NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Seira

Seorang wanita berjalan pelan dan sedikit pincang di bawah guyuran hujan. Mendekap tubuh sendiri guna menghalau rasa dingin yang dihadirkan jagat malam itu. Tubuhnya menggigil bahkan di kegelapan tanpa cahaya lampu pun, masih dapat terlihat dengan jelas.

Zafran yang menunggu lampu jalan berganti, membenturkan kepala pada kemudi, merutuki dirinya sendiri yang terlanjur bertindak bodoh. Menyesal, rasa itu perlahan hadir mengisi hatinya.

Oh, Zafran! Nasi sudah menjadi bubur, tak ada guna lagi kamu menyesal.

Gemuruh dalam dada amat menyesakkan, ia memukul-mukul dadanya sendiri berharap sesak yang menghimpit akan terurai seperti sedia kala. Tak ada guna! Zafran menangis sendirian di dalam sepi. Tak perlu malu pada dunia karena memang tak ada yang menyaksikan.

Bunyi klakson yang banyak dan cukup kencang menyentak Zafran yang masih tergugu sambil menyembunyikan wajah di atas kemudi. Teriakan demi teriakan menggema di tengah guyuran hujan, mengumpat dan menyumpahserapahi laki-laki itu karena tak kunjung beranjak. Padahal, lampu jalan telah berganti.

Zafran tersadar, gegas menjalankan mobilnya setelah menyusut air mata. Matanya memicing kala melihat wanita yang berjalan tertatih di bawah guyuran hujan. Bola matanya melebar, menyadari dialah sosok yang dicari sejak sore tadi.

"Seira!"

Zafran menepi, tanpa peduli akan basah oleh air yang terus turun dari langit, ia keluar menerjang hujan. Berjalan tergesa, menyeberangi jalan.

Tin ... tin!

Klakson mobil juga sorot lampunya menerpa tubuh Zafran. Ia terus melangkah di tengah jalan, tak peduli pada kemungkinan dirinya akan tertabrak. Klakson itu terus berbunyi, meminta Zafran untuk menyingkir dari jalanan. Namun, laki-laki itu seolah tak mendengar, terus berjalan gontai menyebrang.

Tiiiin!

Zafran menoleh disaat klakson berbunyi panjang, ia menutupi wajah dengan kedua tangannya. Menghalau sorot lampu juga menjadikan tangannya sebagai tameng melindungi diri.

Ciiit!

Ban mobil berdecit cukup nyaring, hampir-hampir tergelincir karena keadaan jalan yang licin akibat guyuran hujan. Zafran terjatuh di jalanan, napasnya tertahan sebelum akhirnya memburu hebat.

Sekali lagi bunyi klakson yang menghentak, menyadarkan Zafran agar segera beranjak. Laki-laki payah itu mendongak sebelum berdiri dan membawa tubuhnya pergi. Pandangannya melilau, mencari sosok wanita yang ingin dikejarnya.

"Ah, sial! Ke mana Sei?" umpatnya kesal.

Zafran terus berlari tanpa sadar ia sudah berada jauh dari jarak mobilnya. Tak peduli. Mungkin kata itu yang kini dapat menggambarkan keadaannya. Tak peduli pada dirinya yang terus diguyur air hujan, tak peduli pada pandangan semua orang, juga tak peduli harta yang ia tinggalkan. Satu-satunya keinginan saat itu adalah menemukan Seira.

"Seira!" Ia kembali memanggil nama gadis yang saat ini menjelma bagai hantu dalam pikirannya.

Wanita itu di sana, terseok-seok sedang menyebrang jalan. Zafran kembali membawa tubuhnya yang menggigil berlari mengejar. Tak ingin terlambat dan kehilangan jejak lagi, Zafran menarik tangan wanita itu sebelum langkahnya menapak di jalan.

"Seira, maafin Mas!" ucapnya sambil menarik tubuh itu ke dalam pelukan.

Mendekapnya erat dan hangat, seolah-olah tak ingin berpisah lagi dengannya. Tiba-tiba sebuah rencana licik muncul dalam pikirannya. Ia akan menarik kembali kata cerai itu dan tetap menjadikan Seira sebagai istrinya, hanya saja ia tak akan tinggal di rumah bersama yang lain.

Zafran akan membelikannya sebuah rumah dan akan sering-sering berkunjung. Ia tak akan kehilangan Seira dan segala bentuk perhatiannya juga akan tetap memiliki anak dari Lita. Senyum terukir dalam hati meski air berjatuhan berbaur dengan hujan.

"Jangan pergi, Sei. Mas mencintai kamu, maafin Mas. Mas menyesal," ucapnya lagi tak mengendurkan pelukan.

