Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan Dibalik Penginapan
Seorang gadis dengan pakaian yang sama dengan Lan Xie tiba tiba naik ke atas panggung dan membisikkan sesuatu padanya, wajah Lan Xie menjadi serius setelahnya.
Lan Xie mengalihkan pandangannya kepada penonton setelah gadis itu pergi, ia memaksakan tersenyum. Reaksinya itu membuat banyak penonton keheranan termasuk Fang Wei yang merasa ada yang tak beres terutama kehadiran pria dengan topeng gagaknya.
"Maafkan kami, sepertinya hiburan malam ini akan dihentikan lebih awal karena ada hal mendesak. Lan Xie berharap para pengunjung sekalian memahami..." Lan Xie memberi hormatnya sebelum memberi kode kepada para gadis penari untuk ikut dengannya.
"Apa yang terjadi?"
"Bukankah hiburannya terlalu singkat? Aku sudah menghabiskan banyak uang hanya untuk ini!"
"Itu sepadan bagiku untuk dapat melihat kecantikan teratas Kota Nanjing."
Pengunjung menjadi ribut namun, tidak punya pilihan lain selain mulai meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang sebagian tak puas.
"Kemana dia pergi?" Fang Wei menyadari pria tadi sudah menghilang, ia hanya menghela nafas panjang sebelum naik kembali ke ruangannya istirahat.
Fang Wei baru saja berbaring setelah kemudian terdengar lebih banyak orang di lantai satu dan tidak lama seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Tuan Muda, kami minta maaf... Namun, bisakah Tuan Muda mencari penginapan lain?"
"Apa maksudmu?" tanya Fang Wei heran, tidak menyangka ia diusir di tengah malam.
Rupanya yang mendatanginya adalah seorang gadis dengan pakaian yang sama dengan Lan Xie serta membawa pedang di punggungnya, Fang Wei melihat wajah gadis itu cemas dan sediki takut.
"Tuan Muda, hal ini benar benar mendesak! Tuan Muda akan terlibat jika tidak pergi sekarang." Ucap gadis itu seraya membungkuk dan menyerahkan lima kepingan emas kepada Fang Wei.
"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi? Aku akan membantu jika perlu, lagipula sudah terlalu malam jika ingin mencari penginapan lain." Fang Wei menolak kepingan emas itu.
Gadis itu menggigit bibirnya, ia menatap Fang Wei dengan wajah cemas. "Apa Tuan Muda seorang Pendekar?"
Gadis itu bertanya hal itu setelah mengamati Fang Wei tidaklah membawa pedang selain hanya seruling di pinggangnya. Fang Wei sendiri menggangguk menjawab gadis itu.
Wajah gadis itu berubah sedikit lebih tenang lalu menceritakan kepada Fang Wei jika Kota Nanjing sedang disusupi oleh banyak pembunuh dari Menara Hantu Putih dan kebarnya ada pembunuh paling terkenal ikut menyusup, pembunuh itu dikenal sebagai Gagak Besi karena selalu mengenakan topeng gagak serta berkemampuan setara Pendekar Suci tingkat tinggi.
"Topeng Gagak?"
Fang Wei bereaksi, jika mendengar ciri cirinya berarti pria yang diam diam mengarahkan nafsu membunuh ke arahnya merupakan orang yang sama.
Gadis itu melanjutkan jika hal ini sudah disampaikan kepada Walikota dan Sekte Aroma Malam akan membantu mempertahankan Kota, sebetulnya mereka tidak tahu mengapa tiba tiba Menara Hantu Putih menyerang Kota.
Penginapan Aroma Malam hanyalah nama samaran untuk Sekte Aroma Malam sendiri, Sekte ini sudah ada untuk menjaga keamanan Kota serta hanya bergerak jika mendesak seperti sekarang. Menara Hantu Putih sendiri terkenal tidak segan menghabisi satu wilayah bila sudah ditargetkan.
