NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:66.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31.Sesuatu yang Berbahaya

Para tetangga Mulya memerhatikan dari kejauhan saat Arya dan rombongannya meninggalkan rumah. Rasa penasaran masih menggelayuti benak mereka, bertanya-tanya apa tujuan kedatangan Arya dan siapa pria tinggi berwibawa yang bersama mereka. Sosok Arlan terutama menarik perhatian, penampilannya yang gagah dan berkelas membuat banyak orang diam-diam menebak-nebak siapa dia dan apa hubungannya dengan Arya serta Alika.

Saat mobil melaju perlahan di jalan desa, mata Alika tiba-tiba tertumbuk pada dagangan mangga milik Bu Sri, seorang tetangga yang dikenal menjual mangga langka favoritnya. Dahulu, setiap kali Bu Sri menjual mangga itu, Alika selalu membelinya tanpa ragu. Rasa rindu akan kenangan saat masih tinggal di desa ini mendadak menyergapnya.

"Kak, aku ingin membeli mangga itu," ucap Alika dengan nada antusias, matanya berbinar.

Arlan menoleh, memperhatikan sekilas buah yang dimaksud. Tanpa banyak bicara, ia tersenyum tipis lalu memberi isyarat pada sopir untuk menghentikan mobil. Kebetulan, Arya masih sibuk menerima telepon, dan Adriel yang tadinya rewel kini tampak mulai terlelap di pangkuan Alika.

"Aku saja yang turun," kata Arlan, membuka pintu mobil.

Alika sempat ingin ikut, tapi Arlan menahannya dengan tatapan lembut, seolah berkata ia akan mengurusnya. Alika pun mengalah, membiarkannya pergi.

Saat Arlan tengah memilih beberapa buah mangga, Arya selesai dengan teleponnya dan menyusulnya. Bu Sri, yang mengenali Arya, langsung menyapanya dengan ramah. Namun, pandangannya tak bisa lepas dari Arlan. Rasa penasaran membuatnya akhirnya bertanya,

"Pak Arya, siapa, ya, pemuda gagah ini? Saudara atau keponakan, mungkin?"

Arya melirik sekilas ke arah Arlan sebelum menjawab dengan tenang, "Dia calon suami Alika."

Mata Bu Sri membesar, kaget sekaligus kagum. "Masya Allah, berarti calon menantu, ya?" tanyanya memastikan.

Arlan, yang sejak tadi sibuk dengan buah-buah yang dipilihnya, mengangguk kecil sebagai tanda membenarkan.

"Beruntung sekali Alika," ujar Bu Sri dengan nada penuh kekaguman. "Calon suaminya lebih tampan dan gagah dibanding mantan suaminya yang dulu."

Arlan hanya menanggapi dengan senyum tipis, tanpa menunjukkan ekspresi berlebihan. Baginya, perbandingan seperti itu tak terlalu penting. Ia mengambil mangga yang telah dipilih, membayarnya, lalu kembali ke mobil tanpa berkata banyak.

Arya, yang melihat sikap Arlan, hanya tersenyum tipis, ia tahu pria itu bukan tipe yang mudah terbawa pujian atau basa-basi. Bu Sri pun hanya menggeleng pelan, semakin yakin bahwa pria yang baru saja dikenalnya itu memang bukan orang biasa.

Saat Arya hendak berbalik menuju mobil, Bu Sri yang masih penasaran kembali berceletuk, "Calon mantu Pak Arya ini sepertinya orang kaya, ya? Lihat saja mobilnya, mewah sekali."

Arya hanya tersenyum tipis, tidak merasa perlu membenarkan atau membantah. Ia memang bukan tipe orang yang suka membanggakan sesuatu, apalagi soal materi.

Bu Sri yang melihat reaksi Arya semakin yakin dengan dugaannya. "Alika pulang ini pasti buat minta restu ibu sama kakek-neneknya, ya?"

Kali ini Arya mengangguk, membenarkan. "Benar, Bu Sri. Kami memang ke sini untuk itu," jawabnya singkat sebelum akhirnya berpamitan.

Tak butuh waktu lama, kabar tentang Alika yang datang ke kampung halaman untuk meminta restu menikah langsung menyebar luas. Seperti angin yang berembus kencang, berita itu melesat dari mulut ke mulut. Tak hanya soal pernikahan, tetapi juga tentang calon suaminya yang disebut-sebut lebih tampan dan lebih kaya dari Rudy.

Di sudut lain kampung, Rudy yang baru saja pulang dari luar mendengar kabar itu dari beberapa tetangga yang membicarakannya di warung kopi. Ia diam sejenak, mencerna informasi tersebut. Ada sesuatu yang terasa menyesakkan di dadanya.

Rudy duduk di kursi reyot di beranda rumahnya, ditemani sebatang rokok yang bahkan tak sempat ia nyalakan. Jemarinya yang kasar menggenggam batang rokok itu, meremasnya tanpa sadar. Matanya menatap kosong ke arah jalanan desa yang mulai sepi, tapi pikirannya melayang jauh, kembali ke masa lalu yang penuh penyesalan.

Ia menarik napas panjang, tetapi udara yang masuk ke dadanya terasa berat, seolah ada beban yang menghimpitnya dari segala arah. Senyum masam terukir di wajahnya, bukan karena bahagia, melainkan kepasrahan yang menyakitkan.