Namun, Seira bergeming dalam pelukan. Tak menyahut sepatah kata pun, bergerak saja tidak bahkan tak membalas pelukan Zafran. Tidak begini, seharunya wanita itu balas memeluknya. Merajuk manja seperti biasanya. Belum sampai sehari, dia rindu panggilan mesra wanita itu.

Wanita itu memberontak, tapi tak mengeluarkan suara sedikit pun. Ia seolah bungkam enggan berbicara dengan laki-laki yang tengah memeluknya erat.

"Nggak, jangan lepasin. Mas mohon jangan dilepas. Biarin kayak gini dulu, mas kangen sama kamu, Sei. Maafin Mas, maaf," pinta Zafran semakin mengeratkan pelukan.

"Kamu denger, Mas udah putusin kalo kita nggak jadi bercerai. Mas tarik lagi kata-kata Mas, tapi kamu nggak bisa tinggal di rumah itu. Mas akan beli rumah buat kamu tinggali, Mas juga akan sering berkunjung. Kita akan tetap sama-sama, Sei. Kamu mau, 'kan?" ungkap Zafran tanpa melepas pelukan ataupun mengendurkannya.

Namun, gadis itu bergeming, tidak menjawab iya ataupun tidak. Hal itu tentu saja membuat Zafran keheranan, ia melirik dalam pelukan. Lipatan di dahi terbentuk dengan sendirinya.

"Sei!"

Tak ada sahutan, hanya terdengar gumaman kecil yang lirih darinya. Itu seperti suara tangisan, Zafran tersenyum tanpa sebab. Kembali mengeratkan pelukan sebelum melepasnya.

"Sei, kamu mau, 'kan, kita hidup sama-sama terus?" tanyanya sembari mengguncang kedua bahu Seira dengan lembut.

Ia menunduk demi dapat melihat wajah sang mantan istri yang terhalang rambut basahnya.

"Seira!" panggilnya lagi.

"Aa ... aaa ... aaaaa ... AAAAH!" teriak wanita tersebut sambil mengacak-acak rambutnya kemudian memeluk tubuh sendiri.

Ia menangis tergugu, berjongkok sambil mengoceh tak jelas. Tubuhnya bersandar pada sebuah tiang jalan, dekapan yang ia lakukan semakin erat. Dia mengamuk tak jelas, menendang-nendang udara seperti seorang anak kecil yang tak dibelikan gula-gula.

Zafran termangu, kedua bibir terbelah cukup besar. Matanya yang diterpa air hujan tak berkedip menatap wanita yang baru saja berlabuh di pelukannya. Ia termundur, sadar bahwa dia bukanlah Seira.

"Astaga!" Diusapnya wajah serta rambut, ia membenturkan kepala pada sebatang pohon tanjung yang tumbuh di jalanan tersebut.

"Argh!"

Kepalan tinjunya melayang, menghantam batang pohon tersebut. Tak dirasanya perih pada setiap buku tangan, cairan merah yang timbul segera larut oleh air hujan yang menerpa.

"Sial!"

Ia tersentak disaat sebuah tangan mencengkeram kakinya. Wanita itu berada di bawah menangis sambil memeluk kaki Zafran. Ditepisnya tangan itu hingga tubuh sang wanita terjerembab di tanah.

Zafran segera berlari menuju mobil, dibantingnya pintu hingga menimbulkan suara berdebam cukup keras.

"Sial! Sial! Sial!"

Ia memukul-mukul kemudi, menyugar rambut dengan kasar. Rasa pening yang menyerang membuat kepalanya berdenyut-denyut tak karuan. Diremasnya rambut cukup kuat berharap rasa sakit itu akan menghilang.

Namun, pandanganya justru memburam, ia menggelengkan kepala untuk memperjelas penglihatan. Zafran menjatuhkan kepala pada kemudi, membenturkannya dengan pelan sambil terus mengumpati diri sendiri.

"Aku harus menelponnya, yah. Dia pasti membawa serta ponselnya," gumam Zafran penuh harap.

Ia mencari-cari benda pipih miliknya, dan dengan cepat mengubungi Seira. Satu kali, dua kali, tersambung, tapi tak diangkat wanita itu.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi."

Jawaban dari operator menambah kesal yang ada. Sekali lagi dia mencoba, tapi tetap saja mendapat jawaban yang sama.

"Sial!"

Zafran melempar ponsel tersebut, menangis tergugu di atas kemudi.

"Kamu di mana, Sei? Maafin Mas!" rintihnya pilu.

1
AYU TIME KARTIKA
😭😭😭
Ratna Dewi
Luar biasa
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
ooooooo gitu ya ceritanya....taruhan
AYU TIME KARTIKA
tuhhh kaaannn jadi keingetan sm sie terussds
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!