Itulah sebabnya gadis itu menyuruh Fang Wei mencari penginapan lain untuk setidaknya bersembunyi karena penginapan mereka saat ini akan dipenuhi anggota Sekte Aroma Malam untuk membentuk perlawanan. Mereka juga sudah meminta para pendekar bebas yang kebetulan masih di Kota untuk membantu dengan bayaran sumber daya, karena sudah terlambat untuk keluar dari Kota sekarang.
"Baiklah, aku akan membantu juga dengan bayaran yang kalian sebutkan." Ucap Fang Wei membuat gadis itu sedikit lega teruma setelah tahu jika Fang Wei merupakan Pendekar Suci.
Fang Wei dan gadis itu kemudian turun ke lantai satu, saat ini lantai itu dipenuhi puluhan gadis yang berpempilan sama serta membawa pedang. Lan Xie juga berada di antara mereka dengan Guxinnya.
"Terima kasih sudah berniat memberi bantuan, Senior!"
Lan Xie serta gadis lainnya memberikan hormatnya setelah mengetahui hal tersebut, Lan Xie tidak menduga jika pemuda yang menarik perhatiannya tadi memiliki tingkat bela diri lebih tinggi darinya.
"Saudari sekalian, tidak ada alasan lagi untuk takut. Mari pertahankan Kota Nanjing!" Lan Xie buka suara yang kemudian setiap gadis mengangkat pedang mereka siap bertarung.
Semangat mereka bangkit dengan keberadaan Pendekar Suci seperti Fang Wei yang akan bisa mengurus Gagak Besi nantinya. Sebetulnya mereka merasa tidak ada harapan karena Gagak Besi, mengingat puluhan dari mereka hanyalah tingkat Ahli dan hanya Lan Xie yang tingkat Raja. Sekte Aroma Malam sebenarnya memiliki satu Pendekar Suci yaitu Mantriak mereka sendiri namun beberapa waktu lalu Mantriak mendapat luka dalam sehingga masih dalam perawatan.
Baru saja anggota Sekte Aroma Malam keluar dan menyusun formasi pertahanan sekitarnya, sebuah suara terompet mengisi sunyinya malam. Tidak beberapa lama mulai terdengar banyak teriakan dari warga Kota yang mendapat serangan tiba tiba dari pendekar dari Menara Hantu Putih.
Fang Wei mencari tempat paling tinggi di Kota dan mengamati pertempuran yang sudah terjadi di setiap inci Kota, setidaknya ada puluhan pembunuh yang bergerak dan bertarung dengan anggota Sekte Aroma Malam. Pertarungan itu masih dalam kendali dipihak Kota Nanjing, karena kemampuan pembunuh masih di tingkat Ahli.
Lan Xie menaiki sebuah atap rumah warga Kota dan mulai memainkan Guxinnya, musiknya seolah bersemangat mengeluarkan energi serangan kepada para pembunuh Menara Hantu Putih.
"Keahlian gadis ini tidak buruk..." Fang Wei masih mengamati situasi, ia tidak ikut campur dan hanya mencari keberadaan Gagak Besi sesuai kesepakatan dengan Lan Xie jika Gagak Besi muncul maka barulah Fang Wei bergerak. Lan Xie mengatakan jika hanya beberapa pendekar bebas di Kota hanyalah Pendekar Bergelar.
Biarpun tidak ada kesepakatan sebelumnya, Fang Wei tetap akan mengincar Gagak Besi karena ia tidak akan membiarkan orang yang sudah mengarahkan nafsu membunuh kepadanya hidup.
"Serang! Pertahankan Kota!"
Belasan pendekar Ahli muncul bersama Walikota dan ikut pertempuran, di sebelahnya ada satu orang lagi yang Fang Wei kenali merupakan salah satu pengawal dari Klan Nie sebelumnya. Pendekar itu memberi hormat ke arah Fang Wei karena memang ia sengaja tidak menyembunyikan aura keberadaannya. Fang Wei tersenyum tipis, Pendekar itu merupakan Pendekar Suci dengan lima gerbang.
"Apa si Gagak Besi itu tidak ikut campur?" Cheng Qing muncul di dekat Fang Wei.
"Sekarang ada Pendekar Suci lain selain diriku, dia pasti tidak ingin mengambil resiko." Ucap Fang Wei setelah mengamati situasi yang tidak ada tanda tanda kemunculan Gagak Besi.
