, maka lakukanlah!" Jelas Anand yang bahkan sedikit menarik kakinya agar bisa dijangkau oleh Deria.

"Aku tidak sekejam itu!" Tegas Deria.

"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk menebus salah ku ini?"

"Hmmmmm, sebentar biar aku berpikir dulu. Hmmmmm, gimana kalau jadi dokter spesialis Ortopedi?"

"Baiklah, aku janji aku akan memenuhi permintaan mu itu."

"Aku bercanda..."

"Tapi aku serius! aku akan jadi dokter Ortopedi sebagai gantinya jadilah spesialis saraf agar aku bisa mengobati kegilaan ku ini secara gratis." Jelas Anand lalu tertawa lepas.

"Okay deal!" Tegas Deria.

"Eh sorry, aku cuman bercanda kok!"

"Tapi aku serius,,,"

"Serius?"

"Hmmm serius terpesona dengan dirimu!"

"Maksudnya?"  Tanya Anand kebingungan.

"Sepertinya aku jatuh cinta pada mu!" Ungkap keduanya hampir bersamaan.

Sejenak hening, lalu keduanya tertawa puas dengan mata yang mencoba menatap satu sama lainnya.

~~

"Dulu sampai dengan sekarang aku masih saja menggilainya!" Cetus Deria kesal pada dirinya sendiri.

Langkah Deria terhenti di depan ruangan operasi yang sedang off, di kursi tunggu sana terlihat sosok Anand yang sedang duduk lengkap dengan seragam ruang operasi, namun kedua tangan yang mendekap rapat wajah miliknya. Langkah Deria sempat terhenti, namun pada akhirnya kembali melangkah semakin mendekati Anand saat senyap senyap ia mendengarkan suara isak tangis yang berasal dari arah Anand. Tanpa sepatah katapun Deria langsung duduk disisi kanan Anand, ia hanya terdiam larut dalam isak tangis Anand yang tanpa ia tau apa penyebab dari suara tangis yang begitu memilukan tersebut, suara tangis yang selama ini hanya ia dengar jika dirinya dalam masalah, lalu sekarang apa yang menyebabkannya begitu rapuh.

"Anand..." Panggil Deria dengan suara yang begitu lembut.

Mendengar suara sang mantan istri seketika membuat ia buru-buru berdamai dengan keadaan, secepat kilat kedua tanganya mengusap sisa-sisa air mata yang membasahi wajahnya. Setelah memastikan tidak ada lagi tetesan air mata baru lah Anand berani menatap wajah jelita Deria yang sejak tadi terus menatap dirinya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Deria pelan.

"Tidak ada apa-apa." Anand berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

"Apa operasinya gagal?" Tanya Deria dengan menatap lembut kedua bola mata Anand yang masih memerah dan sedikit membengkak.

"Aku, aku..." Ujar Anand terbata-bata lalu air matanya kembali menetes membuat Deria panik dan gelisah.

"Anand,,," Dengan lembut Deria mulai menyentuh kedua tangan Anand yang saling menggenggam dalam gemetar.

"Aku mengacaukan semuanya!" Tangis Anand kembali pecah membuat Deria segera mendekap tubuh rapuh tersebut kedalam pelukan hangatnya.

"Itu bukan kesalahan mu, kamu sudah melakukan yang terbaik, jadi tenanglah!"

"Aku membuatnya cacat seumur hidup!"

"Anand! berhenti menyalahkan dirimu sendiri!"

"Aku menghancurkan masa depannya, aku..." Keluh Anand yang begitu mengutuk dirinya sendiri.

"Dokter..." Suara lembut yang memanggil dirinya membuat pandangan Deria dan Anand segera mengarah pada sosok pemilik suara hangat tersebut.

"Maafkan aku Mikaila, maaf!" Pinta Anand yang bahkan langsung berdiri dengan kepala tertunduk.

"Tidak dokter, tidak ada yang harus di maafkan, aku justru datang untuk berterima kasih pada dokter Anand, terima kasih karena sudah membawanya kembali pada ku, terima kasih karena dia keluar dari ruangan operasi dengan masih bernafas dengan baik, terima kasih karena mau berjuang mengambalikan lelaki yang paling aku cintai ke dunia ini. Terima kasih banyak dokter, meski dia tidak lagi bisa berjalan dengan sempurna, meski kakinya tidak lagi berfungsi, setidaknya aku masih bisa melihat senyuman indahnya, setidaknya aku bisa menggenggam tangannya. Aku akan menjadi kaki untuknya, aku akan melengkapi kekurangannya, terima kasih karena berhasil menyelamatkan suami ku." Jelas Mikaila dengan tetesan air mata dan juga senyuman yang terlihat penuh dengan rasa bahagia.

"Aku..." Keluh Anand.

"Dokter hebat, aku beruntung bisa bertemu dengan dokter Anand, sekali lagi terima kasih banyak." Ucap Mikaila dengan menyentuh tangan kanan Anand.

"Hmmmmm" Ujar Anand dalam kebisuan dan rasa bersalah.

"Permisi..." Ujar Mikaila pamit, namun ia kembali menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kearah dimana Anand dan Deria masih berdiri tegak.

"Kalian pasangan yang serasi! teruslah bersama dalam waktu selama-lamanya." Pesan Mikaila dengan senyuman, karena Mikaila dulu pernah menjadi pasien Deria, jadi di sedikit banyak tau hubungan diantara kedua dokter tersebut.

Anand dan Deria hanya bisa membalas senyuman manis tersebut, lalu kembali terdiam dalam kebisuan.

"Tetaplah tangguh! menerima kenyataan adalah cara terbaik untuk berdamai dengan kebahagiaan. Hmmm, seperti yang baru saja Mikaila katakan, setidaknya mereka masih bisa bersama." Jelas Deria.

"Hmmmm, tapi tetap saja, seandainya aku berusaha lebih keras mungkin aku tidak akan membuat Raka menghabiskan sisa hidupnya dengan memakai tongkat."

"Tapi mengembalikan Raka untuk Mikaila sudah jauh lebih dari kata cukup! kamu hebat Anand..." Jelas Deria kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Anand dengan tatapan sendu yang masih tertuju kearah Deria yang perlahan menghilang dari pandanganya.

"Lalu  bagaimana dengan aku? apakah aku juga harus behagia? setidaknya aku masih bisa melihat dan berbicara dengan mu meski kamu yang sekarang ini bukanlah lagi milik ku. Tapi bagaimana dengan nanti jika kamu menemukan pengganti ku? akankah aku sanggup melihat mu bersama dengan wanita lain? apa hati ku akan kuat jika melihat mu berbagi kasih dengan wanita lain? Anand apa yang harus aku lakukan? aku benar-benar tidak bisa membenci mu padahal aku tau dengan baik kalau kamu dengan mudahnya menceraikan aku, hmmmm! setidaknya aku harus sadar diri kalau aku hanyalah manta mu, wanita yang pernah dicintai oleh mu secara brutal dan indah." Ujar Deria pada dirinya sendiri.

Deria masih berdiri di balik dinding dengan mata yang terus mengintip sosok Anand yang masih berdiri di depan ruangan operasi sana.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!