"Semoga kau bahagia, Alika..." gumamnya lirih, nyaris seperti angin yang tersapu malam. "Maafkan aku... Aku telah menghancurkan hidupmu, melukai hatimu..."

Suara itu bergetar, seperti jiwanya yang rapuh. Ia menunduk, menatap kaki kirinya yang kini pincang akibat kecelakaan di kota dulu, sebuah pengingat pahit bahwa karma selalu datang, cepat atau lambat.

Dulu, ia berdiri tegak, penuh percaya diri, merasa memiliki segalanya. Tapi sekarang? Ia bahkan tak bisa lagi berjalan tanpa rasa sakit. Ia bukan lagi Rudy yang dulu dicintai Alika, yang dulu Alika percayai.

Jemarinya mengepal, kuku-kukunya hampir mencengkeram telapak tangannya sendiri. Sekuat apa pun ia berusaha menyangkal, kenyataan tetaplah kenyataan. Alika telah pergi, menemukan seseorang yang lebih baik. Seorang pria yang bisa memberinya kehidupan yang lebih layak, lebih bahagia, lebih dari apa pun yang bisa ia berikan.

Dan dirinya?

Ia hanya bisa menatap dari kejauhan, tersesat dalam pusaran penyesalan yang tak berujung.

***

Di salah satu sudut klub malam yang remang-remang, Terry duduk dengan wajah masam. Dentuman musik menggetarkan lantai, tetapi pikirannya jauh dari keramaian itu. Minuman di tangannya ia putar perlahan, sementara tatapan matanya kosong menatap gelasnya.

Fani, teman sekaligus rekan sesama sosialita, menyesap minumannya sebelum menatap Terry dengan ekspresi miris. "Begitu lama kau mengejar Arlan, bahkan setelah dia menduda, kau masih berharap, tapi lihat sekarang, dia malah menikah dengan orang lain."

Terry mendengus, meletakkan gelasnya dengan sedikit kasar di atas meja. "Jangan menaburkan garam di atas luka, Fani."

Fani hanya terkekeh kecil, mengangkat bahu seolah tak peduli. "Jodoh sudah ditentukan Tuhan, Terry. Kalau dia memang bukan untukmu, bagaimana pun caramu mengejarnya, kau tidak akan pernah mendapatkannya." Ia menatap Terry dengan pandangan penuh arti. "Lebih baik cari cinta sejatimu daripada terus mengharapkan bintang yang tak mungkin kau gapai."

Terry tak menjawab. Ia hanya meneguk minumannya dengan cepat, lalu menghela napas panjang. Ada rasa frustrasi yang tak bisa ia sembunyikan.

Kenapa ia selalu kalah dari wanita-wanita dari kalangan bawah itu? Dulu, istri pertama Arlan, perempuan tanpa asal-usul jelas yang besar di panti asuhan, berhasil merebut tempat yang ia inginkan. Sekarang, Alika, wanita kampung yang berasal dari keluarga berantakan, lagi-lagi mengalahkannya.

Namun, ketika nama Alika terlintas dalam pikirannya, sesuatu berputar di kepalanya. Terry mendadak teringat sesuatu. Senyum sinis mulai terukir di wajahnya, dan sorot matanya yang semula penuh kemarahan kini berubah menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.

Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk seringai licik. Latar belakang Alika…

Ia memiringkan kepalanya sedikit, lalu tersenyum penuh arti. Jika Arlan memilih Alika, maka ia hanya perlu membuat pilihan itu menjadi kesalahan terbesar dalam hidup pria itu.

Fani mengerutkan kening saat melihat perubahan ekspresi Terry. Ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang berbahaya. Senyum itu terlalu licik, terlalu penuh perhitungan.

“Terry…” Fani meletakkan gelasnya dan mencondongkan tubuh sedikit. “Ekspresi dan senyumanmu itu… terlihat berbahaya. Aku tahu kau tidak terima dengan pernikahan Arlan dan Alika, tapi jangan bertindak gegabah.”

Terry tetap diam, hanya memutar gelas di tangannya tanpa minat menanggapi.

Fani menghela napas sebelum melanjutkan, “Sebagai teman, aku hanya ingin mengingatkan. Jangan merencanakan sesuatu yang akan membuatmu semakin jatuh.” Tatapannya serius. “Kau tahu bagaimana Arlan. Dia bukan pria pemaaf. Dia juga bukan tipe yang bisa disinggung begitu saja. Kalau kau masih berani mengusiknya, Terry, kali ini kau benar-benar akan hancur.”

Gelas di tangan Terry mendadak terhenti. Jemarinya menggenggamnya erat, begitu kencang hingga buku-buku jarinya memutih.

Ekspresi Terry sulit dijelaskan, seakan ada badai yang bergejolak di dalam dirinya. Amarah, frustrasi, keinginan untuk melawan, tapi juga ada ketakutan yang coba ia redam.

Fani menatapnya dengan prihatin, tetapi ia tahu tidak ada lagi yang bisa ia katakan. Terry bukan tipe yang mudah menerima peringatan.

Keheningan sejenak melingkupi mereka, hanya diiringi dentuman musik di latar belakang. Sampai akhirnya Terry menarik napas panjang, mengangkat gelasnya, dan meneguk minumannya dalam sekali teguk.

Namun, meskipun ia diam, matanya masih menyimpan sesuatu. Sesuatu yang berbahaya.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!