Pertempuran di Kota dengan cepat dikuasai oleh pihak Kota namun tidak lama suara terompet kembali terdengar, kali ini ratusan pembunuh dengan belasan orang diantara mereka berada di tingkat Pendekar Bergelar muncul mengagetkan pihak Kota.
Kemunculan pembunuh dengan kemampuan yang tinggi itu membuat pasukan Lan Xie serta Walikota kewalahan, sementara Pendekar Suci dari Klan Nie hanya memastikan keselamatan Walikota tampa peduli yang lain. Sikapnya itu membuat Fang Wei tertawa sinis, ia berfikir Nona Klan Nie hanya peduli pada Walikota.
"Hei, Fang Wei! Kau hanya akan melihat saja?" Tanya Cheng Qing setelah melihat posisi pasukan Lan Xie mulai terdesak.
"Itu bukan urusanku, lagipula aku bukan bagian dari Kota." Jawaban Fang Wei ini membuat mulut Cheng Qing mengerutkan dahinya.
"Aku hanya menyayangkan warga Desa yang kau bawa sebelumnya malah mati." Ucap Cheng Qing seraya terkekeh.
Fang Wei menjadi terdiam, biar bagaimanapun ia memiliki sedikit ikatan dengan warga Desa sebelumnya. Fang Wei berpikir sejenak sebelum menarik Seruling Kematian, ia berniat mencoba menggunakan ilmu seruling yang baru baru ini dipelajarinya.
Melihat hal itu, Cheng Qing diam diam tersenyum penuh makna. Roh itu menjilati bibirnya tidak sabar untuk menikmati jiwa dari para pembunuh yang keji itu.
Fang Wei mengalirkan tenaga dalamnya dan mulai memainkan Seruling Kematian, nada nada indah mengisi malam. Nada itu seolah menghipnotis setiap orang yang mendengarnya, pertarungan yang sedang berlansung tadi mendadak berhenti.
Lan Xie menoleh ke arah tempat Fang Wei, ia melihat pemuda itu berdiri tenang sambil memainkan serulingnya.
"Apa yang dia lakukan?" Lan Xie mengerutkan dahinya. Ia heran karena selain pertempuran yang berhenti tidak ada yang terjadi pada para pembunuh.
Setidaknya begitulah yang ia pikirkan sebelum nada indah itu berubah dengan nada yang mengerikan seolah iblis dari neraka sedang berteriak di telinga. Lan Xie menutup telinganya, kepalanya pusing setelah mendegarnya lebih lama.
Situasi para pembunuh dari Menara Hantu Putih lebih parah, masing masing dari mereka tiba tiba jatuh berguling di tanah sambil memegangi kepala mereka. Pendeka Bergelar di antara pembunuh itu jatuh berlutut menutup telinga mereka.
Lan Xie mengatur napasnya setelah kepalanya kembali normal, ia tersentak kaget setelah melihat keadaan para pembunuh dari Menara Hantu Putih mengerang dan berteriak kesakitan. Pendekar Ahli dari mereka mati dengan tangan yang mencekik lehernya sendiri, sementara Pendekar Bergelarnya hanya bertahan sejenak sebelum tubuh mereka mengalami pendarahan di setiap lubang tubuh mereka dan mati.
Pihak Kota serta pasukan Lan Xie memandang ke arah tempat Fang Wei yang masih memainkan serulingnya, sementara para pembunuh Menara Hantu Putih sudah tidak bersuara lagi.
"Lagi! Bunuh mereka lagi! Buat lebih menyakitkan!"
Sementara itu Cheng Qing berteriak kegirangan, ia bertepuk tangan serta air liurnya tidak berhenti menetes. Ia tidak menduga rasa jiwa manusia senikmat ini setelah ribuan tahun tidak menikmatinya.
Fang Wei sendiri sedang berusaha mengendalikan pikirannya yang diliputi nafsu membunuh dari Cheng Qing, ia hanya berniat membunuh beberapa dari mereka dan menyerahkan sisanya pada pihak Kota namun tidak menyangka Cheng Qing meliputi pikirannya sehingga tidak bisa mengendalikan pikirannya lebih bebas.
"Kau!"
Fang Wei menunjuk Cheng Qing setelah ia berhasil mengendalikan pikirannya, nafasnya tersenggal senggal serta kepalanya terasa pusing. Selain tenaga dalamnya yang dihisap hampir seribu, Fang Wei merasakan mentalnya ikut terganggu.
"Ahhh, rasa yang sudah lama..." Cheng Qing tidak peduli dengan Fang Wei, ia menjilati bibirnya lalu tersenyum lebar.
Fang Wei menjadi geram, "Kali ini aku tidak akan membiarkanmu keluar!"
"Apa?! Tidak! Maafkan aku!" Cheng Qing menjadi kaget, ia melayang ke hadapan Fang Wei dan memasang wajah memohon.
Cheng Qing terus memohon namun Fang Wei memasang expresi datar, hal itu membuat Cheng Qing semakin keras memohon hingga memuji muji Fang Wei dengan kata manisnya. Ia tidak ingin kembali ke ruangan hampa dan gelap di kantong ruang.
Fang Wei mendengus kesal sebelum memasukkan Seruling Kematian itu ke dalam kantong ruangnya tampa peduli jeritan Cheng Qing. Fang Wei kemudian turun dari tempatnya dan mendarat di samping Lan Xie yang sudah memandangnya dengan senyum canggungnya.
"Kau akan tetap membayarku kan?" tanya Fang Wei tampa menatap Lan Xie.
Lan Xie terbatuk pelan sebelum mengatakan tentu saja karena bantuan Fang Wei sebelumnya, tampa bantuan itu mereka akan mengalami kerugian besar di pihaknya sendiri.
"Heh." Fang Wei terkekeh setelah memandang ke suatu arah, ia bisa melihat dua orang yang mengenakan topeng berbeda sedang memandang ke arah mereka berdua. Fang Wei bisa melihat jika Gagak Besi adalah salah satunya sementara yang satu lagi menggunakan topeng dengan ukiran sayap di bagian topengnya. Jaraknya memanglah belasan meter dan dua orang itu ahli menyembunyikan keberadaannya, namun nafsu membunuh mereka jelas tidak lepas dari indra Fang Wei yang sensitif.
Lan Xie merinding mendegar kekehan itu, ia tentu saja tidak mengetahui mengapa Fang Wei seperti itu. Ia kemudian turun dan mengumpulkan anggota Sektenya sebelum kembali ke Penginapan Aroma Malam bersama Fang Wei.
***
Hai, terima kasih sudah meninggalkan like dan komentarmu yang berharga :) Terima Kasih juga yang sudah memberi saran dan doa yang terbaik ;) Jangan lupa meninggalkan jejakmu lagi... itu sangatlah berharga ;)
Ohya, mungkin banyak typo. Saya banyak meminta maaf, hal itu tidak saya sadari karena keyboard saya sering mengubah kata sendiri :》
LPPN akan tetap up setiap hari~
Saya akan tetap konsisten up, karena tidak ada usaha yang menghianati hasil heheh...
Tetap jaga kesehatan ya~ selamat membaca~
Saya juga ada membaca jika ada yang mengira Fang Wei adalah keturunan Fang An serta Kitab yang Fang Wei pelajari adalah kitab meringankan tubuh karena sama dengan di LPN. Tenang itu semua ada udang dibalik batu heheh...
Sedikit bocoran, akan ada bab yang akan membuat kejutan nanti. Sebagai pengobat rindu heheh...
semangat
menurut yg saya fahami iyalah dunia luas yg di gambarkan kak Ron seperti tata Surya pada kehidupan nyata,ada bumi,mars Jupiter DLL,bedanya setiap dunia yg di gambarkan kak Ron ini memiliki kehidupan, misalkan fang Wei di bumi di huni manusia biasa-pendekar,nah di mars di huni oleh para kultivator, kemudian di Jupiter atau Venus di huni para demon (bangsa ye Wang,chi Yue,long nue DLL).